• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Jumat, 13 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Menumbuhkan Kembali Kesadaran Sosial Distancing

Seruan social distancing yang dikumandangkan pemerintah dalam melawan virus corona, gagal dijalankan masyarakat. Terbukti, masih banyak yang melanggar kebijakan itu.

Ramadhani Sri Wahyuni by Ramadhani Sri Wahyuni
5 tahun ago
in Opini
0

Baca juga

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

Student Loan, antara Harapan dan Jebakan

Ilustrasi social distancing (Dokumen pixabay).

Tak berapa lama setelah Corona Virus Disease (Covid-19) menyerang Indonesia, pemerintahan Jokowi-Maaruf Amin menjadi ketar-ketir. Mereka kelabakan. Narasi optimisme “Indonesia Bebas Corona” yang gamblang diberitakan sebelumnya, runtuh seketika.

Sontak, kepanikan massal melanda bumi Indonesia. Anak kecil, remaja, dewasa, hingga orangtua berbondong-bondong mencari perlindungan. Namun, virus tetaplah virus. Ia menjelma seperti dewa kematian yang datang dan merenggut satu per satu nyawa manusia, tanpa pandang bulu.

Terhitung per Kamis (02/04/2020), kasus Covid-19 mengalami peningkatan signifikan dengan mencapai 1.790 kasus. Sementara, korban meninggal dunia kini bertambah menjadi 170 orang dan pasien sembuh sejumlah 112 orang. (Kompas.com, 02/04/2020).

Ini menandakan bahwa virus corona memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal itu pula yang membuat pemerintah bergerak cepat dengan membuat beberapa kebijakan baru. Ya, social distancing menjadi salah satu kebijakan yang dianggap mampu meredam penyebaran pandemi corona.

Social distancing sendiri merupakan sebuah strategi untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit di wilayah tertentu. Selain itu, pembatasan sosial juga dilakukan dengan meminta masyarakat untuk mengurangi interaksi sosial dengan tetap tinggal di dalam rumah maupun pembatasan penggunaan transportasi publik.

Namun, yang masih menjadi pertanyaan, apakah kebijakan social distancing (SD) sudah tepat dalam kaca mata kebijakan publik saat ini?

Kebijakan social distancing yang saat ini dipraktikkan oleh negara bisa dibilang belum berada dalam titik maksimal. Saat kebijakan social distancing menggema di seluruh pelosok negeri, justru tidak banyak masyarakat yang mengimplementasikannya.

Masih banyak dijumpai masyarakat yang tetap melakukan hal-hal yang kiranya tidak berdampak dengan penularan covid-19. Bahkan, ada yang nekat berkunjung ke tempat wisata yang belum ditutup, jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, nongkrong hingga melaksankan acara seperti pesta pernikahan.

Mirisnya, social distancing yang diterapkan di Indonesia hanya berhasil diikuti oleh kelompok menengah atas. Sementara, kelompok menengah bawah banyak yang tidak mematuhinya.

Kelompok pengemudi ojek online misalnya, mereka tetap keluar rumah karena penghasilan mereka adalah harian. Lalu, ada pedagang kaki lima, tukang parkir dan masih banyak profesi lain yang berhubungan dengan banyak orang.

Hal ini cukup riskan mengingat, penularan virus corona begitu cepat dan tidak dapat diprediksi. Bahkan, virus yang statusnya telah ditetapkan WHO menjadi pandemi ini mampu menjadi pembunuh berdarah dingin yang terkadang tidak memunculkan gejala secara spesifik.

Jika perilaku masyarakat masih seperti ini lalu, harus dengan cara apa negara menyadarkan rakyatnya?

Dilematis

Kebijakan social distancing yang diterapkan pemerintah memang menimbulkan perasaan dilematis. Di satu sisi, kebijakan ini diprediksi mampu menurunkan angka penyebaran Covid-19. Di sisi lain social distancing menjadi pedang yang menghunus pereknomian masyarakat—terutama kelas menengah ke bawah—menjadi tidak stabil.

Jika pemerintah tetap bersikukuh untuk menerapkan kebijakan ini maka, harus diimbangi pula dengan solusi yang tepat. Negara dalam hal ini pemerintah, tidak bisa begitu saja menelantarkan rakyatnya dalam ‘kelaparan’ ekonomi.

Namun, jika melihat neraca perekonomian negara saat ini, sepertinya mustahil bagi mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan satu per satu rakyatnya. Kalau pun mereka mengambil langkah ekstrem dengan menambah hutang negara untuk menambal defisit anggaran yang semakin menurun, itu pun tidak bisa dilakukan maksimal. Mengingat, pandemi corona bukan lagi menjadi ancaman nasional, melainkan ancaman global di mana, semua negara membutuhkan pertolongan ekonomi.

Belajar dari negara lain

Indonesia, sepertinya harus belajar dari negara lain dalam menerapkan kebijakan social distancing. Di beberapa negara, social distancing dilakukan secara serius dan ketat.

Di Korea Selatan misalnya, mereka menerapkan sanksi pidana dan denda bagi masyaraktnya yang tidak mematuhi kebijakan social distancing berupa sanksi pidana satu tahun atau denda 10 juta won (133 juta) jika menolak karantina atau dirawat di rumah sakit.

Warga Singapura juga tak mau kalah tertib ketika melakukan social distancing. Mereka mengantre dan menyisihkan jarak ketika sedang berada di pusat perbelanjaan publik, hingga ketika makan di warung-warung pinggir jalan.

Mengetahui ketertiban masyarakat dalam melakukan social distancing tersebut, sontak membuat warganet Indonesia mengapresiasinya, bahkan tak jarang yang merasa iri dengan ketertiban tersebut.

Seperti yang ditulis oleh akun @erlinape dalam laman Twitternya pada 16 Maret lalu dengan kalimat “Ya allah pengen nangis liat penanganan corona di negara lain, totalitas banget . Kayanya emang kita gabisa mengandalkan apapun dari pemerintah, kita sendiri yang harus survive buat jaga diri dan keluarga, yok lebih aware dengan kesehatan”.

Begitu pula dengan @aradipity yang menulis komentar, “Di indonesia, mau pemerintahnya udah sekeras apapun percuma kalo warganya nggak bisa di ajak kerja sama. Diliburin malah jalan² kepuncak, ke tempat ramai. Masker dan semuanya yang membantu mencegah dibikin mahal, ujung2nya nyalahin pemerintah lagi”.

Penulis: Ramadhani Sri Wahyuni

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: Covid-19jumlah korban coronasocial distancingvirus corona
Previous Post

Dema-U Bersama 16 UKM-U Lakukan Open Donasi Peduli Covid-19

Next Post

Ramai Petisi Penghapusan Skripsi dan Pembebasan UKT, Begini Tanggapan Mahasiswa UIN Walisongo

Ramadhani Sri Wahyuni

Ramadhani Sri Wahyuni

Perempuan kelahiran Pati.

Related Posts

Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu
Opini

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

by Nadia Safwa Aqila
30 Mei 2025
0

...

Read more
burnout, gejala burnout, dampak psikologi burnout, dampak burnout mahasiswa, gejala gangguan mental

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

23 Mei 2025
Student Loan, Pinjaman Pendidikan, Pinjaman Pendidikan Mahasiswa, Biaya Kuliah Mahasiswa, KMI

Student Loan, antara Harapan dan Jebakan

29 April 2025
hari raya, kesenjangan sosial, fenomena kesenjangan sosial, momen hari raya, ketimpangan sosial

Luka di Balik Hari Raya

1 April 2025
Ke Mekkah Modal Nekat, Fenomena Haji Jalan Kaki, Tren Haji Jalan Kaki, Penyebab Haji Jalan Kaki, Jalan Kaki Ke Mekkah

Ke Mekkah Modal Nekat, Spiritualitas atau Konten Semata?

13 Maret 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
FORMAKIP UIN Walisongo, PMB UIN Walisongo, Bantuan KIP-K, Pemotongan Biaya KIP-K, UIN Walisongo

Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

19 Mei 2025
Letup Kalbu, Sastra Soeket Teki, Puisi Soeket Teki, SKM Amanat, Puisi SKM Amanat

Letup Kalbu

1 Juni 2025
Wisudawan Terbaik FSH, FSH UIN Walisongo, Intan Permata Putri, Wisuda UIN Walisongo, IPK Terbaik UIN Walisongo

Angkat Sengketa Waris, Intan Permata Putri Raih Wisudawan Terbaik FSH dengan IPK Tertinggi UIN Walisongo

24 Mei 2025
wisudawan terbaik febi, qonita nurun nima, febi uin walisongo, wisuda uin walisongo, uin walisongo, wisuda ke-96

Raih Wisudawan Terbaik FEBI, Qonita Nurun Pegang Prinsip Nilai Mata Kuliah Minimal B

25 Mei 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend