By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Amanat.idAmanat.idAmanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: Paradigma Miring Masyarakat terhadap Penderita Mental Illness
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Amanat.idAmanat.id
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Search
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
Have an existing account? Sign In
Follow US
Mental illness, Kukira kau rumah, Resensi film kukira kau rumah, Kesehatan mental, Film gangguan mental
Tangkapan layar film Kukira Kau Rumah (Dok. Khusus).
Film

Paradigma Miring Masyarakat terhadap Penderita Mental Illness

Last updated: 13 Juli 2024 8:49 pm
Redaksi SKM Amanat
Published: 13 Juli 2024
Share
SHARE
Mental illness, Kukira kau rumah, Resensi film kukira kau rumah, Kesehatan mental, Film gangguan mental
Tangkapan layar film Kukira Kau Rumah (Dok. Khusus).

Film Kukira Kau Rumah yang rilis pada 3 Februari 2022 kemarin menjadi ajang debut pertama Umay Shahab sebagai sutradara. Mengangkat isu mental illness atau kesehatan mental, film ini ramai diperbincangkan karena mengusung tema yang berbeda.

Film Kukira Kau Rumah mengangkat kisah seorang gadis bernama Niskala (Prilly Latuconsina) yang mengidap penyakit bipolar. Karena penyakit yang diidapnya, ayahnya selalu membatasi ruang geraknya. Bahkan, ayahnya pun melarangnya untuk kuliah.

Merasa terlalu dikekang oleh sang ayah, Niskala ingin membuktikan bahwa ia dapat beraktifitas layaknya orang biasa, meskipun harus tetap bergantung pada obat-obatan. Bersama kedua sahabatnya, Oktavianus (Raim Laode) dan Dinda (Shenina Cinnamon), Niskala diam-diam melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan.

Tujuan Niskala untuk kuliah tak lain adalah untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa di Tengah penyakit mental yang dialami, ia tetap dapat berprestasi. Namun, tak disangka bahwa di bangku perkuliahan ia justru bertemu dengan Pram (Jourdy Pranata).

Pram digambarkan sebagai tokoh yang kesepian karena ayahnya meninggal ketika ia duduk di bangku SMP dan ibunya yang sibuk bekerja. Kehadiran Niskala membuat Pram menemukan warna baru dalam hidupnya. Di tengah kedekatan mereka, Pram tidak mengetahui bahwa Niskala adalah seorang penderita bipolar.

Dengan adanya Pram di hidup Niskala, ia merasa bahwa ada orang lain yang dapat melindunginya dari kekangan sang ayah. Namun, hal tersebut tak berlangsung lama ketika pada satu waktu orang tuanya mendapatinya sedang membawakan lagu di sebuah kafe bersama Pram. Tak disangka, pertemuan ini membuat ayahnya sangat murka dan memunculkan sisi lain Niskala.

Kesehatan Mental dan Moralitas Masyarakat

Kesehatan mental merupakan keseimbangan kondisi emosi, jiwa, dan psikis seseorang. Peristiwa-peristiwa kecil maupun besar yang terjadi dalam hidup baik yang langsung maupun yang tidak langsung juga dapat memengaruhi kualitas kesehatan mental seseorang.

Seperti pada film-film lainnya, emosi juga digunakan sebagai media penyelubung perspektif pandangan si pembuat “Ku Kira Kau Rumah”. Ketimbang menggunakan pematangan plot atau storrytelling layaknya Penyalin Cahaya yang bisa mengkolaborasikan komponen-komponen tersebut.

Banyak sekali jenis mental illness yang perlu kita ketahui, seperti stress, depresi, kecemasan, bipolar, dan lain sebagainya. Dalam film Kukira Kau Rumah, Niskala yang menderita penyakit bipolar dan dikekang oleh sang ayah, membutuhkan rumah untuk pulang. Dan ia menemukannya pada seorang Pram.

Gangguan bipolar sendiri adalah gangguan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati secara drastis. Gangguan ini dapat diderita seumur hidup sehingga mempengaruhi aktivitas penderita. Namun, pemberian obat-obatan dan psikoterapi dapat dilakukan penderita untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari. Keberadaan orang-orang di sekitarnya juga dapat membantu penderita bipolar untuk mengontrol emosinya.

Dalam film Kukira Kau Rumah, Niskala yang perasaannya sangat sensitif tidak mendapat dukungan yang penuh dari keluarganya. Ia justru mendapat dukungan itu dari teman-temannya dan Pram. Sehingga, ketika orang tuanya melarangnya untuk dekat dengan Pram, ia merasa bahwa dunianya direnggut paksa dan ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Representasi keluarga Niskala yang diberikan kepada penonton sebagai salah satu contoh pihak yang dibuat seperti melebih-lebihkan nilai moral. Ayah Niskala yang terlalu mengekangnya karena keterikatan emosional ayah dan anak. Memberikan nilai moral tersendiri layaknya ayah-ayah di kehidupan nyata.

Moralitas yang dibangun Umay dalam film pertamanya ini agaknya menonjolkan dua pihak yang berkesinambungan, antara keterikatan moral dan pendefinisian “rumah” secara eksplisit. Dualisme dibangun dengan perbedaan pandangan ketara demi membangun suatu bentuk kepedulian komunal pada mereka yang mengalami masalah mental.

Sedikit berbeda dari pandangan Friedrich W. Nietzsche tentang moralitas musti diketahui dan dipahami oleh banyak orang. Ia melihat bahwa seleksi alam memberi pengaruh banyak dalam kehidupan. Yang lemah dan tak berdaya akan musnah oleh waktu.

Perihal kepentingan diri, Nietzsche menempatkan egoisme pada tingkat tertinggi dan bermoralitas tuan, berbeda dengan pandangan humanisme Abraham Maslow. Bagi Nietzsche, manusia egois adalah manusia yang dapat mentransformasi dirinya. Ia juga beranggapan bahwa golongan yang menganggap egoisme adalah hal yang buruk tergolong memiliki moralitas budak.

***

Di akhir film, terdapat sedikit kutipan puisi yang dibuat oleh Pram tentang Niskala. Puisi tersebut didapati Niskala pada buku harian Pram yang terdapat di kamarnya. Berikut kutipan puisinya.

Namanya Niskala

Dan dia bisa terbang

Gadis pertama di dunia yang bisa seperti itu

Setidaknya itu yang ia percaya

Dan kita yang melihatnya

Masih ingat dengan senyumannya yang menular itu?

Ternyata tangisnya pun juga

 

Judul: Kukira Kau Rumah

Pemeran: Prilly Latuconsina, Jourdy Pranata, Shenina Cinnamon, Raim Laode, Unique Priscilla, Kiki Narendra

Durasi: 1 Jam 30 menit

Production house: MD Pictures & Sinemaku Pictures

Sutradara: Umay Shahab

Produser: Prilly Latuconsina

Penulis naskah: Monty Tiwa, Umay Shahab, Imam Salimy

Rilis: 3 Februari 2022

Resentator: Novia Rizky Kamilulfalaah

Editor: Imamul M.

“How It Ends” Akhir Dunia dan Perjalanan yang Penuh Tanda Tanya
Peduli Kesehatan Mental, HMJ BPI UIN Walisongo Gelar Seminar
Derita ABK di Balik Nikmatnya Seafood yang Kita Santap
3 Manfaat Menggambar untuk Atasi Stres
Dualisme Keinginan Hidup Normal
TAGGED:film gangguan mentalkesehatan mentalkukira kau rumahMental illnessresensi film kukira kau rumah
Share This Article
Facebook Email Print

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
XFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!
[mc4wp_form]
Popular News
Ma'had UIN Walisongo, Wajib Ma'had, UIN Walisongo
UIN WalisongoVaria Kampus

Aksi Lanjutan Penolakan Wajib Ma’had Fokus Pasang Vandel untuk Tarik Perhatian Menag

Redaksi SKM Amanat
11 Agustus 2023
Kado Dies Natalis, Kini UIN Walisongo Punya 7 Jurnal Terakreditasi Peringkat 2
Meskipun Mengidap Tunanetra Low Vision, Risa jadi Wisudawan Terbaik FITK
Beberapa Olahraga yang Dapat Dilakukan Dalam Ruangan
Imam Taufiq: Wisudawan Terbaik Akan Mendapat Apresiasi Beasiswa Penuh dari Kampus
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: Paradigma Miring Masyarakat terhadap Penderita Mental Illness
Share

Tentang Kami

SKM Amanat adalah media pers mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kantor dan Redaksi

Kantor redaksi SKM Amanat berlokasi di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lantai 1, Kampus III UIN Walisongo, Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan, Kota Semarang, dengan kode pos 50185

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Reading: Paradigma Miring Masyarakat terhadap Penderita Mental Illness
Share
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?