Amanat.id- Mengangkat isu masyarakat yang termajinalkan, mahasiswi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Darmawanti Putri Supriyanto berhasil menjadi Wisudawan terbaik pada wisuda ke-93 Periode Agustus 2024 yang berlangsung di Auditorium II Kampus 3, Rabu, (21/8/2024).
Mahasiswi UIN Walisongo asal Semarang tersebut berhasil menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat pada Komunitas Harapan (Studi Masyarakat Pinggiran Kauman Kecamatan Semarang Tengah)”. Alasannya memilih judul tersebut karena menurutnya pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan bagi masyarakat yang tidak terlihat oleh pemerintah.
“Alasan mengambil judul tersebut karena ternyata banyak masyarakat pinggiran, tentu saja di sekeliling kita yang termarjinalkan,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa judul yang dipilihnya cukup sesuai dengan apa yang dipelajarinya selama diperkuliahan.
“Saya mengambil persoalan terkait pemberdayaan masyarakat, yang mana hal itu linier dengan pembelajaran saya di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,” katanya.
Menurutnya, kepekaan terhadap kaum yang terpinggirkan menjadi urgen sebagai bentuk pemenuhan hak manusia dan mendapat kesejahteraan.
“Setiap orang berhak atas keadilan, kesejahteraan. Apa kita tega melihat saudara kita khususnya masyarakat pinggiran yang ingin hidup lebih baik tetapi kita malah diam saja,” tuturnya.
Darmawanti menjelaskan bahwa sebagai makhluk sosial, masyarakat harus turut andil dalam pemberdayaan sekitar melalui simpati, memberikan peluang dan kesempatan dalam menuntut ilmu.
“Sebagai mahkluk sosial, sudah seharusnya kita turut serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat pinggiran dengan bersimpati, memberikan peluang, serta kesempatan bagi mereka untuk mendapat ilmu sehingga menjadi bekal kehidupan mereka kelak,” paparnya.
Adapun bentuk kepedulian, sambung Darmawanti, dapat dalam berbagai bentuk seperti pelatihan, pengajaran, dan motivasi.
“Bentuk kepedulian bisa dengan cara memberikan banyak pelatihan, pengajaran, dan motivasi berkelanjutan agar mereka bisa memberdayakan kehidupan mereka secara mandiri,” lanjutnya.
Selain berkuliah, Darmawanti mengatakan bahwa dirinya juga menyibukan diri dengan bekerja sebagai guru, operator sekolah, hingga berjualan jajanan pasar.
“Selain berkuliah, saya juga bekerja sebagai guru TK dan guru les privat calistung, Operator sekolah, dan pernah berjualan jajanan pasar,” paparnya.
Menurutnya, mencoba ha-hal baru akan memberikan pengalaman yang berharga.
“Alasan saya banyak berkegiatan karena ingin mencoba hal baru, karena dari situ akan memberikan kita banyak pengalaman berharga,” tuturnya.
Darmawanti mengaku bahwa dengan kesibukan yang ada tidak menjadi beban ataupun mengganggu studi karena hal tersebut sudah ia persiapkan sejak jauh-jauh hari.
“Butuh effort lebih dalam pembagian waktunya. Karena itu, saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari sehingga bisa menyelesaikan studi dengan waktu 3 tahun 7 bulan 29 hari,” jelasnya.
Darma tidak menyangka bahwa ia mampu berjuang untuk kuliah sembari melakukan kegiatan lain seperti bekerja dan berorganisasi.
“Hal yang paling berkesan yakni ketika ternyata saya mampu membagi waktu sedemikian hebatnya untuk mengajar, berjualan, aktif di organisasi kampus dan luar kampus. Hal itu menjadi momen yang ‘wow’ dan tak terlupakan bagi saya,” jelasnya.
Terakhir Darmawanti berharap agar ilmu yang dimilikinya bisa bermanfaat bagi orang banyak.
“Semoga ilmu yang saya punya bisa bermanfaat bagi Masyarakat dan lebih kuat untuk terus semangat melakukan banyak kebaikan,” tutupnya.
Reporter: Azkiya Salsa Afiana
Editor: Eka R.