• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Jumat, 26 September 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Terpaksa Nyaman di Bawah Tekanan Demi Cuan

by Rizki Nur Fadilah
4 tahun ago
in Artikel
0
Sumber: pixabay.com

Uang … uang… dan uang, kebanyakan orang mengukur uang sebagai tolok ukur kesuksesan hidup dan memenuhi harian, semua memaksakan diri berlomba-lomba mencari pekerjaan tanpa memilah milih sesuai dengan kapasitasnya.

Padahal sistem dunia kerja kini telah diatur sedemikan rupa untuk memeras maksimal tenaga, pikiran, dan waktu yang dimiliki seorang pekerja. Dengan gaji yang tak seberapa, perusahaan menuntut pekerja kelas bawah untuk bekerja lebih keras dari batas mampu yang dimiliki. Dampaknya, banyak pekerja stres gegara urusan satu ini.

Marcus mengkritik peradaban modern karena telah memperbudak eksistensi manusia. Individu-individu hanya hidup guna memenuhi perangkat produksi. Masyarakat direduksi untuk tunduk dan setuju terhadap sistem yang ada, atau dengan kata lain diperbudak sukarela.

Setiap hari seseorang harus bekerja layaknya mesin. Mereka dituntut untuk melakukan apa yang tidak dia inginkan demi memenuhi target perusahaan. Kemanusiaan dikesampingkan atas nama uang. Kesehatan diabaikan dan nyawa jadi taruhan.

Pekerjaan yang penuh tekanan mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Selain menimbulkan stres dan depresi, bekerja dalam tekanan justru mengurangi produktivitas, ia hanya memenuhi tenggat waktu yang ditentukan.

Baca juga

Raja Jawa

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

Bekerja dengan tenggat waktu yang lama justru memiliki risiko cedera yang tinggi. Analisis catatan pekerjaan di AS selama 13 tahun menemukan bahwa pekerjaan dengan jadwal lembur memiliki tingkat bahaya cedera 61% lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan tanpa lembur.

Sementara itu, hasil Wawancara Alex J Wood, dari Oxford Internet Institute menyatakan bahwa, lebih dari separuh pekerja harus bekerja dengan kecepatan sangat tinggi. 60% bekerja dengan tenggat waktu ketat dan 22% mengalami sakit fisik dampak akibat bekerja.

Jika tekanan pekerjaan beruntun dan mereka belum tahu cara mengatasi hal yang demikian, maka kemungkinan terburuk yang akan terjadi adalah kematian.

Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Applied Psychology. Selama 20 tahun mereka mengamati data sejumlah 3.148 peserta yang merupakan penduduk Wisconsin, AS. Hasilnya 211 orang pesertanya meninggal akibat tekanan kerja.

Kebiasaan bekerja di bawah tekanan sebetulnya bisa dilatih sejak dini, misalnya aktif di pelbagai organisasi ketika mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk memanage waktu, tenaga dan pikiran, antara kewajiban mereka memenuhi tugas-tugas kuliah, tugas-tugas organisasi dan tugas menjadi seorang anak.

Tak hanya menperluas relasi, berorganisasi memiliki banyak manfaat positif lainnya seperti mengasah kemampuan bertanggung jawab, melatih percaya diri, meningkatkan kemamapuan komunikasi, dan yang terpenting melatih diri untuk menghadapi tekanan.

Tak heran jika organisasi disebut sebagai suatu wadah untuk melatih soft skill mental mahasiswa. Pasalnya deadline tugas-tugas yang ada dalam organisasi menjadi tekanan tersendiri untuk dirampungkan, contoh kecil proposal kegiatan, laporan pertanggung jawaban, event, dan lain-lain yang tentunya perlu diimbangi dengan beban tugas kuliah yang menumpuk-numpuk.

Untuk itu, menjadi penting melatih mental diri minimal dimulai sejak mahasiswa agar saat memasuki dunia kerja nanti tidak mengalami stres kronis yang sampai berdampak fatal hingga menyebabkan kematian.

Oleh: Rizki

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: artikelstresuang
Previous Post

Menghilangkan Sakit Hati Akibat Penolakan

Next Post

Perempuan Yang Jatuh Cinta Pada Laut

Rizki Nur Fadilah

Related Posts

Raja Jawa, Makna Raja Jawa, Joko Widodo, Sejarah Raja Jawa, Istilah Raja Jawa
Esai

Raja Jawa

by Faisa Dian Kresna
7 September 2025
0

...

Read moreDetails
ita martadinata, pemerkosaan massal 1998, penulisan ulang sejarah indonesia, tragedi 1998, fadli zon

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

29 Juni 2025
Mencari Kebenaran, Pengetahuan Mitologi, Filosofi Esoteris, Freemasonry, Konspirasi Freemasonry

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

18 Juni 2025
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
KKN UIN Walisongo, KMDP Rejosari, Desa Rejosari, Program Koperasi, KKN

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Bantu Sensus KMDP Rejosari untuk Penyusunan Kegiatan Koperasi

28 Agustus 2025
Raja Jawa, Makna Raja Jawa, Joko Widodo, Sejarah Raja Jawa, Istilah Raja Jawa

Raja Jawa

7 September 2025
Ma'had Al Jami'ah, Ma'had UIN Walisongo, Pencurian Ma'had, Fasilitas Ma'had, UIN Walisongo

Kepala Ma’had Al Jami’ah UIN Walisongo Respon Keluhan Mahasantri, Mulai Pencurian hingga Minimnya Fasilitas

5 September 2025
teater mimbar, ikun sri kuncoro, naskah semar mencari raga, teater uin walisongo, uin walisongo

Teater Mimbar Angkat Kritik Pemerintah dalam Pentas “Semar Mencari Raga” Karya Ikun Sri Kuncoro

5 September 2025
Load More

Trending News

  • BSI Kembali Buka Dua Program Beasiswa, Simak Waktu dan Persyaratannya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nizar Ali Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Tegaskan Tidak Tahu Aliran Dana dan Jual Beli Kuota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Calon Wajah Baru SKM Amanat, Berikut Cakruma yang Berhasil Lolos Tes Tulis dan Wawancara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat! Berikut Cakruma 2025 yang Dinyatakan Lolos Seleksi Berkas dan Berhasil Lanjut Tahap Berikutnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di UIN Walisongo, Pembentukan Satgas PPKS Masih Mandek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend