• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Senin, 12 Mei 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Lebih Bijak Menggunakan Kata “Terserah”

Kata "terserah" menjadi simbol pesimisme bahwa orang tidak lagi memiliki kemampuan mengambil keputusan sendiri

Nurul Fitriyanti by Nurul Fitriyanti
3 tahun ago
in Artikel
0

Baca juga

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

Layakkah Soeharto Jadi Pahlawan Nasional?

Rumah Ibadah adalah Milik Tuhan dan Hamba-Nya

Ilustrasi "terserah" (source: energibangsa.id)
Ilustrasi “terserah” (source: energibangsa.id)

Sering kita alami, ketika sedang bersama teman-teman dalam momen menentukan pilihan, muncul kata “terserah” dari mulut seseorang. Saat ingin memilih tempat makan misalnya, sebagian orang memilih menggantungkan pilihan kepada orang lain dengan kata “terserah”.

Orang sering mengandalkan kata “terserah” sebagai bentuk penghindaran diri terhadap tanggung jawab untuk memilih sesuatu. Dengan kata “terserah”, seakan ia bisa terlepas dari konsekuensi atas keputusan yang diambil teman-temannya.

Yang jelas, seperti kata Psikolog Pingkan Rumondor, kata “terserah” akan membuat bingung lawan bicara sehingga terdengar menyebalkan.

Jika diibaratkan, saat kita terlibat pembicaraan dengan orang lain dan orang itu hanya mengatakan “terserah”, tentu seakan sedang berbicara dengan tembok. Tidak ada feedback dan terkesan menjadi pembicaraan satu arah saja.

Banyak sebab orang memilih untuk menghindari diri dari andil dalam pengambilan suatu keputusan. Entah karena malas, tidak memiliki pendirian, atau bahkan terlalu takut atas pilihannya sendiri.

Dalam konteks ini, kata “terserah” menjadi simbol pesimisme bahwa orang tidak lagi memiliki kemampuan mengambil keputusan sendiri.

Padahal, jika merunut ungkapan filsuf Prancis Jean Paul Sartre, manusia diciptakan dengan kemampuan mengatur dan menentukan kebebasan dirinya. Orang yang tidak bisa menentukan pilihannya sendiri bukanlah orang yang merdeka atas dirinya.

Terlalu sering bilang “terserah” tidak akan menuntun kita untuk bisa berpikir kritis, saat seseorang mengucapkan kata “terserah”, pasti mereka telah kehilangan minat untuk menanggapi pembicaraan, seolah tidak lagi peduli terhadap apapun. Itu bisa menjadi sebab seseorang bersikap apatis.

Simbol Kekecewaan

Kata “terserah” sendiri memiliki makna yang cukup bias. Selain sebuah ungkapan atas ketidakmauan atau ketidakmampuan diri untuk menentukan pilihan, kata “terserah” juga menjadi ungkapan kekecewaan atas sesuatu yang tidak bisa kita kontrol.

Apakah saat seseorang bilang ”terserah” itu menjadi tanda jika ia sudah benar-benar pasrah dan ikhlas dengan apa yang akan terjadi?

Tentu tidak demikian. Sebab kata-kata seperti ”terserah” atau ”ya sudah” seringkali justru mewakili sikap yang dinamakan pasif-agresif. Psikolog Sosial UGM, Prof. Koentjoro, menilai kata “terserah” itu suatu bentuk ungkapan emosi seseorang.

Seperti pada kasus ketika Covid-19 sedang naik pada pertengahan 2020, tagar Indonesia Terserah sempat tranding. Tagar tersebut menjadi bentuk kekecewaan masyarakat atas kebijakan pemerintah yang tidak serius menanggapi kasus Covid-19.

Dalam kasus tersebut, kata “terserah” digemborkan sebab masyarakat tidak mampu berbuat banyak dalam mengontrol kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintahlah yang memiliki kuasa dalam menentukan kebijakan. Maka, kata terserah sangat terlarang keluar dari mulut pemerintah.

Kata “terserah” mungkin bisa digunakan sesekali jika memang sedang dalam posisi tidak memiliki kapabilitas yang cukup dalam menentukan sikap dan pilihan. Akan tetapi, terserah bukanlah pilihan yang bisa selalu diandalkan.

Apakah kita akan selamanya berada pada posisi tidak bisa menentukan pilihan atas kemauan dan kemampuan diri sendiri dan hidup bergantung pada kemauan dan kemampuan orang lain?

 

Penulis: Nurul Fitriyanti

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: artikelArtikel psikologiTerserah
Previous Post

Heboh, Beredar Berita Mahasiswa UIN Walisongo Dukung Deklarasi Pemilu Ditunda

Next Post

Pelantikan Pengurus Baru KOPMA Walisongo, Ketua Dinas Koperasi: Semoga Lebih Inovatif

Nurul Fitriyanti

Nurul Fitriyanti

Related Posts

Multitasking, Risiko Multitasking, Dampak Buruk Multitasking, Mahasiswa Multitasking, Pengaruh Multitasking
Artikel

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

by Nailatul Fitroh
5 Mei 2025
0

...

Read more
Gelar Pahlawan, Gelar Pahlawan Soeharto, Kontroversi Gelar Soeharto, Gelar Pahlawan Nasional, Soeharto

Layakkah Soeharto Jadi Pahlawan Nasional?

22 April 2025
Rumah Ibadah, Aturan Pendirian Rumah Ibadah, Intoleransi Agama, Fenomena Intoleransi di Indonesia, Pelanggaran Kebebasan Beragama

Rumah Ibadah adalah Milik Tuhan dan Hamba-Nya

3 April 2025
lebaran, tradisi lebaran, tradisi unik lebaran, tradisi menyambut lebaran, tradisi menarik lebaran

Ragam Tradisi Menarik dalam Menyambut Lebaran di Berbagai Negara

30 Maret 2025
thr, tunjangan hari raya, asal-usul thr, budaya thr, tradisi lebaran

Wajib Tahu, Inilah Asal Usul Tradisi THR

29 Maret 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
ksk wadas, pentas ksk wadas, studi pentas wadas, ksk wadas uin walisongo, pentas pada suatu hari, karya arifin c noer

Bahas Isu Media Sosial, KSK Wadas Adakan Studi Pentas Bertajuk ‘Pada Suatu Hari’

26 April 2025
Gelar Pahlawan, Gelar Pahlawan Soeharto, Kontroversi Gelar Soeharto, Gelar Pahlawan Nasional, Soeharto

Layakkah Soeharto Jadi Pahlawan Nasional?

22 April 2025
KSK Wadas, Studi Pentas Wadas, Teater Wadas, KSK Wadas UIN Walisongo, UIN Walisongo

KSK Wadas Kembali Adakan Studi Pentas dari Naskah Karya Arifin C Noer

26 April 2025
Multitasking, Risiko Multitasking, Dampak Buruk Multitasking, Mahasiswa Multitasking, Pengaruh Multitasking

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

5 Mei 2025
Load More

Trending News

  • Aksi Diam, Aksi Diam UIN Walisongo, Perpustakaan UIN Walisongo, Aksi Diam Perpustakaan, Perkuliahan Hybrid UIN Walisongo

    Beberapa Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Aksi Diam Tuntut Kembalikan Jam Normal Perpustakaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diskusi KSMW UIN Walisongo Didatangi TNI dan Orang Tidak Dikenal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • FKHM UIN Walisongo Beri Tanggapan atas Diskusi KSMW yang Didatangi TNI dan Orang Tidak Dikenal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca dan Menelaah Falsafah Mandor Klungsu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend