
Amanat.id- Sore hari usai Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), pelbagai mahasiswa menggelar aksi vandalisme dengan membawa dua spanduk di depan Landmark Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Minggu (06/08/2023).
Dua vandel tersebut bertuliskan ‘komersialisasi pendidikan’ dan ‘regulasi ma’had ugal-ugalan pelan-pelan pak rektor!’.
Terlihat beberapa anggota keamanan dan juga Wakil Rektor (WR) III, Arief Budiman berada di lokasi kejadian.
Salah satu mahasiswa yang berada di lokasi kejadian, Naili mengatakan bahwa vandel tersebut berasal dari mahasiswa FISIP UIN Walisongo.
“FISIP yang memasang,” katanya saat diwawancarai oleh tim Amanat.id.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo, M. Faris Balya mengaku dirinya tidak tahu pasti apakah aksi tersebut dilakukan oleh satu fakultas atau semua.
“Aku baru tau dari story temen-temen, tapi aku kira apakah hanya satu fakultas atau semua, aku tidak tahu,” tuturnya.
Menurut Faris, sebagai kampus yang demokratis dan menjunjung tinggi kritisisme mahasiswa, hal tersebut wajar untuk dilakukan.
“Ketika kampus kita dikatakan sebagai kampus demokratis dan menjunjung tinggi kritisisme bagi mahasiswanya harusnya hal tersebut wajar dan memang harus dilakukan oleh mahasiswa,”
“Dengan vandel tersebut, kita bisa dikatakan mahasiswa yang aktif, peduli, bukan mahasiswa yang individualistik dan juga pasif terhadap kebijakan-kebijakan kampus.” tambahnya.
Ia menuturkan, kampus tidak perlu merasa takut jika apa yang dilakukan sudah benar dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
“Kalau kampus merasa benar, harusnya tenang saja ketika mendengar hal seperti itu. Ketika kampus resah, apakah benar ada yang ditutup-tutupi?” ucapnya.
Ia menegaskan, DEMA-U tidak pernah melarang mahasiswa untuk membangun vandel. Namun, jika hal tersebut mengganggu kegiatan yang sudah ditentukan, akan dilarang.
“Kita tidak pernah melarang orang-orang untuk membangun vandel dan sebagainya. Yang kita larang hanya ketika hal itu merusak tatanan jam yang seharusnya sudah ditentukan,” ujar Faris.
Dirinya mengaku mendapat laporan jika terdapat mahasiswa yang dihubungi oleh Wakil Dekan (WD) terkait vandel tersebut.
“Beberapa ada yang melaporkan dengan saya, ada yang mendapatkan chat dari WD terkait vandel tadi. Saya rasa kenapa sampai sejauh itu, untuk bersuara saja harus dibungkam?”
“Bukankah setiap orasinya, Rektor, WR, Dekan selalu mengatakan bahwa mahasiswa harus memiliki jiwa kritis dan pandang analisis?” lanjutnya.
Komandan Keamanan UIN Walisongo, Tri Adi mengatakan bahwa pihaknya tidak tahu pasti kronologi vandel tersebut, tetapi setelah itu langsung dilakukan sterilisasi.
“Kronologi rincinya kita kurang tahu. Tahu-tahu udah ada tulisan vandel seperti itu langsung kita sterilkan,” jelasnya.
Aksi vandalisme tersebut masih wajar, sambungnya, keamanan pun sudah mengingatkan mahasiswa.
“Kita ingatkan, cuma wajar mereka mau menyampaikan aspirasi,” kata Tri.
Dirinya mengaku tetap mendukung hal seperti itu, asalkan acara tetap berjalan lancar, tanpa adanya kekerasan.
“Kalau ada hal seperti ini kita tetap mendukung. Yang penting berjalan lancar, tertib, aman, tidak terjadi yang ke arah anarkis, kekerasan, dan adu fisik,” pungkasnya.
Reporter: Revina
Editor: Nur Rzkn