
Ketika mendengar kata malas maka akan selalu dikaitkan dengan hal yang negatif. Rasa malas memang sulit sekali dihindari. Bahkan dalam suatu penelitian otak yang dilakukan oleh oxford university. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika orang memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka area premotor pada otak akan menyala dan titik lain di otak yang mengendalikan tubuh menjadi aktif. Area premotor berfungsi untuk menuntun gerakan manusia dan mengendalikan otot besar dan proksima dari tubuh.
Rasa malas muncul ketika area premotor pada otak tidak menyala. Ketika malas selalu dikaitkan dengan hal negatif. Ternyata ada juga malas yang bentuknya positif. Berikut ini enam jenis rasa malas yang membawa dampak positif:
1. Malas membicarakan orang lain
Allah berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12 “Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat.”
Allah sendiri melarang untuk saling menggunjing, walaupun yang kita bicarakan itu memang benar adanya. Mending waktu yang dibuat untuk membicarakan orag lain dibuat untuk hal yang produktif. Misalnya menyelesaikan tugas kuliah. Ditambah lagi sekarang kita difasilitasi alat komunikasi yang sedemikian sehingga memudahkan untuk saling komunikasi. Ingat, ketika ingin membicarakan orang lain bayangkan jika kamu berada di posisi mereka.
2. Malas untuk mendramatisasi kehidupan
Inilah yang sering terjadi pada manusia. Mereka terlalu khawatir mengenai masalah yang ia alami. Segera kendalikan diri, hindari mendramatisasi. Sesungguhnya Allah telah berfirman dalam Q.S Al Baqarah ayat 286 yang berbunyi:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya.”
Jalani hidup dengan santai, jangan terlalu mendalami peran dan terbawa perasaan.
3. Malas meladeni tanggapan buruk orang lain
Manusia hidup di dunia memang tak lepas dari komentar orang lain. Meladeni tanggapan orang lain tak akan ada untungnya. Fokus saja dengan urusan diri sendiri, abaikan komentar orang lain. Sesungguhnya komentar orang lain bisa membunuhmu jika terlalu diambil serius.
Bahkan terdapat beberapa kasus orang bunuh diri gara-gara frustasi mendengar komentar orang lain. Seperti kasus yang dialami oleh seorang penyanyi asal Korea, Choi Jin-ri atau yang kerap disapa Sulli, Oktober lalu ditemukan bunuh diri dirumahnya. Hal tersebut diduga gara-gara komentar-komentar nyinyir dari para netizen.
Belajarlah bersikap bodo amat apapun yang orang-orang katakan tentangmu.
4. Malas untuk balas dendam dengan orang lain
Balas dendam hanya akan menimbulkan luka baru. Allah saja memaafkan kesalahan hambanya yang berbuat dosa. Kenapa kita yang hanya manusia tak saling memaafkan? Dalam Q.S Al A’raf ayat 199, Allah berfirman:
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpaling dari orang-orang bodoh”. Bilang kata maaf memang gampang tapi belajar untuk tak mengulangi kesalahan yang sama itu yang mesti dibiasakan.
5. Malas berlomba soal gaya hidup
Manusia identik dengan konsumerisme. Sam Haris seorang pakar Neurosains, menelaah bahwa manusia modern dibuat terobsesi dengan sebuah produk. Ketika sudah memiliki kemudian versi terbaru dari produk tersebut keluar, kita menjadi tidak peduli lagi dengan barang yang kita miliki dan ingin segera memiliki produk baru tersebut.
Padahal, awalnya benda itu yang sangat kita inginkan. Jika keinginan untuk membeli produk terbaru itu tak bisa dikontrol dan tak diimbangi finansial yang cukup, maka akan menimbulkan gangguan kejiwaan seperti stress dan depresi. Semakin banyak benda yang kita punya, makin mahal perawatannnya.
Hidup itu mudah, terkadang kita sendiri yang membuatnya rumit. Yang sedang-sedang saja, jangan berlebihan dan jangan sampai kekurangan. Kalau kamu masih mengikuti tuntutan gaya hidup, itu tidak akan selesai.
Kamu boleh malas, tapi malas yang positif. Dengan menerapkan lima malas yang menimbulkan dampak positif diatas hidupmu akan lebih terasa ringan tanpa beban. Coba dan buktikan! Selamat menunaikan ibadah malas-malasan.
Penulis: Rizki Nur Fadilah