
Amanat.id- Aliansi Mahasiswa Semarang bersama masyarakat sipil menggelar aksi dengan tajuk “Negara Sekarat, Prabowo-Gibran Mencekik Rakyat” di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah (Jateng), Selasa (18/2/2025).
Salah satu anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (UNDIP), Valdi mengatakan unjuk rasa tersebut dihadiri oleh seluruh elemen masyarakat di Semarang Raya.
“Seluruh elemen masyarakat di Semarang Raya, termasuk mahasiswa berbagai organisasi internal maupun eksternal, serta kelompok masyarakat yang dianggap tertindas turut berpartisipasi dalam aksi yang digelar hari ini,” ujarnnya saat diwawancarai oleh tim Amanat.id.
Valdi juga menjelaskan bahwa aksi tersebut sebagai bentuk ungkapan keresahan masyarakat.
“Bentuk aksi demonstrasi yang kita lakukan merupakan representasi akumulasi kemarahan masyarakat se- Semarang Raya,” katanya.
Menurutnya, sikap pemerintah yang tidak sesuai dengan kesejahteraan masyarakat harus dilawan.
“Banyak aturan pemerintah yang mengorganisir masyarakat. Tetapi sebagai masyarakat, kita bisa melawan,” tuturnya.
Adapun poin-poin tuntutan dalam aksi tuntut Prabowo-Gibran tersebut adalah:
- Tuntut segara sahkan RUU Masyarakat Hukum Adat.
- Tuntut segera sahkan RUU Perampasan Aset.
- Melakukan revisi pada Undang-Undang Kementerian Negara untuk menghentikan kegemukan pada Kabinet Merah Putih.
- Menuntut percepatan reshuffle menteri bermasalah.
- Tolak tegas konsesi tambang bagi perguruan tinggi.
- Tolak bentuk militerisasi dalam ranah sipil.
- Menagih janji pemerintah dalam menekan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
- Menolak represifitas aparat penegak hukum.
- Menegakkan etika penyelenggaraan negara.
- Memprioritaskan prioritas utama, terkhusus pendidikan dan kesehatan.
- Usut tuntas proyek IKN.
- Evaluasi secara penuh Proyek Strategis Nasional (PSN).
Valdi mengatakan perjuangan masyarakat akan terus berlanjut.
“Sehingga setelah aksi ini digelar, kita tidak boleh berhenti berjuang, karena perjuangan tidak berhenti sampai disini saja,” tutupnya.
Reporter: Lutfi Ardiansyah
Editor: Azkiya Salsa Afiana