Amanat.id- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo akan memberlakukan penertiban parkir mahasiswa di seluruh area Gedung IsDB Kampus 3 Agustus mendatang, dikarenakan proyek cut and fill di samping Gedung Rektorat.
Proyek cut and fill atau penataan lahan yang akan berjalan selama 150 hari ke depan tersebut dilakukan untuk pembangunan Gedung Pendidikan Profesi pada tahun 2025 mendatang.
Merespons hal tersebut, Kepala Bagian (Kabag) Umum UIN Walisongo, Muhammad Munif mengatakan bahwa parkir akan dialihkan ke Gedung Parkir dan wilayah samping Auditorium II Kampus 3.
“Karena ada proyek penataan lahan, mahasiswa tidak boleh masuk ke wilayah tersebut. Mahasiswa bisa memanfaatkan Gedung parkir dan di sekitar aula,” katanya saat ditemui di kantornya, Senin (22/7/2024).
Menurutnya, kebijakan penertiban parkir tersebut diambil untuk keselamatan mahasiswa.
“Kami mengambil kebijakan ini agar mahasiswa safe, tidak mengganggu, dan tidak terganggu dengan kendaraan proyek,” ucapnya.
Dirinya juga menerangkan bahwa kebijakan penertiban tersebut berlaku hanya untuk mahasiswa, sedangkan dosen dan staff masih diperbolehkan memakai area parkir.
“Kalau bagian perlengkapan sudah membuat aturan tidak boleh masuk berarti wilayah sekitar Rektorat tidak boleh masuk untuk mahasiswa, tetapi untuk dosen dan staff silakan, karena yang banyak adalah kendaraan mahasiswa,” ucapnya.
Ketika ditanya terkait penggunaan shuttle bus, Munif mengatakan bahwa fasilitas kendaraan tersebut dapat dimanfaatkan mahasiswa selama proyek berlangsung.
“Kita siapkan shuttle bus yang kita miliki berjumlah 3 atau 4 itu, apabila sopirnya tidak dinas keluar maka tetap akan kita fasilitasi,” katanya.
Selain cut and fill, Munif menerangkah bahwa akan dilakukan juga proyek pembangunan gedung parkir di sebelah IsDB Soshum.
“Bersamaan dengan cut and fill, Gedung parkir di samping IsDB Soshum juga akan ikut dibangun seperti Gedung parkir di samping American Corner untuk kapasitas 300 sampai 400 kendaraan,” jelasnya.
Munif mengatakan bahwa pembangunan gedung parkir tersebut dilaksanakan untuk memberikan kenyamanan pada mahasiswa.
“Fasilitas ini kita usahakan untuk mahasiswa kita semakin nyaman karena kalau parkir di bawah itu semrawut,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Satpam, Soetarman mengaku belum mendapatkan arahan dari birokrasi terkait kebijakan penertiban parkir tersebut.
“Saya belum menerima perintah tentang masalah penertiban parkir,” ucapnya.
Ia berpendapat, hal tersebut terjadi karena perkuliahan yang belum aktif.
“Jadi belum ada arahan dan perubahan terkait sistem parkir dikarenakan mahasiswa belum aktif kuliah,” tuturnya.
Menanggapi rencana penertiban parkir tersebut, mahasiswa jurusan Manajemen Haji dan Umroh (MHU), Muhammad Riyan Hidayat berpendapat bahwa jarak antara lokasi parkir mahasiswa dengan gedung perkuliahan jauh.
“Tempat parkir yang baru kurang nyaman karena jarak dengan kelas jauh,” katanya.
Meskipun dengan adanya penertiban parkir, sambung Hidayat, permasalahan parkir akan masih terjadi jika tidak ada pihak keamanan yang mengatur parkir mahasiswa.
“Pemindahan ini bisa menjadi opsi untuk mengatasi masalah parkir, tetapi bisa juga tambah ricuh jika pihak keamanan kurang memadai dan kurang siap,” jelasnya.
Sama halnya dengan mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Ayu Trianasari juga mengaku harus berangkat lebih awal jika kebijakan ini diberlakukan.
“Karena pastinya saya harus berangkat lebih awal untuk berjalan dari parkiran menuju kelas,” tuturnya.
Ayu menyayangkan bahwa dengan adanya proyek yang sedang berjalan tersebut malah mengganggu mobilitas mahasiswa.
“Seharusnya bukan memikirkan pembangunan gedung baru saja, tapi juga memperhatikan bagaimana hal tersebut memengaruhi mobilitas mahasiswa,” tutupnya.
Reporter: Dwi Khoiriyatun
Editor: Eka R.