• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Selasa, 17 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

No Buy Challenge: Kampaye Hidup Mengirit, Solusi di Masa Sulit?

Kampanye No Buy Challenge kembali muncul bersamaan dengan wacana pemerintah yang berpotensi membebani masyarakat di tahun 2025. Kampanye ini dianggap dapat menekan pengeluaran masyarakat dengan memanfaatkan barang yang sudah ada dengan baik

Hikam Abdillah by Hikam Abdillah
5 bulan ago
in Artikel
0

Baca juga

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Realitas Semu Emosi Pria

no buy challenge, tantangan no buy challenge, kampanye no buy challenge, kampanye hidup irit, solusi hidup hemat
Ilustrasi berhemat (Istockphoto).

Dengan adanya wacana kebijakan pemerintah yang berpotensi membebani masyarakat di tahun 2025, terdapat sebuah gerakan atau kampanye yang dinamakan No Buy Challenge atau tantangan tidak membeli. Tren No Buy Challenge sebenarnya bukanlah hal yang baru. Gerakan tersebut sudah ada sejak beberapa tahun silam yang merupakan respon dari masyarakat terhadap situasi yang dihadapi.

Pada awalnya, tantangan tersebut diikuti oleh segelintir orang yang ingin membuktikan bahwa kebahagiaan tidak harus diukur dari jumlah barang yang dimiliki. Seiring berjalannya waktu, tren No Buy Challenge semakin berkembang dan mendapatkan perhatian yang lebih luas, terutama di media sosial.

Mengenal No Buy Challenge

Mengutip dari BBC Indonesia, tren No Buy Challenge diperkirakan muncul pertama kali di media sosial Instagram pada 2015 dengan tagar #nobuychallenge. Kampanye tersebut berisikan sebuah tantangan tidak membeli barang yang dinilai tidak dibutuhkan dalam periode tertentu. Hingga akhirnya, seseorang diharapkan dapat mengurangi konsumsi dan mengalokasikan pembelian berdasar kebutuhan, bukan terpaku kepada keinginan belaka. Gerakan menghemat tersebut mulai diketahui secara masif saat pandemi Covid-19 mewabah. Di tengah kelesuan ekonomi dunia saat itu, warganet gencar mempromosikan gerakan menghemat dengan memberikan tantangan.

Tantangan No Buy Challenge tidak memiliki panduan baku dalam menjalankannya, sehingga setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menjalankan tantangan tersebut. Meskipun begitu, terdapat aturan umum yang lazim dilakukan dalam tantangan No Buy Challenge, diantaranya memanfaatkan barang yang dimiliki secara optimal, menentukan jangka waktu untuk memulai, serta membuat catatan pengklasifikasian barang atau jasa apa yang memang benar-benar dibutuhkan, sehingga dapat meminimalisir pembelian yang tidak bermanfaat.

Dalam konteks saat ini, tren tersebut memiliki relevansi dengan kondisi masyarakat yang rentan terhadap guncangan ekonomi yang tidak stabil. Memang, Pemerintah Indonesia mengubah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hanya barang mewah saja. Namun, masih terdapat bayang-bayang wacana pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan kewajiban memiliki asuransi bagi pemilik kendaraan bermotor.

Dampak Kampanye No Buy Challenge

Mengikuti tren No Buy Challenge memang dapat memberikan manfaat personal bagi pelakunya. Namun, tren tersebut juga memberikan dampak signifikan kepada daya jual, terutama bagi para pelaku usaha mikro.

Lebih dari setengah PDB (Produk Domestik Bruto) negara disokong dari konsumsi rumah tangga. Sehingga kontribusi perekonomian nasional berperan sangat vital. Ketika kebanyakan masyarakat memilih hidup hemat, hal tersebut akan berdampak pada perubahan tingkat konsumsi sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Jika kampaye hidup hemat terus dijalani oleh masyarakat, maka pertumbuhan sektor konsumsi negara akan semakin menurun. Menurut Direktur Pengembangan Big Data INDEF, Eko Listiyanto, pertumbuhan konsumsi saat ini berada di angka 4,9% dan dapat merosot di angka 4,8% sampai 4,75%.

Dari data tersebut bisa di ukur, beragam jenis barang dan jasa akan mengalami penurunan, sektor industri dan perdagangan terkena dampaknya. Bukan tidak mungkin nantinya akan terjadi penurunan kelas dan peningkatan pengangguran baru.

Hakikat Kampanye No Buy Challenge

Mengutip dari viva.co.id, terdapat beberapa langkah bersama yang menjadi jalan tengah permasalahan tersebut. Pada strategi kestabilan negara, Kelas menengah memiliki peran penting dalam rantai konsumsi nasional. Mereka memiliki peran strategis dalam kestabilan negara. Namun, kelompok kelas menengah cukup sensitif kestabilannya karena mudah terpengaruh oleh perubahan harga dan kebijakan yang tidak berpihak. Pemberian bantuan khusus untuk mendorong daya beli kelas menengah merupakan salah satu upaya yang dapat diambil oleh pemerintah.

Sama halnya dengan kebijakan yang pro terhadap pelaku usaha. Pemberian stimulus dari pemerintah baik dalam bentuk fiskal atau non fiskal dapat menjadi perangsang pertumbuhan ekonomi. Dorongan fiskal dapat berupa bantuan pengurangan pajak bagi mereka pelaku usaha mikro. Perlu diketahui para pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan vital dalam perekonomian negara. Karenanya, pemberian insentif ini akan membantu mereka untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi.

Selanjutnya, tindakan non fiskal dapat berupa pembuatan kebijakan yang memperketat barang illegal dan tata kelola impor barang. Seringkali barang impor dan persaingan yang tidak sehat karena perang harga memiliki pengaruh buruk bagi para pengusaha lokal. Hal tersebut memberikan tekanan pada pelaku usaha lokal. Langkah memperketat ini akan dapat melindungi usaha lokal dan memberikan ruang ekonomi yang sehat.

Selain itu, berhemat juga bentuk solusi dalam permasalahan ini. Hidup hemat jangan diartikan sebagai tindakan yang memangkas secara total seluruh pengeluaran. Tetapi, sebuah jalan bijak dalam membelanjakan atau mengatur keuangan. Memprioritaskan pembelian yang bersifat primer seraya tetap memberikan porsi konsumsi sekunder dengan catatan tidak implusif karena tren semata.

Perekonomian negara tidak akan berjalan tanpa adanya peranan dari masyarakat, terutama dalam kondisi penuh rintangan. Ditambah lagi, menjaga kestabilan ekonomi nasional bukan hanya tanggung jawab individu, kelompok tertentu, atau pemerintah. Kesinambungan dan pertumbuhan ekonomi hanya dapat terjadi ketika seluruh warga negara bersinergi, mulai dari pelaku usaha, pekerja, dan pemerintah.

Inti dari kampanye No Buy Challenge pada hakikatnya membangun kebiasaan menghargai apa yang dimiliki dan memanfaatkannya dengan baik. Tantangan ini juga mengajarkan bagaimana tata kelola keungan yang sehat dengan tidak membeli barang secara implusif.

Hingga pada akhirnya tantangan ini bukan semata untuk menghemat saja, namun sebuah aksi untuk melatih diri agar lebih bijak dalam bertindak. Selain itu, kampanye ini memberikan makna untuk menghargai sebuah barang. Karena seringkali banyak orang membeli barang karena FOMO (Fear Of Missing Out) hal yang viral. Sehingga dengan kemunculan tren ini, mereka dapat belajar memahami apa yang benar-benar berarti dan butuhkan.

Penulis: Hikam Abdillah

  • 1share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 1
Tags: kampanye hidup iritkampanye no buy challengeno buy challengesolusi hidup hemattantangan no buy challenge
Previous Post

Gelar Aksi di Rektorat UIN Walisongo, AMW Tuntut Kesesuaian UKT

Next Post

Lingkaran Takdir

Hikam Abdillah

Hikam Abdillah

Related Posts

Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu
Esai

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

by Ahmad Kholilurrokhman
8 Juni 2025
0

...

Read more
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender

Realitas Semu Emosi Pria

13 Mei 2025
Multitasking, Risiko Multitasking, Dampak Buruk Multitasking, Mahasiswa Multitasking, Pengaruh Multitasking

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

5 Mei 2025
Gelar Pahlawan, Gelar Pahlawan Soeharto, Kontroversi Gelar Soeharto, Gelar Pahlawan Nasional, Soeharto

Layakkah Soeharto Jadi Pahlawan Nasional?

22 April 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
sps, sps awards, penghargaan sps, isma 2025, januar p ruswita

Dorong Karya Berkualitas, SPS Kembali Adakan Penghargaan Pers 2025

24 Mei 2025
UIN Walisongo, KKN MIT UIN Walisongo, KKN UIN Walisongo, KKN Reguler, KKN 2025

KKN MIT dan Reguler UIN Walisongo Tahun 2025 Resmi Dibuka, Mahasiswa Keluhkan Informasi Mendadak

14 Juni 2025
hmj pgmi, pgmi uin walisongo, haekal adha, manfaat ai, seminar internasional, uin walisongo

HMJ PGMI Hadirkan Haekal Adha Jelaskan Definisi dan Manfaat AI dalam Kehidupan

6 Juni 2025
Reskill Jurnalisme, SPS Awards, Serikat Perusahaan Pers, Penghargaan Pers, ISMA 2025, Dahlan Dahi

Tantangan Pers dan Pentingnya Reskill Jurnalisme Menurut Ketua Komisi Digital Dewan Pers

24 Mei 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend