
Amanat.id- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 1239/Un. 10.0/R.1/DA.00.01/02/2025 tentang Perubahan Waktu Perkuliahan selama Bulan Ramadan, Kamis (27/2/2025).
Berdasarkan hasil keputusan dari rapat pimpinan, Selasa (25/2) ditetapkan beberapa hal, antara lain:
- Alokasi waktu perkuliahan selama bulan Ramadhan 1446 H adalah 40 menit per SKS, sebagaimana jadwal terlampir;
- Perkuliahan secara offline dilaksanakan sampai dengan tanggal 15 Maret 2025;
- Perkuliahan secara online dilaksanakan mulai tanggal 17 Maret 2025 sampai dengan 7 April 2025;
- Perkuliahan dilaksanakan secara offline kembali mulai tanggal 8 April 2025.
Kepala Bagian (Kabag) Akademik UIN Walisongo, Nurrohman menjelaskan bahwa pengurangan waktu kuliah sesuai dengan aturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Dalam Permendikbudristek Nomor 23 tahun 2023, 1 SKS setara dengan 45 jam per semester. Jadi, 40 menit adalah kerangka fleksibiltas,” jelasnya saat diwawancarai di kantornya, Senin (3/3).
Ia menambahkan, meskipun terdapat pengurangan waktu skema perkuliahan tetap berlangsung seperti biasa.
“Dalam waktu 40 menit itu, penugasan strukturalnya disesuaikan sebagaimana waktu normalnya, yakni 45-50 menit per SKS,” tambahnya.
Nurrohman menuturkan penugasan struktural akan disesuaikan dengan sistem pembelajaran setiap dosen.
“Karena setiap mata kuliah berbeda, jadi dikembalikan ke dosen masing-masing,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Raditya Ivan mengatakan kebijakan perkuliahan selama Bulan Ramadan cukup memudahkan bagi mahasiswa.
“Memudahkan mahasiswa yang rumahnya jauh. Misalnya, bisa beli tiket dari jauh-jauh hari,” ucapnya saat diwawancarai, Selasa (4/3).
Menurutnya, aturan baru yang dikeluarkan UIN Walisongo sangat efektif bagi mahasiswa.
“Perihal jam kuliah yang dimajukan untuk mahasiswa juga efektif karena di rumah mungkin ada kegiatan tadarus,” imbuhnya.
Senada dengan Raditya, Mahasiswa Prodi Manajemen Haji dan Umrah (MHU), Muhammad Tauhid mengatakan langkah yang diambil UIN Walisongo dapat meringankan beban perkuliahan mahasiswa selama bulan Ramadan.
“Agar mahasiswa tidak terlalu tertekan pada hari tertentu yang matkulnya banyak,” ujarnya.
Mahasiswa Prodi Aqidah Filsafat Islam (AFI), Muhammad Adam menganggap pengurangan waktu kuliah kurang efektif.
“Dosen ketika menerangkan masih terburu-buru karena ada aturan pemotongan waktu,” tutupnya.
Reporter: Johan Aufa
Editor: Moehammad Alfarizy