
Amanat.id- Banner bernadakan kritikan yang ditujukan untuk Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo sempat terpampang di depan gerbang Kampus 3, Kamis (27/2/2025).
Banner tersebut berisikan tulisan “Walisongo Berbelasungkawa atas dilantiknya Ketua DEMA-U dan Wakil Ketua DEMA-U #BETAHISIN.”
Ketua DEMA UIN Walisongo, Mu’tasim Billah merespon hal tersebut sebagai wujud berdemokrasi.
“Hal tersebut boleh saja dilakukan sebagai kebebasan berekspresi, juga wujud berjalannya demokrasi,” katanya.
Menurutnya demokrasi harus berjalan dengan adanya kritik, aspirasi, maupun keluhan.
“Kami tetap fokus terhadap tupoksi sebagai eksekutif universitas, yakni menerima kritik, keluhan, dan aspirasi agar demokrasi dalam kampus bisa berjalan,” katanya.
Ia menduga adanya mobilisasi terhadap pemasangan banner kritikan untuk DEMA UIN Walisongo.
“Asumsi saya ada yang memobilisasi hal tersebut dan ada dugaan dari demisioner DEMA-U 2024 yang menggerakkan,” jelasnya.
Ia merasa ada kekecewaan dari Demisioner DEMA UIN Walisongo 2024 karena sempat tidak diundang pada pelantikan.
“Dan demisioner sempat memposting story terkait kekecewaannya tidak diundang,” ujarnya.
Mu’tasim mengatakan akan menerima kritik, aspirasi, dan keluhan terhadap DEMA UIN Walisongo.
“Saya menerima dengan lapang apabila ada kritik, keluhan, dan aspirasi terhadap kami. Sekaligus mampu menaikkan atensi publik terhadap kami seakan kita dilihat dan diawasi oleh seluruh mahasiswa,” imbuhnya.
Mu’tasim menambahkan, meskipun bebas dalam berekspresi, tetap harus berlandaskan kajian yang baik.
“Namun, perihal kritik harus tetap berlandaskan kajian yang komprehensif dan objektif,” sambungnya.

Ketua Umum Dewan Pemimpin Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Mahasiswa (PKM) UIN Walisongo, Nayaka Yoga memastikan bahwa banner tersebut bukan berasal dari partainya.
“Saya tidak tahu siapa yang memasang, tapi saya berani jamin 100% bukan dari partai saya dan orang-orang saya,” katanya saat diwawancarai secara online, Jumat (28/2).
Ia mengatakan kemungkinan pemasangan banner tersebut karena kasus Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dari Wakil Ketua DEMA UIN Walisongo.
“Saya sebagai ketua DPP PKM kemungkinan karena perkara IPK wakil ketua dema,” jelasnya.
Menurutnya banner tersebut menjadi bukti adanya ketidakpuasan dari hasil Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) UIN Walisongo.
“Mungkin gerakan kolektif teman-teman yang melihat hasil Pemilwa yang dianggap tidak memuaskan,” ujarnya.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi, Mahardika mengatakan banner tersebut sebagai protes yang berbentuk satir.
“Banner tersebut merupakan protes dalam bentuk satir terhadap kepimpinan yang tidak sah,” ujarnya saat diwawancarai tim Amanat.id, Jumat (28/2).
Menurutnya, pemasangan banner kritikan merupakan bagian dari implementasi demokrasi.
“Menurut saya sah-sah saja karena hal tersebut wujud kebebasan berekspresi dalam demokrasi, yang mana negara sudah mengatur dalam pasal 28E ayat 3,” jelasnya.
Dika menjelaskan tagar dan narasi yang digunakan memiliki makna simbolis yang kuat.
“Menurut saya, penggunaan tagar #BetahIsin dalam banner tersebut memiliki makna simbolis yang cukup kuat,” katanya.
Ia memaknakan narasi bahasa Jawa pada banner kritikan tersebut sebagai sebuah pengingat bagi DEMA UIN Walisongo.
“Seolah-olah narasi dalam banner tersebut menyampaikan pesan bahwa mereka ‘betah dalam rasa malu’ atau tidak memiliki rasa malu meskipun kepemimpinannya dipertanyakan,” terangnya.
Dika juga mengatakan bahwa banner tersebut bisa murni sebuah kritikan bagi DEMA UIN Walisongo.
“Pertama, murni bentuk kritik mahasiswa yang merasa kepemimpinan DEMA-U saat ini tidak sah,” ujarnya.
Dinamika politik kampus, sambungnya, menjadi tujuan lain dari terpasangnya banner kritikan bagi DEMA UIN Walisongo.
“Kedua, dinamika politik kampus yang mana banner ini bagian strategi lawan politik untuk memperkuat narasi mereka dan menarik dukungan mahasiswa lainnya,” ujarnya.
Wakil Ketua DEMA UIN Walisongo, M. Syahrul Himawan sempat dihubungi oleh tim Amanat.id untuk dimintai pendapat. Namun, tidak ada respon hingga berita ini diterbitkan.
Reporter: Azkiya S. A.