By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Amanat.idAmanat.idAmanat.id
Notification Show More
Font ResizerAa
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
Reading: Bahaya Sikap Prejudice dalam Kehidupan Sehari-hari
Share
Font ResizerAa
Amanat.idAmanat.id
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Search
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
  • Blog
  • My Bookmarks
  • Customize Interests
  • Contact
  • Join Us
  • Member Login
  • News Home 2
  • News Home 3
  • Home News
  • News Home 4
  • News Home 5
Have an existing account? Sign In
Follow US
Sikap Prejudice, Bahaya Prejudice, Aspek-aspek Prejudice, Tanda-tanda Prejudice, Prasangka tak berdasar
Ilustrasi sikap prejudice (istockphoto.com)
LifestyleMilenial

Bahaya Sikap Prejudice dalam Kehidupan Sehari-hari

Last updated: 29 Mei 2024 8:48 pm
Bayu Setyawan
Published: 29 Mei 2024
Share
SHARE
Sikap Prejudice, Bahaya Prejudice, Aspek-aspek Prejudice, Tanda-tanda Prejudice, Prasangka tak berdasar
Ilustrasi sikap prejudice (istockphoto.com)

Menilai karakter seseorang sejatinya bukanlah tindakan yang buruk. Setiap orang bebas menilai berdasarkan karakteristik dan perilakunya masing-masing.

Tidak ada yang salah tentang menilai seseorang. Namun, apabila hanya didasarkan prasangka belaka tanpa mengacu pada karakter dan perilakunya, maka hal tersebut dapat merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang yang dinilai. Sikap seperti ini pun dikenal dengan prejudice atau prasangka.

Gordon Allport dalam buku The Nature of Prejudice (1954) mendefinisikan prejudice sebagai antipati berdasarkan generalisasi yang keliru dan tidak fleksibel, terhadap seseorang ataupun sekelompok orang. Allport juga menjelaskan bahwa prejudice merupakan bentuk ketidaksukaan, keterbukaan, permusuhan, atau penolakan.

Prejudice dapat digolongkan menjadi beberapa aspek. Menurut Gross (2013) prasangka terdiri atas lima aspek. Pertama, antilocution yaitu pembicaraan mengarah kepada bermusuhan, memiliki sikap merendahkan secara verbal, serta memiliki lelucon rasial kepada seseorang atau sekelompok orang tertentu.

Kedua, avoidance yaitu suatu usaha untuk menjaga jarak terhadap kelompok tertentu atau seseorang dalam kelompok tersebut. Ketiga, discrimination yaitu suatu usaha untuk melakukan pengusiran dari suatu tempat, mengambil hak-hak sipil dan pekerjaan mereka.

Keempat, physical attack yaitu melakukan kekerasan terhadap seseorang maupun properti yang berhubungan dengan sesuatu yang diprasangkai tersebut. Kelima, extermination yaitu melakukan kekerasan tanpa pandang bulu terhadap seluruh kelompok yang diprasangkai.

Ada beberapa gerak-gerik yang ditunjukkan oleh seseorang yang bersikap prejudice. Pertama, menghindar. Seseorang dengan prasangka akan cenderung menghindar dari orang maupun kelompok yang tidak mereka sukai tanpa alasan yang jelas.

Kedua, sikap antisosial. Seseorang dengan prasangka juga akan cenderung menyendiri serta menjauh dari kehidupan sosial yang menyangkut seseorang ataupun kelompok tersebut.

Ketiga, perilaku merendahkan. Orang dengan sikap prejudice cenderung akan memandang rendah orang atau kelompok yang tidak mereka sukai. Hal ini karena mereka menganggap dirinya lebih baik dibanding orang-orang tersebut.

Jika dibiarkan, sikap prejudice ini bisa merugikan berbagai pihak. Tidak hanya yang tertuduh, tetapi juga penuduh mendapatkan dampak yang sama besarnya. Nantinya, keduanya tidak dapat menjalin hubungan atas dasar kepercayaan. Mereka juga tidak akan dapat bekerja sama, baik dalam tugas, pekerjaan, maupun kewajiban.

Maka dari itu, demi menjaga kerukunan, ada baiknya untuk tidak asal berprasangka. Apalagi sampai menyebarkan prasangka tak berdasar pada orang banyak. Harus ada pertimbangan yang kuat sebelum akhirnya memutuskan untuk memprasangkai sesuatu.

Bayu Setyawan

Doa Keseharian yang Sering Terlupakan
Melawan Stigma Negatif Bangun Siang
5 Makanan Pemicu Jerawat
Mata Lelah Akibat Menatap Gawai, Atasi dengan Metode 20-20-20
Kuliah Sambil Kerja, Kenapa Tidak?
TAGGED:aspek-aspek prejudicebahaya prejudiceprasangka tak berdasarprejudice dalam kehidupansikap prejudicetanda-tanda prejudice
Share This Article
Facebook Email Print

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
XFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!
[mc4wp_form]
Popular News

Sah, Kepesertaan JKN Tidak Wajib untuk Seluruh Angkatan

Agus Salim I
12 Januari 2018
Tim KKN Posko 73 Mulai Program TPQ Lansia
6 Keuntungan Investasi pada Reksa Dana Syariah
Gantikan Muhibbin, Imam Taufiq Resmi Dilantik Jadi Rektor UIN Walisongo
Perjuangan Tim LKBB Sumbang Emas untuk FPK Meski Awalnya Tak Percaya Diri
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics

Categories

  • Varia Kampus
  • UIN Walisongo
  • Artikel
  • Sosok
  • Akademik
  • Puisi
  • Regional
  • Nasional
  • Wisuda
  • Sastra

About US

SKM Amanat adalah media pers mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kantor dan Redaksi

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!

[mc4wp_form]

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?