
Kasus orang terjangkit Pandemi Corona atau Covid 19 di seluruh dunia terus bertambah. Hingga 10 Maret 2020, kasusnya telah mencapai 128.343 kasus, dengan 4.720 orang meninggal dunia. Sedangkan, terdapat 68.324 pasien berhasil sembuh.
Di Indonesia sendiri, Covid 19 baru resmi diumumkan ada kasusnya pada awal Maret lalu. Namun, meski begitu persebaran virus asal Tiongkok ini begitu cepat. Sampai dengan 16 Maret 2020, kasus Covid 19 di Indonesia telah mencapai 134 kasus dengan total meninggal sebanyak 5 orang.
Kondisi itu membuat keresahan masyarakat meningkat, seperti di beberapa tempat diberlakukan pengecekan suhu badan untuk antisipasi virus corona. Orang dengan suhu badan lebih dari 38 celcius dilarang memasuki tempat tersebut. Tak hanya cek suhu badan, tempat tersebut juga menyediakan hand sanitizer beralkohol penggati sabun cuci tangan.
Keresahan itu makin menjadi-jadi ketika diketahui bahwa jumlah pasien yang terkena virus corona semakin meningkat. Kepanikan tersebut membuat masyarakat melakukan aksi berlebihan yang disebut panic buying atau tindakan penimbunan dengan rasa takut.
Perilaku ini terlihat, dari pembelian berlebihan masker, hand sanitizer yang dilengkapi dengan alkohol, vitamin serta antibotik hingga kebutuhan pokok.
Contoh Sikap Nabi
Sebetulnya, nabi telah mencontohkan kepada umatnya jika terserang sebuah wabah. Diriwayatkan, pada zaman nabi terjadi serangan wabah kusta. Pada saat itu nabi bersabda, “Jangan kamu terus menerus melihat orang yang mengidap penyakit Kusta.” (HR. Bukhori).
Dalam hadis tersebut seolah mengisyaratkan, bahwa kita diminta tak mendekati orang yang terserang penyakit yang obatnya belum ditemukan.
Selain itu, dalam hadis lain yang juga diriwayatkan oleh Bukhori, Nabi Bersabda, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”
Hadis tersebut mirip dengan metode karantina yang kini digunakan sejumlah negara modern untuk meminimalisir persebaran wabah.
Bersikap Lebih bijak
Covid-19, adalah sebutan untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang awal penyebarannya dimulai dari Wuhan, China. Penyakit covid-19 disebabkan oleh corona virus yang tak lain adalah kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan.
Dalam menyikapi virus corona yang mewabah, seharusnya masyarakat lebih tenang. Adanya virus tersebut tak lantas menuntut orang berbondong-bondong membeli masker hingga kebutuhan pangan sehari-hari. Penggunaan masker yang berlebihan perlu diatasi dengan bijak.
Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau yang lebih dikenal dengan WHO menyarankan penggunaan masker lebih baik diperuntukkan untuk orang yang tidak sehat, terinfeksi gejala virus corona dan petugas kesehatan. WHO mengimbau hal tersebut karena penyebaran virus corona tidak melalui udara melainkan melalui tetesan kecil ketika bersin atau batuk. Hal ini menjadi salah satu yang harus diwaspadai ketika berada di tempat umum, kita tidak tahu kondisi kesehatan orang-orang yang berada di keramaian.
Langkah kecil yang dapat diambil adalah tidak gampang mengunjungi keramaian tanpa alasan atau kepentingan. Kita boleh mencegah, tapi tidak dengan cara yang berlebihan.
Penulis: Afifah Kamaliyah