
Amanat.id- Aliansi Mahasiswa Walisongo (AMW) bersama Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa (SEMA) UIN Walisongo menggelar konsolidasi akbar untuk mengusut permasalahan ma’had di belakang gedung PKM Kampus 3, Selasa (8/8/2023).
Dalam pertemuan tersebut, beberapa permasalahan ma’had dikulik secara mendalam bersama para mahasiswa baru hingga pengurus pondok mitra.
AR, salah satu alumni Ma’had Al Jami’ah Walisongo angkatan 2022 mengaku mendapat ancaman setelah keluar dari ma’had.
“Di semester dua saya tidak tinggal di ma’had lagi. Otomatis baru bayar tiga juta. Saya diancam kalau sampai Agustus tidak melunasi ma’had, Wali-SIAdik saya bakal dinonaktifkan,” ungkapnya.
Selain itu, AR juga menyebutkan jika hingga saat ini akun Wali-SIAdik miliknya tidak dapat diakses.
“Cuma bisa diakses pas KRS-an. Bapak saya sampai sakit karena mikirin biaya ma’had,” katanya.
Sementara itu, F, mahasiswa baru Ma’had Al-Jami’ah mempertanyakan ketersediaan fasilitas atas biaya yang sudah dibayarkan.
“Dengan uang tiga juta, ternyata beberapa fasilitas kamar harus beli sendiri. Lalu, kita dapat fasilitas kipas angin, tapi tidak diperbolehkan membukanya dari kardus. Bukannya itu hak kita?” ucapnya.
Tidak hanya itu, AI, maba Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) turut mengeluhkan kurikulum yang ada di pondok mitra.
“Kenapa kurikulum maba di ma’had gak sama? Dengan latar belakang yang berbeda, otomatis tidak sejalan belajarnya. Saya sendiri akhirnya memilih keluar pondok karena tidak nyaman,” tuturnya.
MFS, salah satu perwakilan dari pondok mitra mengungkapkan jika sampai saat ini belum menerima uang pembayaran dari UIN Walisongo.
“Transparasi dana ma’had sangat rancu. Sampai saat ini kami belum menerima uang dari UIN, bahkan demi menyambut para mahasiswa baru, kami merenovasi ulang pondok pakai dana pribadi,” terangnya.
Menanggapi banyaknya polemik terkait ma’had, Ketua DEMA UIN Walisongo, M. Faris Balya menyerukan untuk melakukan perlawanan berupa aksi di depan Gedung Rektorat.
“Katanya kampus kita adalah kampus demokratis, tetapi nyatanya ada pembungkaman, bahkan diancam dengan nilai nol Wali-SIAdik,”
“Oleh karena itu, mari kita lawan bersama. Mari geruduk Rektorat hari Rabu.” tegasnya.
Reporter: Erika L
Editor: Revina