Amanat.id- Fasilitas book drop di Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengalami kerusakan dan sudah tidak beroperasi selama satu tahun.
Saat book drop masih bisa beroperasi, mahasiswa yang meminjam buku dapat langsung mengembalikannya melalui mesin tersebut. Namun, kini mahasiswa harus secara manual mendatangi petugas perpustakaan untuk mengembalikan buku.
Ketika diwawancarai tentang book drop perpustakaan yang sudah lama tak berfungsi, Kepala Perpustakaan UIN Walisongo, Umar Falahul Alam mengatakan bahwa butuh pemeliharaan lanjutan agar book drop bisa beroperasi.
Ia mengatakan bahwa terdapat tiga buah mesin book drop yang mengalami kerusakan.
“Beberapa kali teknisi datang mengecek, ada tiga alat yang rusak,” ucapnya saat diwawancarai oleh tim Amanat.id, Senin (15/7/2024).
Lebih spesifik, ia menyebutkan ada tiga buah spare part yang mengalami kerusakan, yakni Flex AMH sebelah kiri, Flex AMH sebelah kanan, dan Flex AMH untuk Staff Patron Return perlu disediakan.
“Jadi, 3 alat itu yang harus disediakan,” ungkapnya.
Pasalnya, spare part yang dibutuhkan tidak diproduksi di Indonesia, melainkan harus membeli dari Jerman.
“Alat itu tidak tersedia di Indonesia, tapi diproduksi di Jerman,” katanya.
Selain itu, terdapat regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Kementerian Perindustrian menjadi hambatan untuk melakukan pembelian spare part.
“Ada regulasi itu, tapi kalau tidak diadakan tidak akan bisa berfungsi,” ucapnya.
Menurutnya, jika ingin membeli barang dari luar negeri atau non-TKDN harus melalui persetujuan dengan Kementerian Agama (Kemenag).
“Kalau memang tidak ada unsur TKDN harus meminta persetujuan dari Kemenag,” jelasnya.
Umar mengatakan, teknisi principle yang memiliki otoritas perbaikan book drop juga belum tersedia di Indonesia.
“Teknisi principle di Indonesia itu belum ada, paling dekat itu di Singapura,” tuturnya.
Ia juga menambahkan untuk mendapatkan spare part harus menunggu kembali karena produksi yang terbatas.
“Masalah spare part harus menunggu sampai barang itu diproduksi,” imbuhnya.
Umar pun menyebutkan untuk pengadaan spare part membutuhkan dana sekitar 92 juta rupiah.
“Lumayan mahal, tiga alat itu sekitar 92 juta,” ucapnya.
Kepala Bagian (Kabag) Rumah Tangga, Mahin Arnanto menegaskan belum pernah mengajukan dan akan mengarahkan belanja barang yang TKDN.
“Saya belum pernah mengajukan karena memang diarahkan untuk belanja di dalam negeri,” ucapnya saat diwawancarai oleh tim Amanat.id di kantornya, Selasa (16/7/2024).
Ia berpendapat, dibutuhkan dana sebesar 92 juta dan tetap diperlukan revisi.
“Itu baru usulan ya, perlu direvisi dulu. Perlu penambahan anggaran atau tidak,” katanya.
Terkait kerusakan spare part, Mahin mempertimbangkan ketersediaan barang di Indonesia terlebih dahulu sesuai dengan kebijakan TKDN.
“Kita mempertimbangkan ketersediaan barang di Indonesia,” ucapnya.
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM) UIN Walisongo, Muhammad Isma Hidayat menilai kerusakan book drop sebagai akses penting di perpustakaan sangat merugikan mahasiswa.
“Menurut saya sangat merepotkan karena mesin tersebut juga salah satu akses penting dalam perpustakaan,” imbuhnya, Selasa (16/7/2024).
Menurutnya UIN Walisongo tidak bisa menjadikan TKDN sebagai alasan untuk tidak memperbaiki book drop.
“Seharusnya dari pihak kampus tidak menjadikan alasan tersebut menjadi hambatan untuk memperbaiki,” ucapnya.
Reporter: Moehammad Alfarizy
Editor: Gojali