
Amanat.id– Pada tahun 2025 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo resmi membuka beberapa Program Studi (Prodi) baru, seperti Kedokteran, Bisnis Digital, dan Ilmu Hadis, Jumat (20/6/2025).
Pembukaan Prodi baru UIN walisongo mendapat beragam tanggapan dari mahasiswa.
Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah, Ayana mengatakan pembukaan Prodi baru di UIN Walisongo merupakan langkah yang bagus dan sejalan dengan visi keilmuan.
“Sangat bagus, mengingat bahwa kampus ini memiliki visi Kampus Riset Unggul Berbasis Integrasi Keilmuan untuk Kemanusiaan dan Peradaban menjadikan pembukaan Prodi ini sebagai upaya mencapai visi tersebut,” ujar Ayana.
Ia juga mengungkapkan akan ada banyak kontribusi yang dapat diberikan oleh lulusan Prodi baru UIN Walisongo.
“Menambah kuantitas dokter khususnya pada daerah pedesaan yang minim akses kesehatan, membantu masyarakat yang masih gaptek,” ungkapnya.
Namun, Ayana juga menghawatirkan beberapa kesiapan dalam pembukaan Prodi baru tersebut.
“Dari segi infrastruktur, saya rasa ini belum sepenuhnya memadai dan kampus harus memperhitungkan mengenai fasilitas yang tersebut di fakultas, misalnya dari segi ruang kelas yang dirasa belum cukup memadai,” katanya.
Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Rohman (bukan nama sebenarnya) menanggapi bahwa Prodi-Prodi baru UIN Walisongo merupakan pembaharuan yang baik dalam integrasi keilmuan.
“Prodi baru ini merupakan pembaharuan yang baik karena memiliki basis integrasi yang saling melengkapi antara keilmuan modern dan islam,” jelasnya.
Sementara itu, mahasiswa Prodi Ilmu Politik, Nayaka merasa agak ragu terhadap kesiapan dalam pembukaan Prodi baru UIN Walisongo.
“Jujur aja, saya agak skeptis. Kayaknya ini cuma proyek ambisius biar UIN kelihatan modern,” katanya.
Ia menambahkan kampus harus memberikan informasi yang jelas terhadap Prodi-Prodi baru tersebut.
“Kampus harus transparan. Jangan cuma upload poster dan video. Informasikan juga kenapa Prodi ini dibuka, apa tujuannya, gimana prosesnya, dan apa yang udah disiapkan,” tambahnya.
Nayaka berharap Prodi-Prodi baru di UIN Walisongo tidak membebankan mahasiswanya di kemudian hari.
“Jangan sampai niatnya bagus, tapi berujung menjadi beban untuk mahasiswa karena fasilitas atau dosennya kurang mendukung,” ujarnya.
Mahasiswa Prodi Ilmu Seni dan Arsitertur Islam (ISAI), Yusril menanggapi bahwa pihak kampus harus bisa meningkatkan kualitas Prodi itu juga.
“Jangan cuma hanya melahirkan tanpa bisa membesarkan. jagan cuma hanya mencari nama dengan membuka Prodi baru agar terlihat keren, Tetapi seharusnya birokrasi juga harus bisa membersarkannya,” tuturnya.
Ia juga menambahkan agar lulusan Prodi baru UIN Walisongo dapat bermanfaat bagi Indonesia.
“Bukan hanya sekedar gelar saja, wisudawan dan wisudawati harus bisa bermanfaat di Indonesia,” tambahnya.
Yusril juga berharap agar para mahasiswa yang kelak menjadi lulusan Prodi baru bersebut mampu mengamalkan ilmunya dengan baik.
“Harapannya lulusan dapat mengamalkan ilmu tersebut dimasyarakat karena ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa dirasakan oleh masyarakat,” harapnya.
Reporter: Daffa