Beberapa waktu ke belakang, Menteri Sosial, Tri Rismaharini menghadiri acara Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) di Aceh Utara. Ia menyatakan tidak setuju dengan konsep panti jompo karena hal itu bertolak belakang dengan budaya Indonesia. Ditakutkan dengan adanya panti jompo, anak malas merawat orang tua dan berujung menitipkan mereka di panti jompo.
Secara budaya dan agama, menitipkan orang tua di panti jompo masih terasa aneh meskipun dalihnya kesibukan. Utang budi menjadi alasan utama anak harus merawat orang tua, karena di masa kecil mereka dirawat dengan sepenuh hati. Orang tua rela tidur larut, bekerja sepanjang waktu untuk mencukupi kebutuhan anaknya. Dengan harapan, mereka bisa tumbuh dengan baik sampai dewasa.
Ketika anak dewasa, seharusnya mereka yang bergantian merawat orang tua dengan penuh kesabaran, layaknya perlakuan orang tua mereka dahulu. Menikmati hari tua seraya berbagi kebahagiaan bersama anak-anaknya menjadi impian bagi semua orang tua.
Menurut Sosiolog UNS, Drajat Tri Kartono, ada nilai orang tua bagi anak, yang menjadikan orang tua harus dihormati. Hal itulah yang membuat setiap anak harus tunduk dan patuh terhadap semua perintah orang tua.
Zaman dahulu, nilai orang tua bagi anak memang sangat penting. Hal ini tidak lain karena setiap keluarga memiliki banyak anggota. Keberagaman ini menjadi suatu jaminan sosial dalam bermasyarakat untuk menghadapi kerentanan dalam ekonomi, lingkungan, dan sebagainya.
Orang tua juga menjadi pusat penguasaan atas sumber-sumber ekonomi. Ditambah, adanya ikatan dari nilai agama dan tradisional bahwa orang tua terhubung langsung dengan Tuhan.
Akibatnya, timbul keyakinan di masyarakat bahwa mengutamakan orang tua merupakan perbuatan yang sangat disukai oleh Tuhan. Sedangkan menelantarkan orang tua adalah tindakan yang sangat tidak disukai Tuhan dan dapat berbuah dosa.
Pada sistem budaya barat, merawat orang tua lansia tak begitu terikat dalam norma. Karena hubungan keduanya dibangun dalam koridor kemandirian. Orang tua melepas anak hidup mandiri di usia tertentu. Pola asuh berbasis kemandirian ini turut memengaruhi hubungan anak dengan orang tua di usia lanjutnya.
Sementara sistem timur tengah memiliki budaya asuh yang melekat. Sangat umum melihat anak-anak yang sudah berumah tangga tetap hidup bersama orang tua mereka.
Perubahan sistem sosial
Fenomena menitipkan orang tua di panti jompo adalah proses yang bisa saja terjadi seiring perubahan sistem kehidupan.
Menurut Sosiolog UIN Jakarta, Tantan Hermasyah, proses modernisasi saat ini berdampak pada hubungan antarmanusia. Manusia modern mengisi kehidupan dengan bekerja, mencari pundi rupiah untuk kehidupan sehari-hari, dan berkerja dari matahari terbit hingga terbenam.
Berbeda dengan orang zaman dahulu, mereka bekerja tidak dari pagi hingga malam karena mayoritas pekerjaannya adalah bertani. Sisa waktu di hari itu dipakai untuk melakukan kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
Pencetus sosiologi modern, Emile Durkheim lewat teori-teorinya mengatakan bahwa sistem dan pola kerja manusia modern yang kaku dan ketat turut mendorong hubungan antarmanusia di dalamnya.
Alokasi waktu untuk mengurus yang lain akan menjadi sangat kurang. Terlebih lagi jika harus merawat orang tuanya. Sementara dia sendiri memiliki keluarga yang harus diurus.
Seorang Sosiolog UNDIP, Ari Pradhanawati berpandangan bahwa menjaga orang tua adalah suatu keharusan. Sekalipun berada di panti jompo, tidak semuanya adalah keburukan.
Di panti, setiap orang tua dapat menikmati hari harinya bersama dengan orang tua lainnya. Berbagi suka duka, tanpa khawatir mengalami kesulitan. Tentunya jika panti jompo yang dipilih memiliki kualitas yang memadai.
Adanya panti jompo tidak selalu mengarah ke konotasi buruk, ketika memang anak mengalami kesulitan yang mendesak sehingga mengharuskan menitipkan orang tua di panti, maka hal itu boleh saja. Mereka yang menitipkan orang tua di panti juga tidak boleh sepenuhnya menelantarkan orang tua mereka. Tetap harus memantau dan mengawasi, walaupun frekuensinya tidak terlalu sering.
Selain itu, panti bisa dijadikan penyelamat bagi orang tua lansia yang tidak mempunyai keluarga sama sekali. Sehingga, mereka pun bisa tetap mendapatkan perhatian dan perawatan di masa tua.
Revina Annisa Fitri