Dewasa ini, masalah kesehatan mental masih tergolong tinggi di kalangan pemuda. Dikutip dari laman egsa.geo.ugm.ac.id, menurut ahli Suciodologist, siswa yang pernah berpikir bunuh diri sebanyak 4,2%, sedangkan di kalangan mahasiswa yang memiliki niatan untuk bunuh diri sebanyak 6,9% dan 3% pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor anatara lain tekanan dalam bidang akademik, perundungan (bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.
Sayangnya, tidak sedikit mahasiswa yang seringkali mengabaikan kesehatan mentalnya karena terlalu fokus pada tugas, organisasi, serta beberapa tuntutan dari lingkungan sekitar. Isu masalah kesehatan mental sering terjadi pada anak muda disebabkan karena mereka belum mampu mengatur emosi dan memecahkan masalah dengan baik.
Kesehatan Mental Mahasiswa
Dilansir dari laman farmaku.com, ada beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan mental di antaranya faktor keluarga, genetika, pertemanan, gaya hidup, sosial, dan lain sebagainya.
Bagi mahasiswa baru misalnya, dalam kehidupan sosial kesehatan mental menjadi peran penting sebab mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Peralihan dari SMA menuju kuliah ibarat dua kehidupan yang berbeda mulai pergaualan, kebiasaan, dan metode dalam belajar.
Selain itu, bagi mahasiwa lama terutama di musim pandemi, kesehatan mental juga tak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Salah satu alasannya karena perkuliahan dilaksanakan secara daring, sehingga memungkinkan tugas yang diterima lebih banyak. Ditambah mahaiswa yang mengikuti organisasi kampus, mereka akan bekerja lebih keras untuk memenuhi tanggung jawabnya.
Akibatnya, mahasiswa dengan gangguan kesehatan mental dapat melakukan hal buruk seperti mekhahiri hidupnya. Peristiwa tersebut pernah terjadi pada salah satu mahasiswa asal universitas swasta di Yogyakarta. Menurut berita dari cnnindonesia.com pada 22/10/2021, mahasiswa tersebut mengakhiri hidupnya diduga stres akibat tugas kuliahnya.
Faktor lain yang juga sering dialami mahasiswa yakni terkait hubungan asmara. Dilansir dari merdeka.com, kisah asmara atau cinta baik kepada keluarga, pasangan atau orang terdekat sangat mempengaruhi kesehatan mental remaja. Hubungan asmara yang baik mampu mengurangi gangguan kesehatan mental bagi pemuda.
Seharusnya, dunia perkuliahan menjadi dunia yang bisa dijalankan dengan senang hati untuk mengembangkan diri bagi mahasiswa. Maka dari itu, betapa pentingnya kesehatan mental diperhatikan bagi mahasiswa.
Pendampingan dari lingkungan sekitar juga dibutuhkan bagi mereka untuk tetap menjaga hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan sekitar. Dengan begitu, mahasiswa mampu memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain dan menambah kualitas diri selama masa perkuliahan.
Tips Menjaga Kesehatan Mental bagi Mahasiswa
Pertama, adanya dukungan emosional. Bisa dilakukan dengan mencurahkan perasaan, baik pada orang tua, pasangan, sahabat, atau pada orang yang dipercaya.
Kedua, mencoba untuk tidak membebani diri sendiri dengan mengetahui batas kemampuan diri sendiri. Mereka juga bisa mengantur agar memiliki waktu tidur yang cukup, kurang tidur mampu beresiko depresi dan memengaruhi bagaimana cara menghadapi pemicu stres.
Terakhir, tetap menjalin hubungan dengan keluarga, apalagi bagi mahasiswa yang merantau pastinya jarang sekali berkomunikasi, maka sempatkan waktu untuk berkomunikasi untuk tetap menjaga ikatan emosional dengan keluarga.
Penulis: Aida Saskia Cahyani