• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Senin, 19 Mei 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Mencari Kebahagiaan dengan Romantisasi Hidup

Meromantisasi hidup bukan hanya soal menciptakan perubahan signifikan, tetapi sadar akan hal kecil yang mengarah pada kebahagiaan dan kepuasan batiniah

Eva Salsabila Azzahra by Eva Salsabila Azzahra
1 tahun ago
in Esai
0

Baca juga

Gerakan New Left dan Perseteruannya dengan John Lennon

Raih Keseimbangan dengan Ekonomi Hijau

Alegori Kehidupan yang Absurd

Romantisasi hidup, Romantisasi kunci kenyamanan hidup, Kunci Kebahagiaan, Meromantisasi hal kecil, Tips mendapatkan kebahagiaan
Ilustrasi mindfulness (istockphoto.com)

Semakin dewasa, kita mungkin sering merasa hidup ini melelahkan, tidak bermakna, hampa, dan sebagainya. Membuat kita kemudian bertanya, “Sudah benarkah hidup yang dijalani?”

Sebagai insan biasa, sesekali kita perlu mengambil jeda dan berusaha mensyukuri apa yang terjadi. Terkadang yang membuat hidup sulit dijalani adalah persepsi dari pikiran kita dan ekspektasi atas standar hidup yang ditetapkan.

Padahal, kita bisa memaknai hidup dengan sederhana. Sesederhana menikmati keindahan suasana di penghujung gulita, nuansa aroma petrikor setelah hujan, atau melakukan solo travelling jarak jauh.

Ini yang kemudian diharfiahkan oleh masa dengan istilah “Romantisasi hidup”. Mereka yang meromantisasi hal kecil sekalipun, cenderung lebih nyaman dan bahagia dalam menikmati kehidupan. Istilah ini mencuat ke permukaan pada Mei 2020, oleh seorang Pekerja Sosial Klinis atau Licensed Clinical Social Worker (LCSW) asal Los Angeles, Ashley Wards melalui videonya.

Tentang Tokoh Utama Kehidupan

Sebuah video logging di kanal YouTube milik Content Creator asal Utah menunjukkan aktivitasnya berjemur di pagi hari dan menyemprotkan parfum beraroma lemon di atas selimut berhias merah muda. Bukan apa, intensinya melakukan itu adalah menganggap dirinya seolah-olah tokoh utama dalam ceritanya.

Tidak peduli seberapa sederhana hari-hari yang dilalui, selagi membuat diri nyaman menjalaninya, hal tersebut bukanlah masalah. Poin pentingnya adalah kebahagiaan seperti apa yang ingin dicapai dan bagaimana tolok ukur untuk mencapainya.

Setiap dari kita adalah tokoh utama dalam lembaran halaman dari cerita yang dibuat. Bayangkan diri kita menjadi pemeran utama dan menyadari seutuhnya hal-hal yang dilakukan. Begitu kiranya yang dikatakan Ashley Wards.

Dengan menjadi tokoh utama, kita dapat menciptakan ruang terhadap siapa diri kita dan apa keotentikan yang terbentuk.

Kebahagiaan dari Hal Sederhana

Apa yang dikatakan Wards dan segala yang berkenaan dengan romantisasi hidup, bisa dikatakan mirip dengan “mindfulness”. Ada benang merah yang menghubungkan keduanya.

Romantisasi hidup memberikan pelajaran mengenai kehadiran diri secara utuh. Winnie Abramson dalam bukunya yang berjudul “One Simple Change” menerangkan bahwa kehadiran diri diperlukan dalam setiap situasi untuk dapat memaknai detail kecil dalam kehidupan. Kehadiran diri sering kali mengantarkan pada pemaknaan hidup secara holistik.

Perihal meromantisasi bukan hanya soal menciptakan perubahan signifikan, tetapi sadar akan hal kecil yang mengarah pada kebahagiaan dan kepuasan batiniah.

Senada dengan keterangan Rachel Hoffman dan Alyssa Mancao dari LCSW, pada akhirnya, menemukan cara tersendiri untuk tetap hadir merupakan tujuan akhir dari romantisasi hidup. Romantisasi hidup menyiratkan pesan agar setiap orang bisa menemukan cara membentuk kebahagiaan hakikinya sendiri.

Eva Salsabila

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: kunci kebahagiaanmeromantisasi hal kecilmeromantisasi hidupromantisasi hidupromantisasi kunci kenyamanan hiduptips mendapatkan kebahagiaan
Previous Post

Tabloid SKM Amanat Edisi 111 Tahun 2008

Next Post

Tabloid SKM Amanat Edisi 102 Tahun 2004

Eva Salsabila Azzahra

Eva Salsabila Azzahra

Related Posts

new left, gerakan new left, sejarah new left, gerakan penolakan perang vietnam, chicago 7, john lennon
Esai

Gerakan New Left dan Perseteruannya dengan John Lennon

by Moehammad Alfarizy
13 Februari 2025
0

...

Read more
Ekonomi Hijau, Pengembangan Ekonomi Hijau, Manfaat ekonomi hijau, Ekonomi Hijau Indonesia, Green Economy

Raih Keseimbangan dengan Ekonomi Hijau

27 Januari 2025
Ilustrasi seseorang menemukan makna kehidupan (istockphoto.com)

Alegori Kehidupan yang Absurd

8 Januari 2025
Lagu Hidup, Esai lagu hidup, Bagus Dwi Danto, Makna lagu hidup, Esai Lagu

Nyala Perlawanan dalam “Lagu Hidup”

12 Desember 2024
Caligula, Raja gila, Absurditas Caligula, Kegilaan Caligula, Kepriribadian Caligula 

Caligula dan Kegilaannya

26 Oktober 2024

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Efri Arsyad, Studi Luar Negeri, Harlah PBI UIN Walisongo, Tips Studi Luar Negeri, UIN Walisongo

Efri Arsyad Jelaskan Tantangan dan Manfaat Studi ke Luar Negeri

16 Mei 2025
Kalam Walisongo, Harlah Kalam Walisongo, Reuni Alumni UIN Walisongo, Halal Bi Halal UIN Walisongo, UIN Walisongo

Kalam Walisongo Adakan Reuni Akbar, Jalin Silahturahmi antar Alumni

19 April 2025
Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender

Realitas Semu Emosi Pria

13 Mei 2025
KSK Wadas, Studi Pentas Wadas, Teater Wadas, KSK Wadas UIN Walisongo, UIN Walisongo

KSK Wadas Kembali Adakan Studi Pentas dari Naskah Karya Arifin C Noer

26 April 2025
Load More

Trending News

  • Aksi Diam, Aksi Diam UIN Walisongo, Perpustakaan UIN Walisongo, Aksi Diam Perpustakaan, Perkuliahan Hybrid UIN Walisongo

    Beberapa Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Aksi Diam Tuntut Kembalikan Jam Normal Perpustakaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca dan Menelaah Falsafah Mandor Klungsu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Aksi Kecil Menjaga Bumi yang Kita Huni

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend