
Amanat.id– Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Seminar Internasional di Auditorium I Kampus I, Kamis (5/6/2025).
Seminar Internasional tersebut menghadirkan Makhyatul Fikriya sebagai salah satu pembicara.
Makhyatul mengatakan masih banyak individu yang belum mengetahui tentang passion diri.
“Banyak dari kita yang belum mengenal diri sendiri. Bahkan untuk mengetahui apa passion kita saja, masih banyak yang belum tahu,” paparnya.
Menurutnya kurangnya kesadaran diri menjadi penyebab utama kebingungan dalam menentukan arah dan tujuan hidup.
“Hal tersebut bisa terjadi karena banyak dari kita belum memiliki self-awareness terhadap diri sendiri,” jelasnya.
Makhyatul mengibaratkan pentingnya kesadaran diri seperti sistem navigasi GPS.
“Seperti GPS, Kita harus tahu di mana titik kita berada sebelum mencapai tujuan,” katanya.
Ia mencontohkan mimpinya yang menjadi hakim sebagai cita-cita sehingga menuntut keberanian dan riset yang mendalam.
“Dulu saya bermimpi menjadi hakim. Maka saya mulai melakukan riset dan menemukan sosok inspiratif seperti Andhika Sudarman yang kemudian menjadi role model saya,” jelasnya.
Lanjutnya Makhyatul menekankan pentingnya kepekaan terhadap sekitar untuk menemukan kreativitas dan ide besar.
“Kreativitas lahir dari kesadaran akan lingkungan sekitar. Dengan menjadi peka terhadap hal-hal kecil, kita bisa menemukan ide-ide besar,” katanya.
Ia menyebut Pandawara Group sebagai contoh nyata kepekaan yang berdampak besar.
“Contoh lain, awalnya Pandawara Group hanya ingin membersihkan sungai yang menyebabkan rumahnya kebanjiran. Tapi inisiatif tersebut berkembang menjadi misi sosial yang inspiratif,” tambahnya.
Selain kesadaran dan kreativitas, Makhyatul juga menekankan pentingnya strategi dalam meraih tujuan.
“Setelah mengetahui motivasi dan tujuan, kita harus merancang strategi untuk mencapainya,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi sebagai upaya memperluas wawasan dan jejaring.
“Kolaborasi itu penting untuk melihat sudut pandang lain, sehingga perlu branding diri agar orang percaya kita punya kompetensi,” ungkapnya.
Makhyatul menyampaikan bahwa kegagalan adalah tantangan untuk mencapai kesuksesan.
“Jangan anggap kegagalan sebagai penghambat, jadikan hal tersebut sebagai tantangan yang harus ditaklukkan untuk mencapai kesuksesan,” pungkasnya.
Reporter: Alia Septi Refalina
Editor: Azkiya Salsa Afiana