
Amanat.id- Semenjak dimulai pada tahun 2024, Proyek cut and fill atau penataan lahan di depan Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo belum juga terlihat aktivitas pembangunan, Rabu (18/6/2025).
Kepala Bagian (Kabag) Rumah Tangga (RT) UIN Walisongo, Mahin Arnanto mengatakan proyek pembangunan akan tetap berjalan.
“Tahun ini insyaallah berjalan,” ujarnya.
Menurutnya proyek tersebut tidak ditunda, melainkan sedang melalui proses pengadaan penyedia jasa.
“Proyek itu tidak dipending, hanya masih dalam proses. Saat ini sedang tahap tender untuk mencari penyedia pembangunan, dan proses lelangnya dilakukan oleh LPSE Jakarta,” katanya
Ia mengatakan pembangunan hingga kini masih sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
“Pembangunan akan dilanjutkan tahun ini dengan masa kontrak selama 13 bulan, dan sejauh ini prosesnya masih berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,” tuturnya.
Ia menjelaskan anggaran pembangunan sebenarnya sudah turun, tetapi harus mengalami refocusing karena adanya kebijakan efisiensi anggaran.
“Anggarannya sebenarnya sudah turun di DIPA Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Tapi karena ada efisiensi, proyek ini ikut mengalami refocusing,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa saat ini pihak kampus masih menunggu terbitnya Daftar Perubahan Perencanaan (DPP).
“Kita masih menunggu DPP namanya Daftar Perubahan Perencanaan,” katanya.
Sementara proses pembangunan juga masih menunggu pelaksanaan tender bersyarat.
“Prosesnya sedang menunggu tender bersyarat. Insyaallah di akhir bulan Juni ini DPP keluar dan itu sudah kita persiapkan untuk tender,” imbuhnya.
Mahin menyebutkan bahwa gedung yang akan dibangun akan menjadi fasilitas terpadu bagi berbagai program profesi.
“Jadi begini tidak hanya Pendidikan Profesi Dokter, di sini itu ada banyak toh Profesi Guru, Profesi Akuntan, Profesi Haji, nanti terpadu disana,” paparnya.
Ia menyebutkan anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan gedung tersebut diperkirakan sebesar Rp122 miliar.
“Anggaran kalau kurang lebih itu 122 M,” katanya.
Ia berharap pembangunan gedung ini dapat berjalan lancar dan sesuai dengan fungsi serta kegunaannya.
“Harapannya pembangunan ini berjalan lancar sesuai dengan fungsi dan kegunaannya bisa memenuhi kebutuhan mahasiswa dan juga civitas akademika yang lain,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo, Mu’tasim Billah menyampaikan informasi yang beredar di kalangan mahasiswa masih rancu.
“Informasi yang saya terima masih rancu. Proyek ini disebut akan dibangun sebagai auditorium dengan kapasitas lebih besar dari Auditorium II, namun struktur lahannya justru tampak lebih sempit dan bertingkat seperti terasering,” jelasnya.
Ia juga mendengar gedung tersebut akan difungsikan sebagai gedung parkir untuk mengatasi kepadatan kendaraan di Kampus 3.
“Katanya mau di buat gedung parkir pula untuk menampung overload parkiran yang ada di kampus, tapi saya rasa belum ada sketsa arsitektur resmi dari pihak kampus,” ungkapnya.
Tasim menjelaskan regulasi anggaran pembangunan dari Kementerian Keuangan menyebutkan proyek tersebut harus sudah mulai dibangun paling lambat akhir tahun 2025.
“Soal regulasi anggaran wacana pembangunan Auditorium 3 UIN Walisongo sudah ada di tahun 2019 dari Kementerian Keuangan. Dalam regulasi tersebut bangunan harus terbangun paling lambat di akhir tahun 2025,” paparnya.
Ia menilai belum adanya aktifitas pembangunan hingga pertengahan tahun menunjukkan ketidakseriusan kampus dalam menyediakan sarana dan prasarana akademik.
“Sekarang sudah masuk bulan Juni. Dengan waktu yang mepet, ini menunjukkan ketidakseriusan kampus dalam membangun sarana prasarana akademik,” ujarnya.
Meskipun demikian, ia menegaskan mahasiswa tetap mendukung program pengembangan kampus.
“Tentu kami mendukung program pengembangan infrastruktur kampus. Asalkan tidak memberatkan mahasiswa dan melibatkan mereka dalam dialog mengenai kondisi dan kebijakan kampus,” pungkasnya.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam, Muhammad Dimas mengatakan cukup prihatin karena belum terlihatnya progres pembangunan gedung serbaguna yang berada di depan Rektorat.
“Sebagai mahasiswa, kami cukup prihatin melihat pembangunan gedung serbaguna di depan Rektorat yang hingga kini belum menunjukkan progres lanjutan,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa gedung tersebut memiliki fungsi strategis dalam menunjang kelancaran aktivitas civitas akademik.
“Padahal, keberadaan gedung tersebut sangat dinantikan karena memiliki peran penting dalam mendukung berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik di lingkungan kampus,” tambahnya.
Menurutnya jika pembangunan masih terkendala proses tender dan efisiensi anggaran, kampus sebaiknya menyampaikan informasi secara transparan kepada mahasiswa.
“Jika memang prosesnya masih dalam tahap pencarian tender dan terdampak efisiensi anggaran, besar harapan kami agar pihak kampus dapat memberikan penjelasan secara terbuka mengenai perkembangannya,” lanjutnya.
Ia menilai komunikasi yang terbuka dari pihak kampus akan membantu mahasiswa memahami situasi secara objektif.
“Dengan adanya komunikasi yang jelas, mahasiswa dapat memahami situasi secara objektif dan tetap optimis bahwa pembangunan ini akan segera dilanjutkan demi kepentingan bersama,” pungkasnya.
Reporter: Romaito
Editor: Gojali