• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Sabtu, 21 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Duck Syndrome: Tampak Tenang Meski Banyak Tekanan

Duck Syndrome terjadi pada fase usia menjelang dewasa, sekitar usia 20-an tahun.

Eva Nur Yuliana by Eva Nur Yuliana
3 tahun ago
in Artikel
0

Baca juga

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Duck syndrome tetap tenang walau banyak tekanan
Ilustrasi Duck Syndrome. (Sumber: Psychologytoday)

Beberapa dari kita mungkin pernah melihat seseorang yang tampak bahagia serta menikmati hidup yang dimiliki. Namun, pernahkah terpikir, tekanan atau permasalahan apa saja yang harus disembunyikan oleh orang tersebut agar terlihat bahagia?

Berangkat dari hal tersebut, muncullah istilah Duck Syndrome atau sindrom bebek. Sebuah fenomena ketika seseorang dapat menutupi kesedihan bahkan permasalahan yang ada, agar terlihat baik-baik saja. Duck Syndrome muncul pertama kali di Stanford University, sebagai penggambaran akan permasalahan mahasiswa.

Istilah sindrom bebek ini menganalogikan keadaan bebek ketika berenang. Bebek akan terlihat tenang, tetapi kakinya aktif berenang untuk tetap menyeimbangkan badan di atas permukaan air. Hal inilah yang akhirnya dikaitkan dengan kondisi seseorang ketika menghadapi tekanan, tapi mencoba terlihat baik-baik saja.

Penyebab Duck Syndrome

Dilansir dari gramedia.com, seringkali Duck Syndrome terjadi pada fase usia menjelang dewasa, sekitar usia 20-an tahun. Penyebabnya kompleks dan bermacam, mulai dari trauma masa lalu, sikap perfeksionis, tuntutan lingkungan, akademik, sampai pola asuh orang tua yang kurang baik.

Hal inilah yang menyebabkan seseorang dapat merasa tertekan akan kehidupan yang sedang dijalani. Sehingga, memunculkan perasaan emosi negatif berupa kecemasan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Cara Mengatasi Duck Syndrome

Beberapa cara mengatasi Duck Syndrome, di antaranya:

1. Berlatih mencintai diri sendiri (Self Love)

Seseorang merasa bahwa dirinya harus menampilkan kesan baik tanpa ada masalah, dengan harapan agar orang sekitar tidak cemas. Sedangkan di dalam hatinya membutuhkan pengakuan bahwa permasalahan yang dihadapi amatlah berat. Untuk itu, mencintai diri sendiri sangat diperlukan sebagai bentuk penerimaan diri sendiri atas segala permasalahan.

2. Lakukan me time dan relaksasi

Me time dibutuhkan dalam upaya merelaksasi diri sendiri akan tekanan yang dihadapi. Dalam hal ini, aktivitas menyendiri dari ingar bingar permasalahan hidup dapat membantu mengembalikan mood. Perasaan baik-baik saja pun akan tercipta, bukan untuk menutupi kesedihan. Namun, karena merasa bahagia dengan diri sendiri.

3. Kenali kapasitas dan kemampuan diri

Upaya mengetahui kapasitas diri perlu untuk mengukur sejauh mana kemampuan pengelolaan dalam menghadapi permasalahan yang ada. Kesedihan yang dialami pun dapat dilalui hingga diselesaikan dengan baik. Terus meningkatkan skill dan melakukan kegiatan positif merupakan aktivitas yang dapat dilakukan selalu.

4. Konseling

Konseling bukanlah hal yang patut dihindari, apabila keadaan dirasa sudah perlu untuk ditangani oleh ahlinya. Melakukan konseling sangat berguna untuk penanganan Duck Syndrome ini. Untuk itu, jangan sungkan untuk meminta bantuan selama diperlukan.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai Duck Sydrome.

Apakah kamu pernah merasa mengalaminya?

Penulis: Eva NurYuliana

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: Artikel psikologiDuck syndromekesehatan mental
Previous Post

[Resensi Buku] Imajinasi Tak Selalu Lebih Indah dari Realita

Next Post

Rahasia Sebuah Bungkam

Eva Nur Yuliana

Eva Nur Yuliana

Related Posts

Mencari Kebenaran, Pengetahuan Mitologi, Filosofi Esoteris, Freemasonry, Konspirasi Freemasonry
Esai

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

by Moehammad Alfarizy
18 Juni 2025
0

...

Read more
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender

Realitas Semu Emosi Pria

13 Mei 2025
Multitasking, Risiko Multitasking, Dampak Buruk Multitasking, Mahasiswa Multitasking, Pengaruh Multitasking

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

5 Mei 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
sps, sps awards, penghargaan sps, isma 2025, januar p ruswita

Dorong Karya Berkualitas, SPS Kembali Adakan Penghargaan Pers 2025

24 Mei 2025
UIN Walisongo, Wisuda UIN Walisongo, Wisuda Periode Mei, Wisuda ke-96, Mutu Pendidikan

Gelar Wisuda Periode Mei, UIN Walisongo Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

25 Mei 2025
aku siapa, puisi aku siapa, sastra soeket teki, puisi soeket teki, skm amanat, puisi skm amanat

Aku, Siapa?

15 Juni 2025
Makhyatul Fikriya, Seminar Internasional, HMJ PGMI, PGMI UIN Walisongo, UIN Walisongo

Makhyatul Fikriya Tekankan Kesadaran Diri dalam Gapai Kesuksesan

8 Juni 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend