Amanat.id- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-53 secara online melalui Live Streaming YouTube dan offline di Auditorium II Kampus 3, Kamis (06/04/2023).
Dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Andi Fadlan menyampaikan pidato akademik tentang “Tantangan dan Strategi Pengembangan Kreativitas di Perguruan Tinggi Negeri”.
Andi memaparkan, berdasarkan pemeringkatan Global Innovation Index (GII), posisi inovasi Indonesia masih tergolong rendah.
“Posisi inovasi Indonesia dalam tiga tahun terakhir masih tergolong rendah karena berada di peringkat kelima dan keempat terbawah dari 17 negara,” ungkap Andi.
Andi mengatakan, ada empat faktor yang memengaruhi rendahnya inovasi di Indonesia.
“Hal ini disebakan oleh rendahnya skor capaian pada indikator penilaian human capital and research, business sophistication, knowledge and technology ouput, dan creative output,” tuturnya.
Menurut Andi, pemeringkatan GII secara tidak langsung menunjukkan peran penting pendidikan tinggi dalam pengembangan kreativitas dan inovasi.
“Pemeringkatan ini memperlihatkan betapa pentingnya pendidikan tinggi dalam pengembangan kreativitas dan inovasi di suatu negara,” ucap Andi.
Ia juga menjelaskan, keterampilan berpikir tingkat tinggi dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global.
“Tantangan global kompetitif pendidikan tinggi yang dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang mampu membekali mahasiswa dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi, salah satunya berpikir kreatif,” ujar Andi.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam pengembangan kreativitas dan inovasi adalah mempromosikan kreativitas ke dalam program perguruan tinggi.
“Tantangannya adalah ketidaksiapan perguruan tinggi untuk mempromosikan kreativitas ke dalam kebijakan dan program perguruan tinggi itu sendiri,” ucapnya.
Di akhir, Andi menyebutkan empat strategi yang bisa digunakan untuk meningkatkan kreativitas pada perguruan tinggi Indonesia.
“Ada empat strategi, yaitu creative learner, creative partnership, creative cities, dan creative higher education,” pungkasnya.
Reporter: Revina