Amanat.id- Terbitnya Surat Keputusan Rektor Nomor: 3894/Un.10.0/R3/KM.02.05/07/2024 ternyata menjadi bayang-bayang mahasiswa UIN Walisongo dalam mengambil keputusan untuk lanjut berkuliah.
Biaya gedung ma’had UIN Walisongo sebesar Rp. 2.000.000 ditambah catering Rp.1.995.000 bukan menjadi hal mudah bagi sebagian mahasiswa baru UIN Walisongo dalam memutuskan untuk menerimanya.
Salah satunya dialami oleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunkasi (FDK), Ghozi Rahman Salim. Dirinya mengaku keberatan saat mengetahui biaya ma’had di UIN Walisongo.
“Ma’had dengan biaya segitu menurut saya lumayan mahal,” katanya saat ditemui di Kampus 2 UIN Walisongo, Sabtu (10/8/2024).
Selain biaya gedung ma’had, dirinya juga mempertimbangkan terkait nominal yang harus dikeluarkan untuk catering di ma’had UIN Walisongo.
“Saya juga keberatan dengan catering yang diwajibkan,” ungkapnya.
Karena tidak semua orang, sambungnya, mempunyai jam makan yang sama. Dirinya pun memberikan saran untuk catering agar dihapuskan.
“Tidak semua mahasiswa mempunyai jam makan yang sama. Terkadang ada orang yang tidak punya uang, jadi hanya bisa makan sehari sekali,” ujarnya.
Serupa dengan Ghozi, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM), Renaldi Afif Zain juga menanggap biaya keseluruhan di ma’had UIN Walisongo terlalu mahal.
“Program ma’had dengan biaya dua juta untuk empat bulan itu mahal. Belum biaya catering dua juta dan juga biaya untuk laundry, karena tidak boleh mencuci sendiri,” terangnya.
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Nila Syakila, mahasiswa FUHUM UIN Walisongo. Nila merasa jika program ma’had terkesan memaksa mahasiswa. Hal ini karena, nominal yang harus dikeluarkan dinilai cukup besar bagi sebagian orang.
“Menurutku kurang efektif dan terkesan memaksa mahasiswa, karena jika kost tiga juta itu sudah dapat satu semester. Sedangkan, jika di ma’had empat juta baru dapat empat bulan,” ucapnya.
Saat dimintai keterangan terkait kebijakan kampus terhadap ma’had UIN Walisongo oleh tim Amanat.id, Kepala Bagian (Kabag) Akademik dan Kemahasiswaan tidak berkenan untuk diwawancara.
Reporter: Niliyal Mahiro
Editor: Nur Rzkn