Amanat.id—Lebih dari satu bulan pasca dimulainya 100% perkuliahan tatap muka, lahan parkir di sekitar gedung Islamic Development Bank (IsDB) Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo masih menjadi problematika. Ratusan motor tampak memenuhi bahu jalan sirkuit—sisi Utara bundaran Diamond sampai IsDB Sosial Humaniora (Soshum).
Beberapa mahasiswa tampak kesulitan mengeluarkan motor dari area parkir karena keterbatasan ruang dan kondisi jalan yang miring. Salah satunya adalah Qanita, mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
“Kalau di luar (red. bahu jalan) sih enak, tapi kalau di dalam sana (red. belakang gedung L) keluarnya susah,” keluhnya saat ditemui tim Amanat.id di parkiran belakang gedung L pada Kamis, (8/9/2022).
Qanita menuturkan, ia harus parkir di sekitar jalan sirkuit karena lebih dekat dari gedung IsDB meskipun takut terjatuh saat parkir.
“Saya takut jatuh karena jalannya miring. Tapi parkiran di sini lebih dekat (red. dari gedung IsDB),” tutur Qanita.
Qanita berharap agar pihak kampus menyediakan lahan parkir yang lebih layak.
“Penginnya tempat parkir yang lebih luas lagi, lebih enak, enggak di pinggir jalan gini,” harapnya.
Senada dengan Qanita, Reyhan Bagus mahasiswa prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang terbiasa parkir di dekat gedung IsDB Soshum juga mengeluhkan tempat parkir yang kurang nyaman.
“Kalau bisa parkirannya diatur, arus parkirnya juga, jadi enggak berantakan kayak gini. Enggak sulit untuk mengeluarkan motor juga karena di sini enggak ada satpamnya,” keluh Reyhan.
Reyhan berharap agar segera dibangun lahan parkir di dekat gedung IsDB.
“Semoga pihak kampus bisa membuatkan lahan parkir di dekat IsDB,” imbuhnya.
Problematika Lahan Parkir Imbas dari Peralihan Gedung Perkuliahan
Menanggapi hal tersebut, Komandan Satuan Pengamanan (Satpam) UIN Walisongo, Sutarman menjelaskan awal mula jalan sirkuit dijadikan sebagai lahan parkir.
“Awalnya dari gedung FITK sampai Soshum diperintahkan untuk dikosongkan dan diarahkan pindah ke bundaran Diamond. Akhirnya dipindah lagi ke sirkuit sampai ke samping kiri Soshum, dekat masjid apung. Tidak boleh sampai di belakang dan depan Soshum,” jelas Tarman.
Ia menuturkan bahwa parkiran yang penuh adalah imbas dari beralihnya tempat perkuliahan ke IsDB secara masif.
“Ini kan dampak dari perubahan tempat belajar. Terutama dari Fuhum, Saintek, mahasiswa kampus 2 yang sekarang pindah ke sini (red. gedung IsDB) semua,” ujarnya.
Tarman memaklumi keinginan para mahasiswa agar segera dibangun parkiran yang lebih layak di sekitar IsDB.
“Saya memaklumi juga kalau mahasiswa ingin parkiran seperti di samping perpus lama, karena mereka pasti tidak nyaman dengan kondisi seperti ini (berantakan). Tapi ya itu sudah di lain kewenangan saya. Ya, semoga nanti dibangunkan di dekat sini supaya mahasiswa tidak kejauhan,” imbuhnya.
Menurut Tarman, gedung parkir di samping perpustakaan lama kurang efektif karena jauh dari ruang perkuliahan.
“Samping perpus lama itu, lantai satu saja tidak penuh. Hampir penuh. Itu pun hanya mahasiswa yang ada keperluan di sekitar situ, misalnya mau ke perpustakaan,” ucapnya.
Mengingat kondisi jalan sirkuit yang miring, Tarman mengimbau agar mahasiswa berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan.
“Mahasiswa yang parkir harus hati-hati karena jalannya nanjak, miring, biar enggak jatuh. Kemarin pagi itu ada Satpam yang membetulkan motor supaya rapi. Karena ada mahasiswa yang sepertinya telat dan buru-buru parkir, motornya tidak diparkir dengan baik dan ditakutkan jatuh kena motor-motor di sampingnya. Tapi entah karena kehilangan keseimbangan atau apa, akhirnya malah Satpam itu jatuh, tangan kirinya terkilir. Tapi ya itu sudah jadi risiko pekerja di lapangan,” jelasnya.
Terakhir, Tarman berharap agar mahasiswa dapat bekerja sama dengan cara lebih tertib dan taat aturan.
“Makanya mahasiswa diharapkan bisa taat, patuh, tertib, saling bekerja sama dengan Satpam lah,” pungkasnya.
Catatan:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sirkuit berarti “jalan yang melingkar atau berbentuk lingkaran, dipakai untuk berbagai perlombaan.” Sirkuit juga dapat diartikan sebagai suatu arena yang berada di area tertutup, jauh dari aktivitas publik, selalu memiliki start dan finish pada satu titik yang sama, tidak berujung, dan disesuaikan secara khusus untuk balapan.
Jalan mulai sisi Utara bundaran Diamond sampai gedung IsDB Soshum dianggap mirip dengan sirkuit Mandalika, sehingga civitas academica jamak menyebutnya dengan “jalan sirkuit” atau “sirkuit Mandalika”.
Reporter: Rizkyana M.