• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Jumat, 11 Juli 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Banyak mahasiswa terjebak dalam kesibukan palsu demi asupan instastory

Nadia Safwa Aqila by Nadia Safwa Aqila
1 bulan ago
in Opini, Artikel
0

Baca juga

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu
Seseorang di tengah kesibukan aktivitas pejalan kaki (istockphoto.com).

Di lingkungan kampus yang dinamis, fenomena mahasiswa yang terjebak dalam rutinitas kesibukan demi membangun branding semakin meluas. Tanpa disadari, mereka menjalani kehidupan yang setengah hati, memilih mengikuti kegiatan-kegiatan yang tidak sepenuhnya mereka minati, hanya untuk terlihat sibuk dan dianggap produktif.

Banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya tahu apa yang mereka inginkan dari masa depan mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Novi dan Untung (2024), dalam Jurnal Pendidikan Dasar menyebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa masih berada pada tahap eksplorasi identitas, sehingga sering terpengaruh oleh lingkungan sosial dalam mengambil keputusan, termasuk dalam pemilihan kegiatan kampus. Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa banyak keputusan yang diambil tidak berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena tekanan sosial.

Ketika tidak ada kejelasan tentang apa yang mereka cari, mahasiswa cenderung mengikuti segala sesuatu yang terlihat baik, tanpa meresapi apakah kegiatan tersebut benar-benar memberi sesuatu yang lebih berarti atau sebaliknya. Bagi mereka, aktivitas terkadang bukan lagi soal gairah atau pengembangan diri, melainkan soal bagaimana mereka ingin dilihat oleh orang lain terutama branding di media sosial.

Minimnya pemahaman tentang diri sendiri, seringkali menyebabkan mereka terjebak dalam rutinitas yang hanya memberi dampak jangka pendek, seperti kepuasan sesaat dari mendapatkan pengakuan sosial dari orang sekitarnya dan validasi pengikut sosial medianya. Ada banyak faktor pendorong mahasiswa untuk merasa harus aktif salah satunya yaitu dari teman, keluarga bahkan lingkungan kampus yang menilai mahasiswa berdasarkan ‘seberapa sibuk’ mereka, bukan makna dari aktivitas yang mereka pilih.

Pencitraan digital

Dalam masyarakat yang sangat menilai keberhasilan lewat eksistensi sosial, banyak yang merasa terjebak dalam tekanan untuk selalu “terlihat” produktif, meskipun kegiatan yang diikuti tidak dijalankan sepenuh hati. Hal ini diperkuat dalam jurnal Damar Wibisono (2020) yang menunjukkan bahwa media sosial memainkan peran besar dalam membentuk persepsi eksistensi diri di kalangan mahasiswa.

Mereka terdorong untuk menunjukkan keaktifan sebagai bagian dari pencitraan digital semata, meskipun kenyataannya tidak selalu mencerminkan keterlibatan yang sungguh-sungguh. Pada kenyataannya, kesibukannya tidak benar-benar memberi makna, tetapi justru hanya untuk asupan instastory-nya dan berakhir mendapat pengakuan dari penonton ceritanya.

Banyak mahasiswa yang mengikuti berbagai kegiatan hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain, atau sekadar menambah daftar kesibukan tanpa benar-benar terlibat dengan penuh komitmen. Dalam banyak kasus, kegiatan yang mereka ikuti bisa jadi lebih fokus pada hasil yang tampak, seperti menambah baris di CV atau sekadar untuk dibagikan di media sosial, daripada proses yang sebenarnya memberi mereka pembelajaran atau pengalaman berharga.

Beban kelompok

Ketika seorang mahasiswa hanya ikut-ikutan dalam kegiatan tanpa memberikan kontribusi nyata, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh diri mereka sendiri, tetapi juga oleh rekan-rekan yang terlibat. Jika seseorang hanya hadir untuk menumpang nama, maka beban kerja yang sesungguhnya jatuh pada mereka yang benar-benar berusaha dengan sepenuh hati.

Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam tim, di mana beberapa orang harus menggantikan posisi mereka yang tidak serius. Tentu bisa merugikan, baik dalam dari segi waktu, tenaga, maupun moral kelompok. Sejalan dengan penelitian Sari dan Nimas Putri Fitria (2022) bahwa pendidikan menunjukkan ketidakseimbangan peran dalam organisasi mahasiswa yang menyebabkan konflik internal, burnout pada anggota yang aktif, dan penurunan efektivitas program organisasi secara keseluruhan.

Namun, di sisi lain, kita juga harus memahami bahwa ada banyak alasan mengapa seorang mahasiswa bisa terjebak dalam rutinitas semacam ini. Tekanan untuk terlihat produktif, rasa takut ketinggalan, atau bahkan ketidakpastian dalam menentukan apa yang sebenarnya mereka inginkan, hal ini sering kali membuat seseorang hanya mengikuti arus tanpa mempertimbangkan tujuan yang lebih dalam.

Jika kita hidup hanya untuk memenuhi ekspektasi sosial, kita akan kehilangan esensi dari apa yang sebenarnya ingin kita capai dalam hidup. Hanya dengan menjalani hidup dengan penuh hati dan kesadaran, kita bisa menemukan makna serta kebermanfaatan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Penulis: Nadia S. A.

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: asupan instastoryfake busyfenomena kesibukan palsukesibukan palsukesibukan palsu mahasiswa
Previous Post

UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

Next Post

UIN Walisongo Resmi Kukuhkan 749 Guru PAI Profesional PPG 2025

Nadia Safwa Aqila

Nadia Safwa Aqila

Related Posts

giant sea wall, banjir rob, penyebab banjir rob, proyek strategis nasional, solusi banjir rob
Opini

Giant Sea Wall, Solusi atau Jalan Pintas Atasi Rob?

by Redaksi SKM Amanat
7 Juli 2025
0

...

Read more
ita martadinata, pemerkosaan massal 1998, penulisan ulang sejarah indonesia, tragedi 1998, fadli zon

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

29 Juni 2025
Mencari Kebenaran, Pengetahuan Mitologi, Filosofi Esoteris, Freemasonry, Konspirasi Freemasonry

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

18 Juni 2025
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
burnout, gejala burnout, dampak psikologi burnout, dampak burnout mahasiswa, gejala gangguan mental

Ketika Sibuk Dianggap Prestasi, Burnout Dinormalisasi

23 Mei 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Kasus Pembunuhan, Kasus Iwan Budi, Pembunuhan Anggota PNS, Iwan Budi, AJI Semarang

Hampir Genap Tiga Tahun, Kasus Pembunuhan Anggota PNS Iwan Budi Belum Ada Titik Terang

3 Juli 2025
Parkir mahasiswa, Penertiban parkir UIN Walisongo, Proyek cut and fill, Pembangunan gedung profesi UIN Walisongo, UIN Walisongo, Lahan parkir 

Belum Tampak Pembangunan, Kabag RT Pastikan Proyek Gedung Profesi Terpadu UIN Walisongo Tetap Berlanjut

18 Juni 2025
SEMA UIN Walisongo, Ketua SEMA UIN Walisongo, Safrizal, UIN Walisongo, Kenaikan UKT

Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

7 Juli 2025
Prodi Baru UIN Walisongo, Prodi UIN Walisongo, UIN Walisongo, Prodi Baru, Pembukaan Prodi Baru

Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

21 Juni 2025
Load More

Trending News

  • PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

    Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend