Amanat.id- Demo Tolak Pengesahan Revisi Undang-undang (RUU) Pilkada yang bertajuk “Peringatan Darurat Jokowi Bikin Negara Sekarat” di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah berakhir chaos hingga menyebabkan beberapa mahasiswa dilarikan ke Rumah Sakit, Kamis (22/8/2024).
Dari informasi update Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, berikut data mahasiswa luka-luka dilarikan ke rumah sakit:
Rumah Sakit Roemani:
- Muchamad Fatah Akrom, LPM DinamikA, sesak napas dan pingsan
- Nabil Abiyan, BEM FPIK UNDIP, sesak napas dan pingsan
- Tiza, BEM UNDIP, sesak napas dan mata perih
- Zahra, BEM UNNES, sesak napas mata perih pingsan
- Alzena, Mahasiswa FH UNDIP, sesak napas, mata perih, dan mual
- Indraswari, Mahasiswa UIN Walisongo, sesak napas, mata perih, pingsan, dan mual
- Ela Faizah, SEMA UIN Walisongo sekaligus Ketua Korpri UIN Walisongo, sesak napas dan mata perih
- Nadya Calista, BEM UNDIP, sesak napas, mata perih, pingsan, dan mual
- Hanif Muammar, UNNES, sesak napas hampir pingsan dan kaki terkena pagar hingga bengkak
- Najwa, Mahasiswa UIN Walisongo, sesak napas dan sakit bagian perut
- Dimas Afila, BEM FH UNDIP, kena tembak peluru gas air mata dan harus dijahit Hidungnya
- Imam Akbar, FH UNDIP, mata perih, telinga pengang dan sesak napas
- Rizka Anjani, PMII UNNES, sesak napas dan pingsan
- Relyana Amalia Fauza, BEM FH UPGRIS, sesak napas, tenggorokan panas, dan lemas
- Deavita Marsolina Situmorang, GMNI UNNES, sesak hingga tidak bisa bernapas, dehidrasi, vertigo, dan pingsan dua kali
Rumah Sakit Tlogorejo:
- Rizik, FH UNNES, dikejar, dipukuli polisi, dan sesak napas
Rumah Sakit Pandanaran:
- M. Zidan, FH UNNES, sesak napas
Rumah Sakit Kariadi:
- Sa’adhatul Rhiham Muna, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo, sesak napas dan pingsan
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, M. Ridho Amrullah mengatakan, aparat yang dipersenjatai tidak pantas untuk memukuli mahasiswa.
“Mereka dipersenjatai pistol, selongsong, tameng, dan pentungan, jadi tidak adil untuk kemudian mereka memukuli kita,” sambungnya.
Ia menegaskan, tindakan represif aparat harus dilawan.
“Represif aparat harus kita lawan karena kita tidak dipersenjatai apa pun, kecuali hanya dipersenjatai akal dan pikiran,” ucapnya.
Lanjutnya, banyak massa aksi yang mendapat luka-luka akibat tindakan represif aparat kepolisian.
“Saya melihat mahasiswa UIN Walisongo sekitar 4 orang, UNDIP juga ada, teman UNISSULA ada yang kita sempat gotong juga,” ujarnya.
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG), Alfin menjelaskan bagaimana aparat melakukan tindakan represif terhadap para mahasiswa.
“Aparat melakukan tindakan represif terhadap para mahasiswa dengan water cannon, gas air mata, dan mendorong mahasiswa,” ujarnya.
Sambungnya, tembakan gas air mata yang dilakukan oleh kepolisian membuat suasana demo menjadi kacau.
“Tadi terjadi chaos, bener-bener tembakan gas air mata secara langsung dilakukan menjadikan suasana di sana pecah, bahkan aparat mendorong hingga mahasiswa banyak yang terjatuh,” lanjutnya.
Reporter: Ahmad Kholilurrokhman
Editor: Gojali