Amanat.id- Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) mengeluarkan Surat Pemberitahuan Nomor : 3327/Un.10.4/D/DA.04.10/11/2024 tentang Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) “Misi Khusus” Papua yang dikhususkan kepada mahasiswa FDK Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Jum’at (22/11/2024).
Program KKN “Misi Khusus” Papua ini menjadi kerjasama FDK UIN Walisongo dengan Yayasan al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), yang kemudian akan diintegrasikan dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan dilaksanakan selama 1 semester dengan Satuan Kredit Semester (SKS) maksimum 20 SKS.
Wakil Dekan (WD) III FDK UIN Walisongo sekaligus Ketua Program KKN “Misi Khusus” Papua, Ummul Baroroh mengatakan bahwa mahasiswa akan dikirimkan ke Papua sebagai dai yang akan berdakwah di sana.
“Kami diminta AFKN untuk mengirimkan dai, seperti yang diketahui kalau muslim di Papua itu masih minoritas. Oleh karena itu, nantinya mahasiswa di sana sebagai dai dan berdakwah,” ujarnya saat diwawancarai di Dekanat FDK, Jumat (20/12).
Lanjutnya, semua biaya akomodasi mahasiswa sepenuhnya akan ditanggung oleh AFKN.
“Untuk program KKN ini, kami menyanggupi 80 mahasiswa terlebih dahulu, itu pun sudah memenuhi target dan untuk biaya akomodasi mahasiswa, mulai dari kapal, living cost, transportasi, semuanya akan ditanggung oleh pihak AFKN nantinya,” ungkapnya.
Ummul menuturkan bahwa program KKN ini dapat dijadikan bahan penelitian bagi mahasiswa.
“Mahasiswa nantinya tidak perlu melakukan penelitian skripsi, karena penelitian bisa langsung dilakukan pada saat KKN. Jadi mahasiswa juga bisa mencicil menulis di sana dan ketika pulang tinggal laporan dan munaqosah saja,” tuturnya.
Ummul juga mengatakan bahwa mahasiswa tidak perlu khawatir karena program KKN ini akan dilaksanakan di sebuah desa dengan mayoritas penduduk muslim.
“Mahasiswa nantinya akan melaksanakan KKN selama 1 semester di sana, dari bulan Juli sampai Desember 2025. Mahasiswa ini nantinya akan ditempatkan di sebuah desa yang mempunyai penduduk muslim,” lanjutnya.
Menurutnya untuk Program KKN ini mahasiswa hanya perlu menyiapkan mental dan kesehatan fisik.
“Tentunya mahasiswa harus mempunyai minat dan mental yang kuat karena nantinya akan berhadapan dengan orang yang berbeda budaya, kemudian juga fisik harus dipastikan sehat,” ungkapnya.
Menanggapi program KKN ini, mahasiswa Pogram Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Nirina Putri Fadhilatul Arifa mengatakan tertarik untuk mengikuti program KKN ini.
“Ini kesempatan untuk belajar dan memperdalam pengalaman di bidang pengabdian masyarakat, keragaman yang unik, dan perbedaan latar belakang kehidupan serta budaya di Papua pastinya akan sangat menarik untuk dipelajari,” tuturnya.
Nirina menyampaikan bahwa program KKN ini bisa menjadi kesempatan mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di kampus.
“Program KKN ini bisa menjadi kesempatan mahasiswa untuk mengimplementasikan atau mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat dari kampus khususnya di FDK,” ucapnya.
Lanjutnya, Nirina berharap agar kolaborasi antara AFKN dan UIN Walisongo bisa berlanjut seterusnya.
“Harapannya agar kolaborasi antara AFKN dengan UIN Walisongo ini dapat berlanjut setiap tahunnya karena selain bermanfaat untuk masyarakat di sana, program KKN juga bermanfaat untuk mahasiswa,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo, Akhmad Arif Junaidi telah dihubungi oleh tim Amanat.id untuk informasi lebih lanjut tentang Program KKN “Misi Khusus” Papua pada Jumat (20/12). Namun, belum ada jawaban hingga berita ini diterbitkan.
Reporter: Dinda
Editor: Gojali