Amanat.id- Kerusakan jalan di beberapa titik jalanan Kampus 3 akibat lalu-lalang kendaraan proyek cut and fill di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mulai diperbaiki sejak Senin (30/9) untuk keperluan akreditasi.
Hal tersebut berdasarkan pengakuan Kepala Bagian (Kabag) Umum, Muhammad Munif yang meminta tender proyek cut and fill untuk memperbaiki jalan yang rusak.
“Karena akan ada akreditasi, maka dari bagian sarana dan prasarana segera menghubungi proyek agar jalan segera diperbaiki,” terangnya saat ditemui tim Amanat.id di kantornya, Selasa (1/10).
Munif juga menyebutkan beberapa titik yang mengalami perbaikan jalan dari mulai depan Gerbang utama Kampus 3 hingga jalanan di depan Gedung Planetarium UIN Walisongo.
“Ada lima titik jalan yang mendapatkan perbaikan yaitu jalan di depan pintu gerbang UIN Walisongo, bundaran air mancur, depan Gedung Auditorium II, dekat bundaran Diamond, dan depan Gedung Planetarium,” jelasnya.
Munif menjelaskan bahwa biaya pengeluaran untuk perbaikan jalan merupakan tanggung jawab proyek.
“Kami tidak mengeluarkan uang sama sekali, untuk budget kami minta ke pihak proyek sebagai bentuk tanggung jawab mereka karena truk besar telah merusakkan jalan,” ucapnya.
Lanjutnya, ia menjelaskan bahwa panitia sudah memprediksi bahwa kerusakan jalan akan menjadi salah satu dampak dari pembangunan tersebut.
“Kita sudah memperkirakan dampak apa saja yang ditimbulkan dari pembangunan ini, salah satunya adalah rusaknya beberapa jalan yang ada,” jelasnya.
Selain kerusakan jalan, Munif juga menjelaskan beberapa dampak lain yang ditimbulkan oleh pembangunan.
“Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari pembangunan proyek ini adalah debu, kebisingan dan kemacetan,” terangnya.
Kemudian, Munif juga menjelaskan bahwa persoalan tersebut sudah diantisipasi dengan adanya pembagian jalur kendaraan untuk masyarakat kampus dan kendaraan proyek.
“Antisipasi permasalahan yang kami lakukan adalah dengan membagi jalan menjadi dua arus, untuk proyek dan masyarakat kampus,” terangnya.
Ada pula Munif menyebutkan bahwa pencopotan barrier gate juga salah satu bentuk solusi mengurangi masalah kemacetan karena keberadaan barrier gate yang dianggap tidak berfungsi dengan baik.
“Setelah dianalisis, barrier gate ternyata tidak berjalan dengan baik dan menimbulkan kemacetan sehingga tidak diberlakukan lagi, meskipun jika dilihat dari segi keamanan lebih aman,” ucapnya.
Proyek cut and fill telah berjalan dua bulan lamanya, sesuai pada rencana di awal bahwa proyek akan berlanjut pada pembangunan Gedung Kelas Profesi (GKP) tahun 2025.
Belum dapatnya tender untuk pembangunan GKP, Munif mengaku lamanya waktu pengerjaan Gedung tersebut juga belum bisa dipastikan.
“Target pembangunan gedung baru bisa dihitung ketika proyek sudah dimenangkan oleh tender,” jelasnya.
Perkiraannya, sambung Munif, proyek pembangunan gedung akan memakan waktu sekitar 1-2 tahun.
“Pembangunan gedung akan dimulai pada tahun 2025, kita belum bisa menentukan berapa lamanya, bisa sekitar 5 bulan lebih atau 1-2 tahun,” tutupnya.
Pembangunan ini tentunya tak luput dari perhatian mahasiswa, salah satunya mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Politik UIN Walisongo, Melia Anin mengatakan bahwa proses pembangunan menyebabkan macet karena kendaraan proyek berlalu-lalang.
“Sering kali jalanan itu macet karena harus bergantian dengan truk yang keluar masuk,” jelasnya.
Melia juga menerangkan tidak tertibnya parkir di dekat Gedung Islamic Development Bank (IsDB) UIN Walisongo.
“Parkir di IsDB khususnya juga jadi sangat tidak kondusif,” terangnya.
Merasakan hal serupa, mahasiswa Prodi Biologi UIN Walisongo Diyana Islamiyah Fa’iqoh menyebut adanya pembangunan tersebut mengganggu mobilitas di kampus.
“Sangat mengganggu, apalagi dari segi ketertiban jalan yang tak jarang membuat para mahasiswa harus mengantre lama hanya untuk sekadar parkir,” jelasnya.
Reporter: Niliyal Mahiro
Editor: Eka R.