
Amanat.id– Dengan ketekunan yang tinggi mengantarkan Andika Iswara menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada wisuda ke-95 yang digelar di Gedung Prof. TGK. Ismail Ya’qub pada Sabtu, (8/2/2025).
Andika berhasil menjadi contoh nyata bagaimana ketekunan dan dedikasi bisa membawa seseorang meraih prestasi gemilang. Keberhasilan Andika dalam menyelesaikan studi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi tak lepas dari semangatnya untuk memulai skripsi sejak semester enam.
Ia mulai mencicil skripsinya saat mendapatkan mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif yang mana titik awal keseriusannya dalam meneliti.
“Dimulai sejak mendapatkan matkul metode penelitian kuantitatif, saya mulai serius di situ,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Sabtu (8/2).
Ia memutuskan untuk mengangkat topik unik dan relevan dengan fenomena media sosial, yakni “Pengaruh Content Creator terhadap Perkembangan Soto Sawah Mba Tutik,”.
Topik tersebut menggabungkan minatnya dalam dunia digital dengan dampaknya terhadap ekonomi lokal, sehingga menjadikan sebuah ide penelitian yang menarik sekaligus menantang.
“Karena prinsip saya beranilah mencoba banyak hal, meskipun itu hal yang menantang,” ujarnya.
Selama menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN), ia rela menempuh jarak yang cukup jauh dari daerah Batang menuju Semarang untuk menemui dosen pembimbingnya.
Dengan komitmen yang tinggi tersebut, Andika tetap menyempatkan waktu untuk menyelesaikan skripsi walaupun selama waktu KKN.
“Saat KKN, saya sering bolak-balik naik motor dari daerah Batang untuk bimbingan, saya juga sempatkan kerjakan skripsi disaat magang,” ujarnya.
Bagi Andika, menyelesaikan skripsi bukan sekadar menulis sebuah karya ilmiah. Menurutnya, skripsi adalah sebuah perjalanan panjang yang mengajarkan banyak hal.
“Kita tidak hanya belajar tentang materi skripsi saja, karena dalam hal itu terdapat perjuangan mengatur waktu dengan baik, menemukan ide brilian, dan mengasah kemampuan berpikir kritis,” terangnya.
Pengalaman berorganisasinya, baik internal maupun eksternal memberikan banyak pelajaran tentang asas kekeluargaan serta mengajarkan arti kepemimpinan yang baik.
“Saya belajar banyak hal tentang keorganisasian, tentang komunitas, yang mana asas kekeluargaan diterapkan dalam organisasi,” ujarnya.
Pengalaman organisasinya juga membantu Andika berkembang menjadi pribadi yang lebih matang.
“Bagaimana mahasiswa menjadi seorang yang cemerlang, yang akhirnya membuat saya melangkah lebih jauh dan tak lupa berkat do’a dan dorongan orang tua,” paparnya.
Andika berpesan kepada para mahasiswa yang masih berjuang di bangku kuliah untuk terus semangat dan tidak takut menghadapi segala rintangan.
“Tetap semangat, berani mencoba, kejar terus dan jangan sampai menyerah,” katanya.
Reporter: Zahra Amalia
Editor: Azkiya Salsa Afiana