
Amanat .id – Anggota komunitas GAIA Conservation Semarang, Faqih Akbar Al-ghozali menjelaskan pentingnya ikan hiu dalam ekosistem laut pada acara Talk Show di Mall Ciputra Semarang pada, Selasa (12/02/2019).
Faqih mengatakan, apabila ada eksploitadi terhadap hewan akan terjadi tidak seimbangya alam termasuk juga dengan hiu.
“Jika populasi hiu sedikit, maka akan mempengaruhi ekositem laut. Seperti yang kita ketahui bahwa hiu adalah predator pemangsa ikan-ikan kecil seperti tongkol, sedangkan tongkol merupakan pemangsa udang, apabila salah satu rantai makanan ini punah maka pertumbuhan tidak akan setabil,” jelasnya.
Selain itu, Faqih menggagas peringatan hari Imlek bebas hiu. Menurutnya budaya makan hiu saat Imlek perlu dirubah. Selain untuk menjaga kelestarian, juga sirip ikan hiu mengandung salah satu kandungan logam merkuri yang dapat menyebabkan kematian.
“Budaya yang melakat dikalangan Etnis Cina yaitu memakan sup sirip hiu ketika Imlek haruslah dirubah, walupun menghilangkan budaya itu cukuplah lama. Selain itu kandungan merkuri pada sirip hiu dapat membunuh manusia secara perlahan,” katanya.
Alumni Universitas Diponegoro itu juga menambahkan bahwa, kepunahan hiu bukan hanya dikonsumsi saja, melainkan juga dipergunakan sebagai bahan kosmetik.
“Miyak Squalane merupakan miyak yang berasal dari ikan hiu yang dipergunakan sebagi bahan kosmetik walaupun tidak semua Squalane berasal dari hiu,” tambahya.
Reporter: Syamsul Arifin
Editor: Afifah Kamaliyah