Ditengah maraknya film bergenre horor dan cinta-cintaan. Film Sleep Call hadir membawa warna berbeda dalam perfilman tanah air. Mengusung genre thriller, film ini mampu menghadirkan nuansa menegangkan sepanjang 100 menit jalannya film.
Sleep Call digarap oleh Fajar Nugros, sosok yang juga pernah menyutradarai beberapa film terkenal, seperti Balada Si Roy, Yowis 1 sampai Final, dan film ternama lainnya. Tidak mengherankan jika film ini menyuguhkan tontonan yang sarat akan makna kehidupan.
Film dimulai dengan karakter Dina, seorang wanita yang bekerja sebagai pegawai perusahaan pinjaman online ilegal untuk melunasi hutang di perusahaan tempatnya bekerja. Kehidupannya terasa sunyi ditambah ibunya yang dirawat karena mengidap gangguan mental.
Di tengah berat beban hidupnya, muncul secerca harapan bahagia saat ia mulai masuk pada sebuah aplikasi kencan. Perlahan Dina terjebak dalam sebuah hubungan adkiktif bersama seorang bernama Rama, pria misterius dengan sejuta teka-teki. Hubungan mereka menjadi kian rumit dengan munculnya berbagai misteri dalam kehidupan Dina.
Melalui film Sleep Call ini sutradara ingin mengungkapkan permasalahan yang seringkali muncul dalam masyarakat, seperti media sosial, sandwich generation sampai dengan mental health. Berbagai isu sosial tersebut seingkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengemasan yang proporsional, film ini mampu membuat penonton dapat merasakan pergolakan batin yang dialami oleh Dina.
Dalam film ini kehidupan Dina digambarkan sebagai seseorang yang terjebak dalam sandwich generation, yaitu generasi yang harus menanggung beban merawat orang tua serta harus mengurus kehidupan pribadinya sendiri.
Sebagai seorang anak, memang sepatutnya berbakti kepada orang tua. Namun, ditengah kehidupan pribadinya yang masih belum stabil ditambah membayar biaya pengobatan ibunya, memberikan tekanan yang luar biasa. Ini akan membuat seseorang selalu merasa terjebak dalam siklus tanpa akhir antara tanggung jawab dan kebutuhan pribadi.
Satir yang dibungkus dalam latar belakang Dina, agaknya secara eksplisit merujuk pada kekalutan sosial-ekonomi yang terlalu gamblang jika membicarakan soal dewasa ini. Dinamika ketidakteraturan penanganan ekonomi, pengelolaan finansial, dan kebutaan masyarakat yang seringkali tumpang tindih tatkala mereka menginjak usia dewasa. Dalam kasus ini melahirkan kemiskinan yang kian menjerat bagi keluarga-keluarga seperti dalam representasi latar belakang Dina.
Media Sosial sebagai Tempat Pelarian
Dalam film Sleep Call diperlihatkan tokoh Dina yang merasa gagal dalam kehidupan nyatanya. Terlilit Hutang, Ibunya yang sakit ditambah dengan perasaan bersalah dan rasa kesepian menjadi titik awal dirinya melarikan diri dari kehidupan pahitnya. Namun, hubungan adiktif yang dibangunnya justru memperburuk keadaan.
Menjalin hubungan di media sosial sejatinya memang dapat jadi tempat penghiburan diri. Namun, ketergantungan pada media sosial ini hanya memberikan solusi sementara dan sering kali justru memperburuk keadaan mentalnya karena perbandingan sosial yang tidak realistis.
Salah satu aspek menarik lain dari Sleep Call adalah penggambaran nyata kehidupan media sosial. Rama yang tergambar sebagai sosok yang baik dan penuh perhatian di media sosial, selalu memberikan kesan bahwa dirinya adalah pribadi yang baik dan sempurna. Namun, kenyataannya jauh berbeda dari yang tergambarkan.
Hal ini menyoroti kenyataan pahit bahwa media sosial dipenuhi dengan kepalsuan dan kebohongan para penggunanya. Seringkali mereka hanya menampilkan versi terbaik dari dirinya, bukan kebenaran yang sesungguhnya dikehidupan nyata.
Seiring dengan perkembangan cerita, dapat dilihat bahwa beban berat yang dibawa Dina memengaruhi kesehatan mentalnya. Ditambah trauma buruk atas perlakuaan Ayahnya kepada Ibunya memperburuk kesehatan mentalnya. Dina mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kecemasan dan depresi akibat stres yang terus-menerus. Namun, Dian tidak menyadari hal tersebut.
Penderita gangguan mental memang seringkali tidak menyadari dirinya sedang sakit. Beberapa penderita berada dalam penyangkalan karena menerima kenyataan bahwa mereka memiliki gangguan mental bisa sangat menakutkan. Oleh karenanya, diperlukan pengawasan orang terdekat apabila Dina mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kecemasan dan depresi. Hal seperti ini juga banyak diambil bahkan oleh sutradara kelas dunia sekalipun, David Fincher dalam film Fight Club nya pun turut menyinggung kesadaran masyarakat yang dibiaskan oleh gaya hidup ala kapitalis mampu menyulut penyakit-penyakit mental.
Judul: Sleep Call
Pemeran: Laura Basuki, Juan Bio One, Della Dartyan, Kristo Immanuel
Durasi: 100 menit
Sutradara: Fajar Nugros
Produser: Susanti Dewi
Perusahaan produksi: IDN Pictures
Tanggal rilis: 7 September 2023
Resentator: Bayu Setyawan
Editor: Imamul Muqorrobin