
Amanat.id- Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar Webinar Gender Equality dengan mengusung tema “Level Up Gender Equality Bongkar Habis Belenggu Toxic Masculinity dan Stereotip Gender”, Sabtu (19/4/2025).
Acara yang dilaksanakan secara online melalui platform Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube tersebut menghadirkan salah satu Magister Kajian Gender Universitas Indonesia (UI), Stella Anjani sebagai narasumber.
Ia menjelaskan posisi laki-laki dan perempuan dalam budaya patriarki.
“Ketika budaya patriarki bekerja, segala hal yang berkaitan dengan perempuan dianggap secara kodrati cocok untuk hal-hal domestik, tidak lebih penting daripada di ranah publik,” ucapnya.
Lanjutnya, Stella mencontohkan kondisi ini dengan kasus yang dialami Ika Natasya ketika mendapat pelecehan di media sosial.
“Situasi Ika Natasya ini kemudian dikerangkakan oleh banyak orang sebagai power abuse, bukan sebagai bentuk perempuan yang bisa melawan, perempuan yang berdaya, perempuan yang punya akses,” jelasnya.
Menurutnya diskriminasi dan misoginis akan terjadi jika stereotipe terus meningkat.
“Jadi semua berawal dari sterotipe dulu, lama-lama menjadi diskriminasi kemudian ujaran kebencian, dan sebagainya,” kata Stella.
Stella menerangkan manusia terbiasa menerima atau menormalisasikan sterotipe gender dari apa yang dikonsumsinya sehari-hari.
“Stereotip bertahan karena tidak ada yang menyadarinya sebagai masalah,” ucapnya.
Menurutnya, empati atau rasa kepedulian antar sesama perempuan lebih sulit dibangun.
“Ketika ada perempuan lain yang menentukan berbeda, para perempuan ini (yang terbelenggu budaya patriarki) akan membantu dirinya untuk terus berada dioerannya sebagai supporting actor utamannya, yaitu laki-laki,” ucap Stella.
Reporter: Athiqoh Zakiyah M.