
Musik berdentum mengiringi langkah kaki Satriya yang terbirit-birit ketakutan di sebuah rumah susun. Ia menuruni anak tangga seraya mengendap-endap, menoleh ke belakang dan mengawasi dua orang yang sedari tadi mengejarnya. Larinya semakin cepat ketika tidak sengaja keberadaanya ditemukan oleh sekelompok pengejar tadi. Saat Satriya mencoba melarikan diri, seseorang tiba-tiba muncul menghadang jalannya dan meninju wajah Satriya.
Ketegangan tersebut membuka jalannya cerita film berjudul Aum! Film bertemakan sejarah ini mengangkat isu reformasi pada tahun 1998. Dikisahkan terdapat sekelompok aktivis mahasiswa yang ingin menyuarakan pendapatnya setelah 30 tahun mengalami pembungkaman.
Tokoh Satriya yang diperankan oleh aktor kondang Jefri Nichol adalah seorang aktivis pergerakan reformasi yang tengah kabur dari buruan militer. Kakaknya, Adam (Aksara Dena) ternyata merupakan salah satu anggota militer tersebut. Keterikatan darah ternyata meluluhkan hati seorang Adam. Dirinya lantas membantu adiknya lalu menjadi desertir.
25 menit pertama atau disebut sebagai babak satu pada film ini berjudul “Pertunjukan”. Isi ceritanya menyuguhkan kisah mahasiswa dalam merencanakan pergerakan untuk melawan reformasi. Namun kemudian, babak ini berakhir dengan adegan orasi reformasi dan teriakan “cut” berulang kali. Anehnya, pada babak selanjutnya yang bertajuk “Perjalanan”, alurnya berubah menjadi berbagai adegan di balik layar dan wawancara kru dalam film yang disajikan pada babak pertama.
Ternyata, Film Aum! sengaja dikemas oleh sang sutradara, Bambang Ipoenk Kuntara Mukti dalam bentuk Mockumentary. Mockumentary merupakan genre film atau serial bergaya dokumenter, bedanya informasi yang disajikan di dalamnya hanya fiksi belaka. Biasanya Mockumentary dikemas dengan bumbu komedi karena tujuannya adalah mengolok-olok. Sederhananya, Mockumentary itu menampilkan sebuah film dalam film.
Film Aum! berisi tentang proses di balik layar pembuatan sebuah film independen yang berjudul Pulang dengan Satriya dan Adam sebagai aktornya. Keduanya memiliki nama asli Surya dan Bram.
Konflik berubah ketika menginjak babak “Perjalanan”. Sampai di akhir film, babak ini mengisahkan perjuangan seorang produser, Linda (Agnes Natasya Tjie) dalam menyelesaikan produksi film Pulang. Linda adalah mahasiswa yang sangat pro reformasi. Alih-alih melakukan aksi dalam bentuk demonstrasi, dirinya bersama kawan lainnya berjuang dengan membuat film tentang perjuangan mahasiswa itu sendiri.
Selain aktor di atas, artis kondang Chicco Jerikho juga ikut andil dalam film Aum! Dirinya berperan sebagai Panca, seorang sutradara idealis dan keras kepala. Linda dan Panca adalah dua tokoh yang memiliki sifat otoriter. Hal tersebut membuat keduanya kerap bersitegang, bahkan konflik mereka mampu mengendalikan jalannya cerita.
Film Aum! yang ditayangkan di Bioskop Online berhasil memenangkan piala Jogja Asian Film Festival (JAFF) pada kategori sinematografi terbaik. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri. Penggunaan tone oranye, aspek pengambilan gambar yang hanya menggunakan teknik zoom in out, diberikan efek noise dan penggunaan aspek rasio 4:3 hingga pada artistiknya sangat menggambarkan situasi 98 dengan sangat total. Perasaan yang didapat ketika menonton film Aum! sama seperti ketika menonton film Warkop DKI atau G30S PKI, seperti film-film yang memang di produksi di tahun 90-an.
Kemampuan Akting Jefri dan Aksara sudah tidak diragukan lagi. Dalam film ini keduanya harus melakoni dua peran. Meskipun Satriya dan Surya sama-sama memerankan seorang aktivis, bedanya Jefri harus berakting menjadi seorang aktor pemula ketika dirinya menjadi Surya. Dari talent yang tak kalah apiknya adalah penampilan para ekstrak. Kehadiran tokoh kru berhasil memberikan warna humor dalam film Aum!
Proses produksi yang disuguhkan dalam kisah di film ini juga berhasil menggambarkan bagaimana realitanya produksi perfilman di dunia nyata. Seperti dalam adegan saat para kru menggunjing atasannya pada jam istirahat, atau ketika Linda sebagai produser yang menekan para krunya untuk bekerja cepat karena waktu adalah uang, dan proses pengambilan gambar yang membutuhkan waktu seharian padahal hanya akan mengambil satu footage saja. Adegan-adegan yang mampu mencerminkan kenyataan seadanya ini kemudian menjadi humor tersendiri bagi penonton yang merasa related.
Sayangnya, pada awal film ini tidak dijelaskan bahwa film ini merupakan mockumentary. Ini yang kemudian menyebabkan sebagian orang yang telah berekspektasi pada fiksi di film ini akan merasa tertipu dengan bentuk film mockumentary. Pembawaan film dengan gaya ini juga akan terkesan membosankan bagi penonton yang tidak seutuhnya mengerti teknik perfilman.
Namun, hadirnya film Aum! ini mampu membawa penonton pada dua waktu, masa lalu dan masa kini. Isu yang diangkat menjadi recall bagi anak muda sekarang pada kejadian di masa reformasi. Bahwa pembungkaman dan ketidakbebasan berpendapat di masa itu nyatanya masih sering terjadi sampai saat ini.
Judul Film: Aum!
Sutradara: Bambang “Ipoenk” Kuntara Mukti
Penulis Naskah: Gin Teguh dan Bambang “Ipoenk” Kuntara Mukti
Durasi: 85 menit
Produser: Damar Ardi dan Suryo Wiyogo
Pemeran Utama: Jefri Nichol, Aksara Dena, Agnes Natasya Tjie, Chicco Jerikho
Produksi: Lajar Tantjap Film
Tanggal Rilis: 30 September 2021
Resentator: Eka Rifnawati