• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Jumat, 11 Juli 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Minimnya Sensitivitas Jadi Alasan Buruknya Komunikasi Pemerintah Menurut Dosen Kebijakan Publik UIN Walisongo

Pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi yang menanggapi teror kepala babi kepada salah satu jurnalis media nasional dinilai oleh Dosen Kebijakan Publik UIN Walisongo, Muhammad sebagai bentuk lemahnya komunikasi pejabat publik

Redaksi SKM Amanat by Redaksi SKM Amanat
2 minggu ago
in Nasional
0

Baca juga

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Tuai Pro Kontra, Guru Besar Pendidikan UIN Walisongo Tanggapi Program Pendidikan Barak Militer KDM

Dosen Kebijakan Publik, Dosen UIN Walisongo, UIN Walisongo, Komunikasi Buruk, Pemerintahan Prabowo
Ilustrasi seorang menteri sedang konferensi pers dengan media (Amanat/Tazaka).

Amanat.id– Gaya komunikasi Pemerintahan Prabowo saat ini kerap menjadi sorotan masyarakat karena dianggap buruk, tidak responsif, dan sering menimbulkan kesalahpahaman, Senin (23/6/2025).

Misalkan pada pernyataan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang menghubungkan celana jeans dengan masalah kesehatan dan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi yang menanggapi ancaman terhadap jurnalis salah satu media nasional yang dikirimi kepala babi dengan gurauan.

Menanggapi hal tersebut, Dosen Kebijakan Publik Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Muhammad mengatakan krisis kepercayaan masyarakat justru timbul akibat komunikasi dari pejabat pemerintah yang lemah.

“Saya melihat koordinasi kebijakan di kementerian level kabinet yang lemah, banyak pernyataan yang keluar dari pejabat publik seperti menteri tidak terkontrol dan terkoordinasi,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Jumat (20/6).

Ia juga menyampaikan banyak pejabat publik yang tidak sensitif terhadap suatu isu di masyarakat dan menanggapinya dengan gurauan.

“Banyak pejabat publik yang tidak sensitif terhadap suatu isu, di mana banyak masyarakat merasa relate terhadap suatu isu kemudian tersinggung atas pernyataan-pernyataan yang ditanggapi dengan guyon,” tuturnya.

Buruknya komunikasi dari pejabat publik tersebut akhirnya menimbulkan banyak spekulasi di masyarakat.

“Ini menunjukkan banyak hal, seperti kapasitas kebijakan dan bentuk pemecahan masalah yang bisa diselesaikan secara komprehensif atau tidak,” lanjutnya.

Muhammad menuturkan justru kebijakan yang dibatalkan atau diklarifikasi oleh lembaga lain termasuk hal yang wajar.

“Dari segi kebijakan, saya melihat beberapa kebijakan yang kemudian diklarifikasi atau dibantah kementerian lain bahkan presiden, itu merupakan pola yang wajar di pemerintahan manapun,” ucapnya.

Menurutnya hal tersebut bisa terjadi karena rendahnya sifat sensitif dan koordinasi pejabat publik antar kementerian atau lembaga.

“Menurut saya, faktornya adalah tidak sensitifnya pejabat publik, kurangnya koordinasi kabinet yang seolah tumpang tindih antar kementerian atau lembaga pemerintah yang menyebabkan perlu dipertanyakannya kapasitas kebijakan tersebut,” ucapnya.

Ia juga mengatakan butuh bukti dan fakta yang jelas untuk menyimpulkan buruknya komunikasi pejabat publik disebabkan oleh kesengajaan atau konspirasi semata.

“Saya sebagai akademisi tidak bisa melihat kebijakan publik melalui klaim atau model konspirasi alias analisis harus sesuai fakta. Untuk konspirasi atau kesengajaan tidak bisa kita sebutkan kalau tidak ada bukti pendukung, sedangkan bukti pendukungnya sulit untuk dicari,” ujarnya.

Rendahnya sifat sensitif

Muhammad mengatakan kurangnya sifat sensitif pejabat publik terhadap masyarakat dapat disebabkan karena kecenderungan pemerintah yang otoritatif.

“Alasan nyelenehnya pernyataan dan belum mumpuninya kapasitas kebijakan bisa terjadi salah satunya karena kecenderungan pemerintah yang semakin otoritatif, artinya mereka kembali kepada model-model feodal zaman dulu,” terangnya.

Lanjutnya, pejabat publik sering tidak melibatkan masyarakat dalam membentuk sebuah kebijakan.

“Seringkali rakyat hanya diberitahu saat keputusan sudah final, secara administratif pejabat bisa mengklaim bahwa mereka sudah melakukan konspirasi publik, dan banyak hal lewat partisipatif,” ujarnya.

Pola tersebut, sambungnya, sah secara administratif, tetapi menimbulkan persoalan secara subtansif.

“Secara administratif, hal itu sah-sah saja karena sudah ada representatif dari publik, tapi apakah secara substansif sudah benar? Nah, itu yang perlu dikritisi,” tuturnya.

Ia menuturkan hal tersebut menyebabkan terbentuknya jarak antara pejabat publik dengan masyarakat.

“Pejabat publik merasa mempunyai kuasa lebih atas rakyat, sehingga bisa dilihat bersama seringkali mereka merasa di atas awan dan melihat isu masyarakat ‘ah biasa saja’ atau terkesan otoritatif,” lugasnya.

Muhammad menuturkan jika pemerintah terus bersikap otoratif, maka masyarakat semakin anti-pemerintah bahkan skeptis.

“Otoritatif jauh lebih mudah daripada partisipatif, maka ketika pemerintah terlihat semakin otoritatif, efeknya ya masyarakat bisa jadi semakin anti pemerintah bahkan skeptis terhadap pemerintah,” jelasnya

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Walisongo, Rizal (bukan nama sebenarnya) mengatakan ada kesamaan pola ketika pemerintah menginstruksikan sebuah kebijakan untuk masyarakat.

“Ketika membuat kebijakan kemudian isu tersebut naik dan belum tuntas, pasti akan ditutupi dengan isu berikutnya tanpa akhir yang jelas. Saya yakin hal tersebut sudah terkonstruksi untuk membentuk masyarakat yang bodoh dan dungu terhadap pemerintah,” ucapnya.

Ia mengatakan bahwa komunikasi yang dilakukan pemerintah juga bersifat defensif yang akhirnya menimbulkan sentimen publik.

“Komunikasi yang dilakukan pemerintah dalam merespon suatu hal seringkali bersifat defensif, seperti menyalahkan dan mengecilkan pihak lain. Hal tersebut kemudian menimbulkan sentimen, mendorong kontroversi, dan akhirnya menjadikan kegaduhan publik,” ujarnya.

Rizal menuturkan seharusnya pemerintah menanggapi dengan komunikasi yang empati dan responsif.

“Alih-alih defensif yang justru menurunkan kepercayaan masyarakat, seharusnya pemerintah merespon dengan komunikasi yang empati dan responsif serta merangkul semua pihak,” pungkasnya.

Reporter: Dinda Alfiani
Editor: Azkiya S.A.

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: dosen kebijakan publikDosen uin walisongokomunikasi burukpemerintahan prabowouin walisongo
Previous Post

Saksi Ruang Keluarga

Next Post

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Redaksi SKM Amanat

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

giant sea wall, banjir rob, penyebab banjir rob, proyek strategis nasional, solusi banjir rob
Opini

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

by Redaksi SKM Amanat
7 Juli 2025
0

...

Read more
ita martadinata, pemerkosaan massal 1998, penulisan ulang sejarah indonesia, tragedi 1998, fadli zon

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

29 Juni 2025
Pendidikan Barak Militer, Kontroversi Pendidikan Barak, KDM, Guru Besar UIN Walisongo, Raharjo

Tuai Pro Kontra, Guru Besar Pendidikan UIN Walisongo Tanggapi Program Pendidikan Barak Militer KDM

21 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah, Sejarah Indonesia, Motif Penulisan Sejarah, Kontroversi Penulisan Sejarah, Badrul Munir Chair

Dosen Hermeneutika UIN Walisongo Duga Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Sarat akan Kepentingan

14 Juni 2025
sps, sps awards, penghargaan sps, isma 2025, januar p ruswita

Dorong Karya Berkualitas, SPS Kembali Adakan Penghargaan Pers 2025

24 Mei 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Prodi Baru UIN Walisongo, Prodi UIN Walisongo, UIN Walisongo, Prodi Baru, Pembukaan Prodi Baru

Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

21 Juni 2025
Konflik Iran-Israel, Perang Dunia 3, Dampak Perang Dunia, Perang Timur Tengah, Konflik Internasional

Nasib Indonesia dalam Konflik Iran-Israel dan Ancaman Perang Dunia 3

4 Juli 2025
Kasus Pembunuhan, Kasus Iwan Budi, Pembunuhan Anggota PNS, Iwan Budi, AJI Semarang

Hampir Genap Tiga Tahun, Kasus Pembunuhan Anggota PNS Iwan Budi Belum Ada Titik Terang

3 Juli 2025
PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

7 Juli 2025
Load More

Trending News

  • PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

    Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend