Amanat.id- Satu hari sebelum pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo 2024, spanduk bertuliskan “UKT+ Mahad 4 juta, gak mahal tah?” terpampang di reklame Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI), Kamis (8/8/2024).
Berdasarkan pengakuan salah satu anggota Satuan Penjaga Keamanan (Satpam), Agus, spanduk kritik tersebut diamankan saat subuh, Jumat (9/8/2024).
“Spanduk vandalisme sudah diambil oleh satpam yang berjaga sif malam dan sudah diamankan di pos,” ujarnya.
Kepala Satpam, Sutarman mengatakan pemasangan spanduk tersebut tidak mengganggu jalannya PBAK.
“Tidak mengganggu karena itu bentuk ekspresi dari unek-unek, tapi harus tetap kami copot demi menjaga kekondusifan PBAK 2024,” tuturnya.
Sependapat dengan Sutarman, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo, Bagas Adi mengatakan spanduk kritik tersebut tidak mengganggu proses berjalannya PBAK dan merupakan bentuk aspirasi.
“Tidak mengganggu PBAK, itu juga menjadi salah satu bentuk aspirasi mahasiswa,” ujarnya.
Bagas juga mendukung penuh aspirasi yang dilakukan oleh mahasiswa.
“Pastinya akan kita dukung,” katanya.
Menurutnya, pemasangan spanduk adalah hal lumrah setiap PBAK.
“Spanduk vandalisme ini kan ada dari tahun ke tahun, jadi bukan yang pertama kalinya,” tambah Bagas.
Menanggapi adanya spanduk tersebut, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Taufiqurrahman mengatakan bahwa hal tersebut bagus, karena sesuai dengan realita di kampus.
“Tujuannya sudah bagus karena realita yang terjadi di kampus memang seperti itu,” katanya.
Meskipun demikian, sambungnya, pemasangan spanduk menjelang PBAK, bukanlah tindakan yang bisa dibenarkan.
“Tapi peletakan spanduk dan vandalisme menjadi salah karena mengganggu proses PBAK,” katanya.
Ia berpendapat, jika untuk aspirasi lebih baik mengadakan aksi yang jelas tindakan dan juga hasilnya.
“Ada aksi nyata dibantu oleh spanduk, maka aspirasi kita akan lebih didengar, daripada hanya menempel spanduk-spanduk dan vandalisme jelang PBAK,” tuturnya.
Adapun Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Meli justru kaget dengan adanya pemasangan spanduk kritik bertuliskan “UKT + Mahad 4 juta, gak mahal tah?”.
“Kaget, soalnya waktu kita di SMA tidak ada hal semacam ini,” ucapnya.
Reporter: Earnest Sherin Amalia
Editor: Gojali