“Dalam fanatisme kebiadaban hanyalah satu langkah”
-Denis Diderot
Begitulah kata Denis Diderot seorang filsuf Prancis yang mana dalam konteks altruisme bisa dikatakan bahwa dari pengorbanan untuk orang lain terdapat jalan menuju kesejahteraan bersama. Altruisme merupakan sikap untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.
Sikap ini sering dipuji dalam kehidupan manusia, tetapi dalam praktiknya sering kali menimbulkan beragam dilema, termasuk ketika ditelaah dalam perspektif utilitarianism.
Utilitarianism merupakan teori yang menilai moralitas berdasarkan dari hasil akhir atau konsekuensi, menjelaskan bahwa tindakan yang benar merupakan tindakan yang menghasilkan kebahagiaan terbesar untuk orang banyak.
Altruisme tidak akan lengkap tanpa adanya utilitarianism dengan alasan prinsip dasar utilitarianism mengajarkan untuk memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalisir penderitaan, yang membantu menentukan tindakan altruisme mana yang memberikan dampak paling besar.
Tokoh Bam sebagai Manifestasi Altruisme
Seperti kisah pengorbanan Bam dalam karakter anime “Tower Of God” menjadi salah satu manifestasi dari altruisme yang ekstrem, dia merupakan seorang laki-laki yang selama hidupnya hanya mengenal gua gelap, selembar kain kotor, dan cahaya yang tidak dapat di jangkau.
Namun, seluruh dunianya berubah, ketika seorang gadis bernama Rachel datang menjadi cahayanya, dan memperkenalkan dunia luar kepadanya.
Ketika Rachel mengatakan ingin pergi darinya untuk mendaki menara, Bam merasa dunianya hancur berkeping-keping, dan berjanji akan mengikutinya, tak peduli apa yang akan terjadi dia menempatkan menara menjadi satu-satunya tujuannya.
Pengorbanan Bam untuk mendahulukan kepentingan Rachel di atas kepentingannya, bahwa dirinya akan bahagia ketika mencapai puncak menara dan memberikan hadiah kepada Rachel yaitu satu permintaan yang akan didapat ketika mencapai puncak, terlepas sebenarnya dirinya bukan merupakan orang terpilih untuk mendaki menara merupakan keyakinannya yang tidak bisa ditawar.
Dalam proses altruisme nya, Bam membuat keputusan yang memaksakan pandangannya, bahkan membuatnya buta akan kebenaran bahwa sebenarnya Rachel hanya memanfaatkan Bam untuk mencapai puncak. Ini menjadi gambaran dilema utilitarianism, apakah tindakan untuk memaksakan orang lain untuk menerima bantuan dapat dikatakan benar jika hasil akhirnya benar?
Dalam konsepnya, utilitarianism memandang tindakan moral sebagai tindakan yang memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalisir kesengsaraan. Dalam konteks Bam, setiap langkah yang ia ambil atas dorongan menolong dan bertujuan untuk kebahagiaan Rachel. Namun, itu menimbulkan pandangan dualistis atas penderitaan dan kebahagiaan, Bam akan selalu mengikuti Rachel terlepas sebenarnya itu membahayakan atau membuatnya menderita.
Kisah pengorbanan Bam untuk membahagiakan orang lain menimbulkan pertanyaan mengenai apakah pengorbanan itu akan menghasilkan kebahagiaan terbesar, seperti usahanya yang mencoba melindungi Rachel.
Penulis: Ahmad Kholilurrokhman
Editor: Khasan Sumarhadi