Amanat.id– Di tengah-tengah Pemilihan Mahasiswa (Pemliwa) 2024 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo muncul postingan dugaan kecurangan dari akun anonim Tiktok @sekolahnyaserabutan, Kamis (26/12/2024).
Tersebar link Google Forms (GForms) berisikan pemesanan mata kuliah semester genap yang kemudian diduga menjadi bentuk kecurangan dengan mengambil data mahasiswa untuk kepentingan Pemilwa.
Tim Amanat.id melakukan penelusuran dan menemukan link tersebut beredar di grup kelas Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Arab (PBA) yang berisikan informasi, seperti Nomor Induk Mahasiswa (NIM), tahun angkatan yang dibutuhkan untuk memesan Kode Mata Kuliah yang diinginkan.
Salah satu Koordinator Tingkat (Komting) kelas PBA 2023, Jamal (bukan nama sebenarnya) menjelaskan bahwa link tersebut resmi dari Kepala Jurusan (Kajur) PBA, Tuti Qurrotul Aini untuk menyosialisasikan terkait pemesanan Mata Kuliah Semester 2024/2025.
“Itu link untuk sosialisasi mata kuliah semester genap,” ucapnya.
Mahasiswa PBA lainnya, Sofyan Hadi membenarkan jika link tersebut disebarluaskan di grup Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan grup kelas PBA melalui Komting.
“Link tersebut memang betul disebar ke grup pengurus HMJ PBA dan grup kelas melalui komting,” ujarnya.
Sofyan mengaku link tersebut dikirimkan oleh Demisioner Ketua HMJ PBA 2023/2024 Lukmanul Hakim atas perintah dari Kajur.
“Dari Demisioner Ketua HMJ PBA dan langsung dari Kajur,” tambahnya.
Dirinya berpendapat tindakan dari akun Tiktok anonim @sekolahnyaserabutan hanya untuk memecah belah.
“Saya sendiri kurang tau siapa yang memviralkan ke akun Tiktok tersebut dan sangat disayangkan karena seperti adu domba rasanya,” katanya.
Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Mohammad Hirzi An-naeda tidak mengetahui terkait kebenaran pencurian identitas untuk kepentingan Pemilwa.
“Kalau benar tidaknya digunakan untuk Pemilwa, saya kurang tahu,” katanya.
Berbeda pendapat dengan Sofyan, Menurutnya, beberapa spekulasi mungkin benar terjadi di Pemilwa UIN Walisongo.
“Jika banyak orang-orang berspekulasi bahwa hal tersebut indikasi palsu atau data digunakan untuk pemilwa, bisa jadi,” ucapnya.
Hal itu disebabkan, sambung Hirzi, dalam politik siapapun akan menghalalkan segala cara untuk kepentingan tertentu.
“Dalam dunia politik, semua bisa menghalalkan segala cara hanya demi sebuah kepentingan,” imbuhnya.
Dugaan kecurangan Pemilwa juga terjadi pada sistem e-voting yang sering terpilih ataupun terblokir dengan sendirinya di beberapa fakultas.
Menanggapi masalah tersebut, dirinya menuturkan bahwa hal itu bisa saja terjadi.
“Indikasi kecurangan Pemilwa lainnya mungkin saja benar terjadi, mengingat tidak sedikit dari teman-teman mahasiswa yang mengeluhkan di e-voting mereka tertera sudah memilih, padahal belum melakukan tahap pemilihan sama sekali,” imbuhnya.
Hal serupa dialami oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Octavia Ayu menceritakan akun e-voting temannya terblokir ketika hendak memilih.
“Teman dekat saya saat ingin log in pertama kali sudah terblokir,” ucapnya.
Ia mengatakan, temannya sudah menunggu selama dua jam, namun tak kunjung membuahkan hasil.
“Sudah 2 jam menunggu tapi tidak ada hasil,” katanya.
Ayu menuturkan bahwa temannya sempat melapor Panitia Pemungutan Suara Mahasiswa (PPSM).
“Sempat lapor, katanya sudah diperbaiki, tetapi kata teman saya tetap tidak bisa,” tuturnya.
Menanggapi dugaan penggunaan data pribadi untuk kepentingan Pemilwa, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Mahasiswa (Bawaswa) UIN Walisongo Firman Ziva Rofiudin mengaku tidak mengetahui masalah tersebut.
“Dari pihak Bawaswa belum mengetahui perihal link gfrom tersebut,” ucapnya.
Ia menegaskan akan berkoordinasi dengan Bawaswa UIN Walisongo untuk menindaklanjuti dan mencari bukti baru.
“Setelah ini kami akan tindak lanjuti untuk mengetahui kebenarannya,” tegasnya.
Firman menjelaskan akan melakukan investigasi dengan menggunakan beberapa metode.
“Metode yang kami gunakan adalah mengenali sumber informasi terpercaya dan verifikasi dari sumber lain,” ujarnya.
Firman mengatakan akan melakukan investigasi secara khusus pada Prodi PBA.
“Untuk sumber lain, kami akan melakukan investigasi di jurusan PBA itu sendiri,” ucapnya.
Menanggapi adanya akun e-voting yang sudah terpilih secara otomatis, ia mengatakan sudah melakukan antisipasi.
“Untuk hal tersebut kami sudah mengetahuinya, maka dari itu kami membuat link aduan dengan menyertakan bukti,” jelasnya.
Firman mengaku tidak mengetahui mengenai Google Drive berisi bukti kecurangan Pemilwa.
“Kalau terkait google drive tersebut saya kurang tau, tapi dari pihak Bawaswa sudah mempunyai link pengaduan tersendiri,” imbuhnya.
Firman juga mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Yudisial Pemilihan Mahasiswa (BYPM) dan birokrasi sebagai langkah mitigasi.
“Untuk mitigasi kami sudah berkoordinasi dengan birokrasi dan BYPM,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua KPM UIN Walisongo 2024, Muhammad Ridho Amrullah telah dihubungi, Kamis (26/12). Namun, tidak memberikan keterangan sampai berita ini diterbitkan.
Reporter: Moehammad Alfarizy
Editor: Gojali