Amanat.id- Dalam Surat Edaran (SE) Nomor: 3894/Un.10.0/R3/KM.02.05/07/2024, tertulis bahwa mahasiswa baru harus membayar katering Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo sebesar Rp1.995.000, Sabtu (17/8/2024).
Biaya tersebut untuk 4 bulan dan santri akan diberi makan sebanyak 2 kali dalam sehari, dengan rincian harga satu kali makan adalah Rp 9.500.
Di tahun 2023, katering ma’had sempat ramai diperbincangkan. Bahkan, Mahasiswa UIN Walisongo juga melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat mengenai layanan katering yang kurang baik.
Di tahun ini, UIN Walisongo pun mewajibkan mahasiswa baru untuk mengikuti katering Ma’had Al-Jami’ah.
Ketika ditemui tim Amanat.id di Kantor Ma’had, Kepala Ma’had Al-Jami’ah UIN Walisongo, Ahmad Mutohar mengatakan bahwa katering bertujuan melayani mahasiswa, agar tidak perlu repot mencari makan.
“Katering itu sebenarnya untuk melayani mahasiswa. Kalau dilepas di pasar, repot, nanti banyak GoFood masuk dan lebih repot. Menurut saya juga lebih boros,” ujarnya, Jumat (16/8/2024).
Ia berpendapat, biaya Ma’had Al-Jami’ah UIN Walisongo sebesar Rp 4.000.000 untuk tempat tinggal dan makan tidak begitu mahal.
“Bandingkan saja Rp4.000.000 itu, Rp2.000.000 ma’had, Rp1.995.000 makan. Dengan harga segitu, mohon maaf, tidak terlalu mahal,” terangnya.
Ahmad juga menambahkan, biaya ma’had, termasuk di dalamnya katering ma’had, masih bisa dicicil.
“Bisa diangsur dalam empat bulan. Rp1.000.000 satu bulan,” ucapnya.
Menurutnya, harga tersebut hampir sama jika mahasiswa memilih tinggal di kost.
“Andaikan tinggal di kost juga sama saja. Kost sekitar sini harganya rata-rata 400 ribu, bahkan ada yang 660 ribu,” jelasnya.
Sambungnya, program katering ma’had dikontrol langsung oleh Bisnis UIN Walisongo, sedangkan birokrasi ma’had tidak ikut campur.
“Katering dikontrol dari bisnis karena ma’had tidak ikut cawe-cawe soal masalah katering. Dari kami cuma menyediakan mahasiswa,” tuturnya.
Ketika ditanya mengenai antisipasi agar katering ma’had tidak bermasalah lagi, Ahmad menegaskan bahwa Bisnis UIN Walisongo akan lebih selektif dalam memilih vendor katering.
“Seperti kasus kemarin, ada makanan kurang layak itu langsung ditindaklanjuti, katering itu langsung di-cut oleh pihak Bisnis UIN Walisongo,” jelasnya.
Dirinya juga mengatakan akan berpihak kepada santri jika terjadi komplain terkait katering yang kurang layak.
“Memang kalau ada keluhan saya ikut campur karena itu mahasiswa saya. Kalau misal ada keluhan makanan tidak enak, saya komplain ke bisnis,” ungkapnya.
Lanjutnya, santri bisa menyampaikan kepada musyrifah jika memiliki keluh kesah terhadap katering ma’had.
“Kalau misalnya ada keluhan, sampaikan saja ke musyrifah biar nanti kita cek ke Bisnis UIN Walisongo, misalnya nasi mentah atau basi,” ucapnya.
Reporter: Niliyal Mahiro
Editor: Gojali