Dalam ruang kesendirian seorang diri
Kuhanya bertemankan meja dan kursi
Membiarkan diri berkontemplasi
Tentang apa itu puisi
Sesekali ragaku tersadar
Kudapati akal dan kalbu silih bergilir,
Beradu tiada hentinya
Membikin si empunya kepalang tak karuan
Orang bilang,
Akal yang mendominasi
Ia tiada hentinya membising
Lebih lagi,
Harus kokoh pula melawan hati
Meski akhirnya tiada yang dapat diprediksi
Kudus, 06 Juli 2023
Muhammad Fathur Rohman (Warga Kampoeng Sastra Soeket Teki)