
Amanat.id- Diskusi Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) yang didatangi oleh orang tidak dikenal dan juga Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah membuat ramai, Senin (14/4/2025).
Menanggapi informasi tersebut, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Hasan Asy’ari Ulama’I menyampaikan mahasiswa tidak perlu bersikap berlebihan.
“Jika TNI hadir tidak perlu bersikap berlebihan, jalani saja diskusi,” ucapnya saat dihubungi melalui chat, Rabu (16/4).
Sambungnya, jika ada yang menghalangi untuk melakukan diskusi maka laporkan kepada pimpinan kampus.
“Laporlah ke pimpinan jika mereka halangi diskusi akademik di tempat (kampus) kita sendiri,” katanya.
Ia juga bercerita bahwa hal semacam itu sudah biasa terjadi pada tahun 90-an.
“Dulu tahun 90-an kami mahasiswa diskusi selalu diawasi Intel, tentara maupun Polisi karena diskusi yang menyerang pemerintah akan dicap subversif,” katanya.
Lanjutnya, Hasan menegaskan diskusi harus tetap berlanjut walaupun ada TNI dan Polisi.
“Tapi sepanjang diskusi kita on the track tetap jalan walau ada mereka,” tutupnya.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo, Mu’tasim Billah mengatakan TNI yang masuk ke instansi pendidikan memberikan dampak buruk.
“Tentu aparat masuk ke instansi pendidikan sangat memberikan dampak buruk bagi kebebasan berpendapat dan independensi kampus,” ucapnya saat diwawancarai tim Amanat.id melalui chat, Rabu (16/4).
Ia mengecam aparat yang masuk ke lingkungan kampus dan menggangu kebebasan berekspresi mahasiswa.
“Saya mengecam apabila aparat keamanan masuk ke dalam kampus mengganggu ruang akademik mahasiswa dan kebebasan berekspresi mahasiswa,” ujarnya.
Ia juga menerangkan bahwa ada salah satu peserta diskusi yang mendapat teror spam telepon dari nomor tak dikenal.
“Ini salah satu peserta hadir waktu diskusi mendapat spam telepon nomor tidak dikenal,” terangnya.
Ia berencana akan berkomunikasi dengan birokrasi kampus jika ada intervensi lebih dari pihak luar.
“Apabila ada intervensi lebih dari pihak luar baru kami komunikasi ke birokrasi untuk langkah mitigasi,” imbuhnya.
Reporter: Earnest Sherin Amalia