Amanat.id- Komunitas GUSDURian Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menyelenggarakan Haul Gus Dur ke-14 di Saroengan Cafe, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (18/2/2024).
Salah satu murid Gus Dur periode terakhir, Shuniyya Ruhama menceritakan tentang sosok Gus Dur semasa hidupnya.
Shuniyya menyampaikan bahwa Gus Dur merupakan sosok yang sumeleh.
“Beliau ini orang yang sumeleh. Selalu berusaha terlebih dahulu. Kemudian berserah, apapun yang terjadi biarlah terjadi,” katanya.
Ia mengatakan bahwa Gus Dur juga pribadi yang gemar membantu sesama.
“Ada orang datang, apapun agamanya, apapun keperluannya, sekiranya itu mungkin Gus Dur selalu membantu,” tambahnya.
Shuniyya Ruhama menjelaskan bahwa ajaran pertama oleh Gus Dur adalah ke-tauhid-an.
“Nilai yang ditinggalkan pertama kali adalah nilai ke-tauhid-an,” tuturnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa dengan ke-tauhid-an, seseorang tidak akan mudah menghakimi orang lain.
“Apabila kita sudah paham akan hal tersebut, maka kita tidak akan mudah untuk menghakimi seseorang,” ucapnya.
Terakhir, ia menegaskan bahwa manusia harus bisa menghargai perbedaan yang ada.
“Kita punya hak untuk meyakini sesuatu benar atau salah, tetapi kita harus menghormati orang lain pula untuk meyakini hal yang sama atau sebaliknya tanpa ada perselisihan,” tutupnya.
Reporter: Ulya Chusnul Chofifah
Editor: Fathur