Amanat.id- Dengan ketekunan dan semangat belajar yang tinggi, Mahasiswa Aqidah Filsafat Islam (AFI), Muhammad Nasrudin Baihaqi berhasil mendapatkan predikat Wisudawan Terbaik di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo pada wisuda S1 ke-93 di Gedung Prof. TGK. Ismail Yaqub pada Rabu (21/8/2024).
Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93, dirinya mengangkat isu lingkungan untuk skripsinya yang berjudul “Etika Masa Depan dalam Film “Avatar 2009” Perspektif Hans Jonas”.
“Kita tahu setiap hari suhu bumi semakin panas, padahal yang menyebabkan hal itu terjadi adalah kita sendiri,” katanya.
Ia mencoba menggabungkan idenya tersebut dengan suatu film dan objek dari seorang tokoh filsuf.
“Saya terinspirasi dari film Avatar tahun 2009 yang disutradarai oleh James Cameron, kemudian digabung dengan objek formal dari tokoh filsuf Jerman, Hans Jonas yang juga mengangkat tema seputar alam dan lingkungan,” ucapnya.
Ia mengaku sempat mengulang skripsi, karena ternyata topik tersebut sudah pernah diteliti.
“Bahkan saya sempat mengulang skripsi yang sudah sampai bab 3 karena telat mengetahui bahwa ternyata sudah pernah ada yang meneliti hal serupa dalam bahasa asing,” ungkapnya.
Mahasiswa asal Mojokerto itu juga sempat terkendala komunikasi dengan dosen pembimbing.
“Miskomunikasi dengan pembimbing. Di situ saya merasa terhambat, juga dikarenakan beliau yang dulunya menjabat sebagai sekretaris jurusan dan sekarang adalah kepala jurusan,” jelasnya.
Sebagai Angkatan 2020 di UIN Walisongo, dirinya pernah merasakan kesulitan semasa kuliah karena pembelajaran online di masa Covid-19.
“Masa awal angkatan dua puluh itu sulit karena Corona yang masih berlaku pembelajaran online,” ujarnya.
Namun, dirinya tetap merasa teguh walaupun belajar tanpa bimbingan dosen secara langsung.
“Di balik kekurangan online, kita harus tetap teguh dan belajar walau tanpa bimbingan dosen karena yang menentukan perkuliahan kita sendiri,” tambahnya.
Konsisten, sambungnya, menjadi sifat yang selalu dirinya terapkan selama berkuliah.
“Tetap konsisten. Sebenarnya saya juga tidak begitu berambisi untuk menjadi yang terbaik,” tuturnya.
Membaca dan berdiskusi diterapkan oleh Nasrudin ketika mendapatkan tugas kuliah.
“Saya akan berkumpul dengan teman-teman untuk mencari motivasi dan memperbanyak membaca literasi ketika ada masalah,” katanya.
Ia juga menerapkan prinsip untuk bersikap tenang dalam menghadapi masalah.
“Berusaha tetap tenang ketika sudah merasa stabil, baru mulai bertindak menyelesaikan masalah itu,” ucapnya.
Ia pun menyampaikan pesan kepada mahasiswa yang masih berjuang.
“Juga sering kumpul di kampus, selain untuk mencari kesegaran, tetapi juga bisa mendapat ide baru,” katanya.
Reporter: Dwi Khoiriyatun
Editor: Gojali