• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Jumat, 13 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Mengapa Kita Harus Percaya dengan Mulut Politisi?

Kampanye politik, dibolehkan dan sudah diatur oleh pemerintah. Namun, entah mengapa, kampanye hari ini hanya terasa seperti peperangan slogan.

Shafril Hidayat by Shafril Hidayat
5 tahun ago
in Opini
0

Baca juga

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

Student Loan, antara Harapan dan Jebakan

Sumber ilustrasi: potretsultra.com

Menjelang perhelatan Pilkada, ratusan Calon Bupati atau Walikota dari berbagai daerah sudah mulai melakukan kampanye. Mereka ini memiliki berbagai strategi untuk menarik perhatian suara pemilih.

Karena tidak bisa melakukan blusukan untuk berinteraksi dengan warga di daerah pemilihannya, pemasangan spanduk dan baliho di sepanjang jalan atau di tempat-tempat strategis menjadi salah satu cara yang dianggap ampuh untuk menarik perhatian masyarakat.

Banyak slogan, visi, dan janji politik yang memenuhi sepanjang jalan. Di kota-kota, di desa-desa, di semua tempat yang dihuni manusia Indonesia.

Bayangkan saja, ketika saya hendak datang ke kampus dari Kendal sampai Semarang, di sepanjang perjalanan terpampang spanduk dan baliho-baliho kampanye mulai dari yang kecil sampe yang paling besar. Para calon Bupati dan Walikota sangat bersemangat “menjual dirinya” dengan melihatkan foto-foto terbaiknya sampe mengunakan slogan manis dan janji-janji yang tak logis.

Seperti salah satu caleg yang mempunyai slogan “Kalau dulu memang zamanya Suharto, tapi sekarang masanya Suharti”. Caleg ini seolah-olah menyamakan dirinya dengan Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.

Dia mengunakan nama Soeharto untuk menjual dirinya kepada masyarakat, tidak bisa dipungkiri lagi Soeharto memang salah satu Presiden yang mempunyai banyak prestasi saat memimpin. Jasanya atas pembangunan negara kita sangat pesat sehingga beliau dijuluki bapak pembangunan, tapi kita harus ingat banyak juga kesalahan atau kejelekan yang dilakukan presiden kedua kita itu seperti Diktator, kasus penculikan dan korupsi.

Ada lagi caleg yang mempunyai slogan ”Papanya Cyintia Lamusu Nih!!!” begitu kira-kira. Dia dengan pede-nya mengunakan slogan tersebut sambil menambah foto anaknya yang seksi dengan baju yang terbuka di samping fotonya. Dia mengira masyarakat akan memilihnya karena anaknya yang cantik dan seksi. konyol!. Lalu, tak ketinggalan caleg yang lain memasang foto dirinya terbalik 180 derajat. Seolah sang caleg ingin menyampaikan pesan bahwa, jika ia terpilih siap jungkir balik untuk kepentingan rakyat.

Dalam demokrasi hal tersebut tentu tidak salah. Kampanye politik, dibolehkan dan sudah diatur oleh pemerintah. Namun, entah mengapa, kampanye hari ini hanya terasa seperti peperangan slogan.

Fonema lain yang masih marak adalah umbaran janji politik yang tidak logis, lebih dari itu, janji yang diberikan bukan untuk dipenuhi. Namun, hanya sebatas cara mendulang suara dan mampu melewati ambang batas minimal yang sudah ditetapkan (presidentialtreshold).

Saya jadi teringat apa yang diungkapkan politisi Uni Soviet, Nikita Khushchev (1894-1971)1894-1971). Katanya, “Politisi itu semua sama, mereka menjanjikan membangun jembatan meskipun tidak ada sungai di sana”.
Dan ungkapan Jendral Prancis, Charles de gaulle (1890-1970), “Politisi tidak percaya pada ucapan mereka sendiri, karena itulah mereka terkejut saat rakyat mempercayainya”.

Pada intinya itulah politisi, itulah caleg. Ada agenda janji yang harus dibuat untuk rakyat. Dan rakyat, mau atau pun tidak dipaksa untuk mendengarkan hal itu.

Penulis: M. Shafril

 

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: janji politikusperang balihopilkadapolitikpolitikusskm amanat
Previous Post

Diskusi Publik HMJ IAT-FKMTHI, Luthfi Rahman Singgung Konsolidasi Atas Nama Agama

Next Post

Tips Menghindari Kebiasaan Tsundoku Buku

Shafril Hidayat

Shafril Hidayat

Related Posts

Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu
Opini

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

by Nadia Safwa Aqila
30 Mei 2025
0

...

Read more
burnout, gejala burnout, dampak psikologi burnout, dampak burnout mahasiswa, gejala gangguan mental

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

23 Mei 2025
Student Loan, Pinjaman Pendidikan, Pinjaman Pendidikan Mahasiswa, Biaya Kuliah Mahasiswa, KMI

Student Loan, antara Harapan dan Jebakan

29 April 2025
hari raya, kesenjangan sosial, fenomena kesenjangan sosial, momen hari raya, ketimpangan sosial

Luka di Balik Hari Raya

1 April 2025
Ke Mekkah Modal Nekat, Fenomena Haji Jalan Kaki, Tren Haji Jalan Kaki, Penyebab Haji Jalan Kaki, Jalan Kaki Ke Mekkah

Ke Mekkah Modal Nekat, Spiritualitas atau Konten Semata?

13 Maret 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Secangkir Kopi, Kedai Kopi Literasi, Kedai Kopi Mahasiswa, Philocoffe Street, UIN Walisongo

Segenggam Rezeki dalam Secangkir Kopi

22 Mei 2025
UIN Walisongo, Wisuda UIN Walisongo, Wisuda Periode Mei, Wisuda ke-96, Mutu Pendidikan

Gelar Wisuda Periode Mei, UIN Walisongo Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

25 Mei 2025
uin walisongo, ppg uin walisongo pengukuhan ppg, pengukuhan guru profesional, ppg 2025

UIN Walisongo Resmi Kukuhkan 749 Guru PAI Profesional PPG 2025

30 Mei 2025
SEMA FDK, Diskusi Terbuka FDK, FDK UIN Walisongo, Diskusi Mahasiswa, UIN Walisongo

SEMA FDK Gelar Diskusi Terbuka Ajak Mahasiswa Melek Politik

28 Mei 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend