Amanat.id-Triyanto Triwikromo berbicara mengenai kabar kesusastraan Indonesia dalam acara “Peluncuran Majalah Soeket Teki dan Dialog Sastra”. Acara tersebut diselenggarakan oleh Surat Kabar mahasiswa (SKM) Amanat di Auditorium I Lantai I Kampus I UIN Walisongo Semarang, Kamis (6/12/2018).
Narasumber dialog sastra tersebut mengatakan, baik atau buruk kabar kesusastraan Indonesia saat ini bergantung pada siapa yang ditanya.
Menurutnya, jika pertanyaan ditujukan pada pembaca awam, kabarnya mungkin baik-baik saja. Tapi berbeda jika pertanyaan itu dilontarkan kepada penulis.
“Bagi seorang penulis, saat ini, Indonesia sedang krisis kesusastraan,” tambahnya.
Triyanto yang juga seorang sastrawan nasional menjelaskan, satu hal yang dikhawatirkan penulis adalah bahasa. Bisa dibilang, saat ini bahasa sedang mengalami krisis.
Katanya, saat ini manusia tidak bisa lepas dari internet. Orang-orang tak suka lagi membaca koran, melainkan memainkan ponsel. Alhasil, bahasa yang berkembang saat inipun yaitu Bahasa internet.
Ia juga mengungkapkan, yang bisa menyelamatkan Indonesia bukan mereka (satrawan lama), tetapi generasi zaman sekarang. Bagaimana menghadapi permasalahan bahasa yang kian berkembang, itu menjadi tantangan bagi penulis masa kini.
“Karena Bahasa yang sekarang ini, akan mempengaruhi kesusastraan kita pada pada masa mendatang,” kata Triyanto.
Triyanto berpesan agar penulis zaman sekarang bisa menjadi penyelamat Bahasa Indonesia dari perkembangan zaman.
“Bahasa Indonesia itu milik kita, Bagaimanapun bahasa berkembang, jangan sampai mengubah kaidah-kaidah yang ada di dalamnya,” pungkasnya.
Reporter: Azzam Azhari
Editor: Nailin Najjah