Amanat.id – Setelah aksi sebelumnya tidak membuahkan hasil, Keluarga Besar Mahasiswa Walisongo (KBMW) kembali menggelar aksi kedua atas problematika Test Of English as a Foreign Language (TOEFL) dan Ikhtibar Mi’yar Kafaah Al ‘arabiyah (IMKA). Aksi yang bertajuk Seruan Aksi Duduki Rektorat Jilid II berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga 12.30 WIB, Senin (6/5/2019).
Seperti aksi sebelumnya, mahasiswa melakukan long march dari Kampus III ke Kampus I. Selanjutnya orasi disampaikan di depan gedung Rektorat sambil membakar ban. Diserukan pula ketidak puasan atas hasil keputusan Rektorat yang sebelumnya.
Bertepatan dengan tanggal 1 Ramadhan 1440 H tidak menghalangi masa aksi dalam menyerukan keberatannya atas hasil keputusan pasca aksi pertama, Rabu (2/5/2019).
Salah satu orator aksi Tegar Tata Gutama mengatakan, puasa tidak menjadi halangan untuk berjuang demi keadilan.
“Pada hari ini 1 Ramadhan kita disini tidak hanya disaksikan para birokrat tapi oleh para malaikat,” serunya.
Terjadi kericuhan saat peserta aksi memaksa masuk. Satpam sempat tidak memperbolehkan mahasiswa dan media kampus memasuki gedung.
Wakil Rektor III Suparman Syukur keluar menemui mahasiswa. Ia meminta mahasiswa agar tetap tenang karena akan ada tindak lanjut yang melibatkan mahasiswa.
“Akan kami sampaikan pada Rektor dan Dekan anda, tidak mungkin semuanya bisa masuk. Jadi perwakilan dan yang lain menunggu di depan,” ungkap Suparman.
Beberapa perwakilan dari mahasiswa diperbolehkan masuk untuk menyampaikan tuntutan yang diinginkan. Selang beberapa saat peserta aksi yang lain diperbolehkan untuk masuk ke dalam gedung dan menunggu diluar ruang sidang.
Reporter: Iin Endang Wariningsih