
Amanat.id- Postingan akun Instagram @pesan_uinws diramaikan dengan beragam komentar terkait logo kabinet baru dari Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Periode 2025, Kamis (7/3/2025).
Logo Kabinet DEMA UIN Walisongo 2025 diduga mirip dengan logo Hari Pahlawan 2023 yang dibuat oleh Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia (RI).

Dugaan plagiasi logo ini menimbulkan berbagai macam tanggapan, di antaranya dari mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Abdullah Azam yang mengatakan pihak DEMA UIN Walisongo seharusnya bisa memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada.
“Dalam kepengurusan DEMA pasti telah diseleksi mana yang dinilai layak dan kompeten. Seharusnya bisa memaksimalkan hal itu,” sambungnya.
Menurutnya dengan SDM dan dana yang ada seharusnya DEMA UIN Walisongo dapat membuat logo dengan ide sendiri.
“Seharusnya dengan dana DIPA dan SDM yang ada di dalamnya mampu membuat logo dengan ide sendiri,” ujarnya.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Akhsanudin Khanafi mengatakan kemiripan logo tersebut bisa dikatakan plagiasi.
“Menurut saya hal tersebut bisa dinilai plagiasi karena terlihat hanya mengubah posisi,” ujarnya.
Akhsan menuturkan seharusnya ada modifikasi dari logo Kabinet DEMA UIN Walisongo.
“Karena logo tersebut diperuntukkan branding resmi, seharusnya bisa dimodifikasi, dan untuk meminimalisir adanya plagiasi bisa cek di google image,” katanya.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, Zidni Irfansyah berpendapat bahwa kemiripan dalam desain logo masih dianggap sah jika terdapat perbedaan.
“Kalau untuk mirip sebenarnya sah saja, namun jika dari warna dan bentuk terlihat sama itulah yang tidak boleh,” paparnya.
Terkait warna dan bentuk, lanjut Zidni, terdapat perbedaan antara logo DEMA UIN Walisongo dengan logo Hari Pahlawan Tahun 2023 dari Kemensos RI.
“Namun saya amati logo tersebut berbeda dari segi warna dan bentuk. Untuk logo Hari Pahlawan membentuk lingkaran sedangkan logo DEMA persegi,” jelasnya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Bagus Rizky Kurniawan yang mengatakan kesamaan logo tersebut bukanlah plagiasi.
“Karena saya juga belajar desain grafis dan paham bagaimana sulitnya membuat logo, maka menurut saya bukan masalah, karena terlihat dari logo tersebut sudah menggunakan Teknik ATM (Amati, Tiru, Modifikasi),” tuturnya.
Menurut Bagus, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan logo.
“Setahu saya yang harus diperhatikan itu konsep, makna, kesan dan pemilihan warna. Selain itu tergantung preferensi masing-masing,” katanya.
Tim Amanat.id sudah menghubungi Ketua DEMA UIN Walisongo dan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Mu’tasim Billah dan Farikhi Izzi, Selasa (11/3). Namun, tidak ada jawaban hingga berita ini diterbitkan.
Reporter: Johan Aufa Sujito
Editor: Azkiya S. A.