
Amanat.id- Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersama Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Santri Ngaji Politik di Auditorium II Kampus 3, Jumat (22/3/2024).
Acara tersebut bertema “Politik Sarungan: Peran Pemuda dalam Integrasi Bangsa Pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024”.
Rektor UIN Walisongo, Nizar Ali hadir untuk menjelaskan tentang kedudukan politik Islam.
Nizar mengatakan bahwa dalam Islam menekankan pentingnya politik.
“Islam menyebut istilah politik dengan kata siasah. Islam sangat menekankan pentingnya siasah. Bahkan Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu dengan urusan umat,” katanya.
Ia menambahkan, Islam memandang kekuasaan sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.
“Islam memandang kekuasaan sebagai sarana pengabdian kepada Allah,” ujarnya.
Menurut Nizar, terkadang ada praktik politik yang menyimpang dari agama.
“Dalam dunia nyata terkadang kita disuguhkan praktik politik yang kurang, bahkan sama sekali menyimpang dari ajaran agama,” katanya.
Ia menuturkan, ngaji politik merupakan sarana mahasiswa UIN Walisongo untuk menambah pemahaman politik.
“Pentingnya santri ngaji politik agar mendapatkan pemahaman yang cukup, komprehensif, dan lengkap tentang politik dalam konteks peraturan politik nasional,” tuturnya.
Reporter: Ulya Chusnul Chofifah
Editor: Gojali