
Amanat.id- Dengan peminat yang terus meningkat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang berinovasi dengan meluncurkan Program Studi (Prodi) baru, yaitu Bisnis Digital, Senin (17/3/2025).
Dekan FEBI UIN Walisongo, Nur Fatoni menjelaskan latar belakang dibukanya Prodi Bisnis Digital, yaitu mengembangkan keilmuan dan menyerap kebutuhan minat yang tinggi.
“Dibentuknya Prodi Bisnis Digital dilatarbelakangi keinginan mengembangkan keilmuan yang mana kebutuhan pasar bisnis digital peminatnya bagus,” ujarnya.
Menurutnya perkembangan model bisnis juga menjadi latar belakang dibentuknya Prodi Bisnis Digital.
“Jika dikaitkan dengan perkembangan saat ini, bisnis telah beralih secara signifikan dari luring ke bisnis daring,” tuturnya.
Fatoni mengatakan dibukanya Prodi Bisnis Digital di UIN Walisongo untuk menerapkan orientasi yang berbeda saat berbisnis.
“Persoalan bisnis seringkali dipandang hanya berorientasi pada keuntungan. Karena UIN Walisongo memiliki visi Unity of Science maka dalam berbisnis diterapkan spritualisasi sehingga tidak adanya kecurangan atau penipuan dalam menjalankan bisnis,” jelasnya.
Ia juga memastikan Prodi Bisnis Digital sudah memiliki banyak mitra perusahaan.
“Untuk mewujudkan Prodi baru tentu saja harus punya mitra, Prodi Bisnis digital sudah bermitra dengan perusahaan telekomunikasi telkomsel, perusahaan sekuritas Phintraco, dan platform-platform lain,” paparnya.
Fatoni menuturkan Prodi Bisnis Digital telah menjalani benchmarking ke berbagai universitas.
“Kita sudah menjalani benchmarking kurikulum di UII dan Unpad, yang mana UII lebih dulu memiliki prodi tersebut dan Unpad adalah ketua asosiasinya,” katanya.
Ia mengatakan akan membuka Prodi Bisnis Digital di jalur mandiri dengan daya tampung 40 mahasiswa.
“Jalur masuk Prodi Bisnis Digital melalui jalur mandiri, bisa dengan mandiri biasa, mandiri prestasi maupun mandiri tahfiz dengan daya tampung 40 mahasiswa,” jelasnya.
Fatoni mengatakan jika mengikuti rumpun keilmuan, maka lulusannya adalah Sarjana Manajemen.
“Jika disesuaikan dengan rumpun ilmunya, maka lulusannya adalah sarjana manajemen. Tetapi seingat saya lulusannya akan sama dengan lulusan Bisnis Digital di Universitas lain, yakni Sarjana Bisnis Digital,” ujarnya.
Terkait pendaftaran, sambungnya, harus masih menunggu pembaharuan sistem.
“Rektor, WR 1, Bagian Akademik sudah setuju, hanya tinggal teknis dan eksekusinya. Kami belum berani menyebar flyer karena prodi tersebut belum ada di sistem,” jelasnya.
Mahasiswa Prodi Psikologi, Maulana Aziz Bahrudin mengatakan jika Prodi Bisnis Digital sedang diminati calon mahasiswa.
“Bisnis Digital semakin digandrungi calon mahasiswa, yang mana saat ini kita juga berada di era 4.0,” katanya saat diwawancarai tim Amanat.id, Senin (17/3).
Menurut Maulana, Prodi Bisnis Digital menjadi daya tarik calon mahasiswa baru untuk mendaftar di UIN Walisongo.
“Prodi Bisnis Digital ini berpotensi menggaet antusias calon mahasiswa baru di UIN Walisongo,” tuturnya.
Meskipun begitu, Maulana menyampaikan Prodi Bisnis Digital lebih relevan berada di Prodi Saintek.
“Sebenarnya Prodi Bisnis Digital lebih cocok di Saintek karena rumpun keilmuannya lebih kepada saintis keilmuan,” jelasnya.
Berbeda dengan Maulana, mahasiswa Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT), Ahmad Abdullah Farhan menyampaikan keresahannya atas dibentuknya Prodi baru.
“Saya turut mengapresiasi pembukaan prodi tersebut, namun alangkah baiknya lebih memprioritaskan program yang sudah diwacanakan tetapi belum terlaksana,” ucapnya.
Menurutnya pihak birokrasi belum mempersiapkan dengan matang dalam merancang suatu program.
“Birokrasi UIN Walisongo terlalu mengawang-awang dalam melaksanakan suatu program, akhirnya hanya eksistensi belaka yang diutamakan,” tuturnya.
Reporter: Azkiya S.A.